NP: SETIAP BAHASA JEPANG YG DI PAKAI DI SINI PASTI ADA
ARTINYA…DENGAN KETERANGAN HURUF DAN KETERANGAN ARTI DI AKHIR KALIMAT DENGAN
MENGGUNAKAN HURUF BERUKURAN KECIL DI BAGIAN ATAS… #MENGERTIKAN ??? maaf kalo bahasanya salah
My story of
Crazy LOVE
‘boy, I LOVE YOU’
Pancaran sinar mentari menyembul terang
di pelupuk mata, membuatku dapat melihat senyumannya yg telah terukir dengan
sedikit garis lengkung di kedua matanya yg menyipit secara reflex. Hmmm !
sumpah mati, dia sangat manis jika seperti ini. aku saja dibuat cengo untuk yg
kesekian kalinya. Coba saja aku mengenalnya, mungkin sekarang aku sudah
mencubitnya karna gemas. Hahaha ! sudahlah,,,
Hay ! sudah berapa jam aku memandangi
laki-laki tersebut dari balik pintu ini, ckck ! mungkin sudah 1 jam dan ini
saatnya aku pergi sebelum para suster melihat salah satu pasiennya mengintip
pasien lain. hahaha ! itu sama sekali tidak lucu kan…
Oh ya ! kenalkan namaku sivia, cukup
panggil via saja. Sekarang aku telah tercatat sebagai pasien tetap di salah
satu rumah sakit ternama di Hokkaido, jepang. Aku mengalami gagal ginjal, sebenarnya
penyakit ini sudah ku derita semenjak aku tinggal di Indonesia dulu. Tapi baru
sekarang aja nie penyakit makin parah, sampai bikin aku nginep di rumah sakit
selama 2 minggu.
‘cklekkk’
Pintu kamarku terbuka lebar dan membuatku
menghentikan hayalan gilaku,, “sivia,,,” kata seorang wanita berpakaian putih
dan berdiri di ambang pintu. Aku menatapnya dengan alis yg bertautan “ya ane1”
(1.kakak perempuan)
“mari kita mulai.”
“mari kita mulai.”
“hah ! nani3 ?” (3.apa ?)
“jangan kaget seperti itu sivia, maksudku mari kita mulai makan siang .” Kata suster itu, akupun meringis setelah
mengetahui maksudnya.
“hmmm !” aku hanya mendehem, padahal
aslinya aku malas makan.
“ya sudah ! kita makannya di kamar
sebelah saja karna pasien di sana tidak ada yg menjaga dan aku yakin kamu pasti
bosan karna tidak punya teman. Bagaimana sivia ? apa kamu mau ?.” jelas suster
tersebut. aku terbelalak mendengarnya.
bukankah kamar sebelah adalah kamar
laki-laki itu, ckckck ! berarti aku bisa berkenalan dengannya. Wah ! ini
kesempatan yang baik untuk mengenalnya. “apa boleh seperti itu ane ?” kataku
untuk memastikan apa yg ku dengar barusan.
“mengapa tidak ?.” balas suster tersebuut, aku langsung melepas inpusku dan
berllari menuju kamar sebelah.
“sivia, tunggu aku, jangan berlari
seperti itu.” Teriak suster tadi memperingatkankku, namun apa peduliku ? biar
saja, toh aku tidak apa. Inikan dampak dari rasa senangku yang terlalu
berlebihan.
Aku menghentikan langkahku Setelah sampai
di depan kamar laki-laki tersebut, tempat yang biasa aku pijak bila melihat
laki-laki itu secara diam-diam, “aku malu ane.”
“hahaha…
masuk saja, kenapa mesti malu ?.” suster tadi mengapit lenganku dan
meggeretku untuk segera masuk ke dalam.
‘ckleeeek’
“hayyy ! bagaimna keadaanmu.” Ramah
suster yang datang bersamaku.
“always fine.” Jawab laki-laki itu sambil
mengalihkan pandangannya ke arahku dan menautkan kedua alisnya bertanda
bingung.
“kenalkan dulu, ini temanmu dari kamar
sebelah.” Suster itu menggerakkan tanganku untuk menyodorkannya ke laki-laki
itu. “ane” liriihku, aku tersenyum malu sambil menyenggol lengan suster
tersebut.
“sudahlah, cepat kalian berkenalan.” Aku mengangguk
dan menyebutkan nama ku.
“eh’iya ! watashi5 azizah
sivia.” (5.saya (modern))
“boku6 sindunata Alvin.” (6.saya
(bahasa gaul, biasa digunakan laki-laki))
Oh ternyata namanya alvin, aku menjabat
tangannya dan tersenyum semanis mungkin. Biar dia tterpesona, namun dia hanya
menunjukkan tampang datar. Sepertinya tidak biasanya laki-laki ini tidak
tersenyum. “youkoso7 alvin.” (7. selamat datang, senang bertemu
denganmu.)
“hmmm !” dehem alvin cuek dan segera
beranjak ketempat tidunya.
Idihhh, aku tidak tau dia secuek ini.
Padahal kalau aku melihatnya dari balik pintu kaca Alvin tidak pernah seperti
ini, apalagi bersikap cuek, bukankah alvin yg selama ini aku pandang selalu
tersenyum, tapin sekarang dia beda sekali ! “sivia, alvin memang seperti itu. Jangan
di masukkan ke hati. Di baik kok, ayooo makan siank.”
Aku mengangguk dan mencoba melupakkan
kekesalan ku kepada si alvin. kami berdua makan siang bersama, tentu saja
dengan pengawasan suster. “selesai.” Katanya pelan,sambil meletak kan
mangkoknya di atas meja dan di susul denganku.
“wahhh ! sudah selesai ya. Baiklah, ane
ambilkan obat kalian dulu ya ! jangan kabur, terutama kamu alvin.” Kata suster
sambil berjalan keluar kamar. Setelah itu terdengar suara cibiran alvin yg
mengatakan. “gak janji ye sust.” Dengan bahasa Indonesia, medok betawi.
“ehhh ! kamu bisa bahasa Indonesia juga
ya. Kamua asli Indonesia to.” Tanyaku kaget, alvin hanya mengangguk dan
bergeming kearah kamar mandi, entah untuk apa. Semenit kemudian alvin keluar
lengkap dengan baju hangat yg super duper tebal.
“eh ! mau kemana vin.” Tanyaku sambil
menghentikan langkahnya yg akan segera keluar dari ruangan.
“mau main di luar, dari pada susternya
dateng dan nyuruh aku minum obat. Hueeeh ! gak deh”aku tekekeh geli mendengar
perkataannya yg terdengar amburadur dengan gaya bahasa yg acak-acakkan.
“aku ikuuuut. Mau dong kabur bareng orang
sipiiiit. Hehe ! boleh ye vin.” Kataku sambil masang muka melas di depan alvin.
_+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++_
“ichi, ni, san, shi, go, roku…” sekarang aku dan alvin mulai berhitung cepat
dengan bahasa jepang, dia mengajakku bermain di salah satu taman di Hokkaido.
Ternyata kata suster tadi benar, alvin memang baik dan menyenangkan. Bayangkan
saja setelah beberapa jam beradaptasi denganku, alvin menjadi orang yg mengasyikan.
Bahkan dari tadi dia mengajakku tertawa selepas mungkin.
“ichi, ni, san, chisss…” kata kami kompak
dalam menghitung bahasa jepang dan,,, ‘ctreeet’
blits kamera menyala dan diiringi dengan suaranya. Aku dan alvin mulai berfoto
ria dan mengabadikan beberapa fose yg terlihat lucu yg diiringi dengan tawa.
Menyenangkan sekali ! aku ingin menghentikkan waktu saat ini juga, nggak rela
kalau yg indah terlewati…
“hahaha ! kamu lucu.” Kataku sambil
mencubit lenganya karna gemas sekali. “eh ! udah sore ini vin, ayo balik ke
rumah sakit. Nanti kita di marah loh.”
“yahhh ! cepet banget sih, masih pengen
main aku.” Katanya manja, aku tersenyum simpul dan langsung menarik tangannya
untu segera balik ke rumah sakit, nanti bisa-bisa kami di kira hilang lagi,
wkwkwk…
“besok kan masih ada waktu buat main.” Kataku
menenangkannya.
Kamipun segera balik ke rumah sakit,
tidak terasa sepanjang jalan tternyata aku dan alvin saling bergenggaman
tangan, aku menoleh ke arahnya dan secara bersamaan dia juga menoleh ke arahku
sambil tersenyum manis. Kami pun mempererat genggaman tersebut seakan-akan kami
tidak mau terpisah.
Akhirnya kami sudah sampai di depan kamar
alvin. “hhh…hhh…hhh…” deru nafas alvin terdengar jelas meski jarak kami lumayan
jauh. Aku melihat ke arahnya, dia sedang mengatur nafasnya dan segera masuk ke
dalam kamar rawatnya, aku sedikit bingung melihat ekspresinya tadi. Bukan !
ekspresi tadi bukan lagi ekspresi lucu yg sering membuatku gemas, tapi ekspresi
yg tadi terlihat seperti orang yang…. Arghhh ! shit sudahlah, aku tidak bisa
jelaskan eksperinya yg tadi. Jadi ku putuskan untuk segera balik ke kamar
rawatku dan mencoba untuk melupakkan bayang-bayang alvin.
****esokknya****
Aku sedang asyik membaca buku, ntah sudah
berapa banyak aku ketinggalan pelajan SMA ku yang di Jakarta. Hmmm ! aku ingin
sekolah lagi. Kapan aku bisa balik ke Jakarta dan bertemu dengan
sahabat-sahabatku. Arghhh ! Serasa bosan, aku pun memutuskan untuk menyudahi
aktifitas membaca buku dan berencana untuk menemuinya. Ku pacukkan langkah kaki
ku kekamar rawat alvin, aku ingin mengajaknya bermain lagi. Semoga dia mood
untuk menemaniku harii ini.
“alvin” panggilku sambil membuka pintu
kamar rawat alvin. Namun tidak ada sautan, sampai akhirnya aku menyadari ruang
rawat alvin sekarang sudah kosong, tidak ada papun di kamarnya kecuali sebuah
foto berfram berukuran sedang yg masih terpajang di atas meja.
“sivia,,,” aku menoleh dan mendapatkan
seorang suster tengah berdiri di ambang
pintu. “alvin sudah keluar dari rumah sakit ini.” Sambungnya, aku terbelalak
–tidak percaya-.
“maksud suster ?.”
“tadi pagi alvin sudah keluar dari rumah
sakit ini, dia sudah tidak terdaftar sebagai pasien lagi disini, kata
keluarganya semua pengobatan alvin akan di pindahkan.” Kata suster tersebut
menjelaskan semuanya.
“jangan bercanda sust.”
“tidak sivia, aku tidak bercanda.” Ucap
suster tersebut, aku tidak menemukan raut bercanda dari wajahnya, hanya
keseriusan yg terlihat di sana.
“huaaaahikshikshiks, alvin jahat. Aku
benci alviiin.” Isakku sambil mengambil fram foto yg masih tersisa di kamar
rawatnya, fram tersebut berisi foto kami yg kemarin sempat diabadikan, di taman
Hokkaido.
“sudahlah via, alvin tidak brmaksud
meninggalkanmu. Kemarin….” Suster tersebut menceritakan semuanya dari awal,
namun apa peduliku, ku katan saja pada suster tersebut kalau “AKU TIDAK
PEDULI”. Aku pun berlari meninggalkan kamar alvin, masih dengan memeluk fram
foto yg masih tersisa bagaikan kenangan.
‘BRUUUK’ aku menutup kasar pintu kamarku
dan mulai merosotkan tubuhku yg tersandar di balik pintu. Tangisku semakin
kencang tak tertahankan. sekarang aku tidak peduli dimanapun tempatku menangis,
ntah di rumah sakitkah, yang penting aku merasa kecewa dengan alvin. Di dalam otakku
sekarang, siapa lagi yang akan aku lihat secara diam-diam kalau tidak ada
alvin, atau siapa lagi yang akan mengobati rasa kangen ku atas senyuman
manisnya kalau bukan alvin juga, dan siapa lagi yang akan menemaniku serta
mengajakku kabur sesaat dari rumah sakit kalau bukan alvin. Walaupun aku
mengenal namanya hanya dalam waktu 1 hari, tapi aku tidak akan rela kalau alvin
meninggalkan ku begitu saja. ALVIN AKU AKAN MERINDUKANMU, TAPI AKU MEMBENCIMU…
huh !
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
Hari terakhirku di rumah sakit setelah
menjalani oprasi ginjal dan hari ini juga adalah hari terakhirku di jepang,
karna beberapa menit lagi pesawat yang akan ku tumpangi akan segera membawaku
pulang ke Indonesia. Huh ! mengapa sesulit ini meninggalkan jepang, aku masih
mengingat-ngingat beberapa moment yg indah bersama alvin, di jepang.
“ayo sivia, pesawat kita akan segera
berangkat.” Kata mama sambil menjamah pundakku, aku hanya mengangguk dan segera
berbalik dan masuk ke dalam. ‘SELAMAT TINGGAL JEPANG, I’LL ALWAYS MISS YOU.’
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
“huaaaaam.”
Sembulan cahaya mentari menyadarkanku
dari dunia mimpi semalam. Aku baru ingat kalau hari ini aku akan memulai
sekolah ku lagi, hmmmm ! aku merindukan teman-teman SMA ku. Apalagi shilla,
ify, agni, cakka, rio, dan iel. Friends ! I coming, now. Hehe !
37 menit, aku sudah menapakkan kaki ku di
koridor sekolah yg akan menuntunku ke
kelas kesayanganku. Hehe ! gak sabar nih ketemu sama mereka semua.
“morning all !” sapaku kepada semua
penghuni kelas sambil mamerkan senyuman termanisku, tapi semua malah menatapku
cengo, dan…
1 menit….
3 menit…
7 menit…
“huaaaaa… siviaaaa ! miss you…”
“siviaaa, akhirnya masuk juga kamu.”
“ohhh ! god, this not dream. What it is
sivia ?”
Mereka semua berhamburan dan langsung
memelukku ramai-ramai, tidak peduli cewek ataupun cowok yang penting kami bisa
saling melepas rindu. “hahaha ! apa kabar nih kalaian semua ?” tanyaku sambil
merenggangkan pelukan mereka.
“always fine for you. Hahaha!” kompak
mereka sambil tertawa ringan, aku merindukan suasana ini. Mereka sudah seperti
saudaraku, kami selalu bisa menghadirkan tawwa untuk sesuatu yang kurang
menyenangkan.
‘tettetteeeeeeet’ bel masuk berbunyi
nyaring di setiap peenjuru sekolah, kamipun kembali ke bangku masing-masing.
Beberapa menit kemudian terdengar pengumuman dari pengeras suara (speker),,,
‘untuk
semua siswa dan siswi, hari ini kalian pulang lebih awal karna semua guru akan
mengadakan rapat. Terima kasih…’ penguman
tersebut mendapat respon yang menyenangkan dari semua murid, bagai mana tidak
cuy ? hari ini kita tidak belajar dan itu artinya kita bebas daari
penjara-penjara otak.
“YEYYY ! KITA PULANG… HAHAHA !” semua
berteriak kegirangan sambil meloncat-loncat yg diiringi tawa. Asyiik sekali !!!
aku juga melakukan hal yang sama seperti mereka.
“eh ! ka, yo, iel, fy, agni, jadi kagak
nih kita pergi ?.” tanya shilla saat semua tawa mulai menyurut.
“hmmm ! iye, jadilah. Lagian kita kan
udah di pilih buat ngewakilin anak-anak yang lain.” kata cakka sambil
membereskan buku-bukunya yg sempat berserakan.
“loh kalian emangnya mau kemana ?”
tanyaku kebingungan, dari pada penasaran ! ya udah deh mending nanya langsung.
“eh ! iya sivia, kita mau ngejenguk murid
baru. Kamu mau ikut gk ?.”
“oh’hehe ! kirainn apaan. Iya deh aku
ikut. Emang ada murid baru di sini ?”
“iye ada, dia baru masuk seminggu yang
lalu. yodahhh ! yuk berangkat, mumpung masih pagi.” Ajak iel sambil keluar kelas
dan diikuti oleh yang lain.
((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((^0^)))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))
Kami memacu langkah ringan memasuki rumah
sakit setelah beberapa menit lalu kami memarkirkan kendaraan yg kami gunakan.
Mataku berkaca-kaca menatap setiap sudut rumah sakit ini, kalian tau ? sekarang
yg memutar di benakku adalah kenangan saat aku di jepang, saat aku mengintip
senyumannya dari balik pintu yg mempunyai kaca kecil. Arghhh ! sudahlah,
sebelum air hangat itu terjatuh jadi kuputuskan untuk mencoba kembali
memfokuskan langkah ku bersama yg lain.
“permisi…” koor kami semua sambil membuka
pintu kamar rawat. Seorang wanita paruh baya menyambut kami dengan ramahnya.
“ehhh ! ada tamu toh, silahkan masuk.”
“iya tante, kami datang untuk menjenguk.”
Sopan agni sambil menyerahkan sepaket buah-buahan.
“terimakasih ya, maaf jadi merepotkan.
Silahkan, alvin lagi istirahat.” Kata wanita paruh baya tersebut, aku
teperanjat kaget. Apakah akku tidak salah dengar ? tadi-tadi wanita tersebut
menyebut nama ‘alvin’. Apa dia alvinku, alvin yg ku kenal di jepang. Semoga
saja….
Aku berjalan pelan mendekati ranjang
murid baru tersebut, semua memperhatikanku dengan raut bingung. Mungkin
sekarang aku sudah di anggap lancang karna mendekat tanpa izin. Setelah
memperhatikan lebih jelas wajahnya, aku langsung membekap mulutku dan mencoba
menahan tangisku yang sudah siap-siap meledak.
“al…alvin” lirihku dan berhasil membuat
matanya mengrjap-ngrjap bertanda dia akan mulai sadar.
“sivia…” kata alvin terdengar parau,
sangat parau. Aku mundur berapa langkah dan mulai berbalik untuk pergi dari
sana. Aku tidak peduli dengan tatapan sahabat-sahabatku yg menyiratkan
kebingungan, yg terpenting sekarang aku mau segera pergi dari hadapan alvin.
Kalian tau aku merindukannya, tapi aku juga membencinya. TOLONG AKU.
================666666666666666=================
Aku berlari sambil menangis sesenggukan
di lorong-lorong rumah sakit, tak terasa seseorang menarik tanganku hingga
langkahku tercekat. Aku berbalik dan mendongakkan wajahku hingga ku lihat
senyuman yang sangat ku rindukkan itu. “aalviiin” lirihku.
Dia memelukku sangat erat hingga hembusan
nafasnya terasa menyentuh tengkukku, aroma tubuhnya tercium khas di hidungku,
sesaat setelah itu dia berujar lirih tepat di telingaku “siviia, aku
merindukkanmu.”
Masih dalam pelukkannya, dengan ragu-ragu
aku membalas pelukkannya. Jujur saja rasa benciku tak mampu mengalahkan rasa
istimewa itu. Bak menghilang di telan waktu, semua yg terasa canggung kini
mulai terasa menyenangkan. Aku merenggangkan pelukkanku dan memegang kedua
pipinya seraya menghapus air mata hangat yg membuat aliran sungai kecil, sama
sepertiku dia juga memegang kedua pipiku dan menghapus air mataku juga.
“kau cengeng…” aku meledeknya, tapi dia
tidak menggubris hal itu sedikitpun. Malah dia kembali memelukku.
“sivia,,, aku mencintaimu.”
“aku juga vin… aku sangat mencintaimu.”
“tapi apa kamu mau menjadi seorang
kekasih dari laki-laki sepertiku ?” paraunya, aku mengangguk dalam pelukkannya
dan mengatakan dengan pasti kalau “aku mau, aku akan menerima kamu apa adanya.”
“terimakasih vi…” dia semakin mengeratkan
pelukkannya “tolong kuatkan aku vi, bantu aku untuk bertahan, jadilah nyawa
hidupku, dan jadilah detak jantungku.”
Pintanya, lagi-lagi aku mengangguk.
“aku… berjanji… aku akan selalu ada untuk
menguatkanmu, aku akan berusaha menjadi nyawamu dan detak jantungmu, bahkan aku
juga akan menjadi kebahagiaanmu vin.” Kataku sambil tersenyum hangat kepadanya,
mencoba untuk saling menguatkan satu sama lain, dan mencoba untuk saling
menautkan rasa yg akan menjadi sumber kekuatan satu sama lain jua….
CINTA…
Taukah
kalian cinta hadir untuk salling melengkapi… Bahkan untuk menyadarkan kesalahan
menjadi kebenaran… CINTA bukan hanya sekedar rasa… CINTA juga ada karna CINTA
adalah sumber kekuatan hidup…
CINTA
hadir dengan takdir… Takdir untuk saling memiliki atau hanya sekedar saling
merasakkan… Tardir untuk merubah yang biasa jadi lebih luar biasa….
Kala cinta
telah menyatu… Rasa akan menjadi terbiasa… Dia yg terpilih akan menjadi
kekuatan… Bahkan akan menjadi setiap jawa dan detak kehidupan…
This is
miracle of LOVE….
DON’T STOP
BELIEV OF LOVE…. ^^
@@@@@@@@@@@@@@@@
b_e_r_s_a_m_b_u_n_g _or_ T_H_E_ E_N_D @@@@@@@@@@@@@@@
Tidak ada komentar:
Posting Komentar