Minggu, 10 Juni 2012

My Story of Crazy Love #1



NP: SETIAP BAHASA JEPANG YG DI PAKAI DI SINI PASTI ADA ARTINYA…DENGAN KETERANGAN HURUF DAN KETERANGAN ARTI DI AKHIR KALIMAT DENGAN MENGGUNAKAN HURUF BERUKURAN KECIL DI BAGIAN ATAS… #MENGERTIKAN ??? maaf kalo bahasanya salah


My story of Crazy LOVE



‘boy, I LOVE YOU’

Pancaran sinar mentari menyembul terang di pelupuk mata, membuatku dapat melihat senyumannya yg telah terukir dengan sedikit garis lengkung di kedua matanya yg menyipit secara reflex. Hmmm ! sumpah mati, dia sangat manis jika seperti ini. aku saja dibuat cengo untuk yg kesekian kalinya. Coba saja aku mengenalnya, mungkin sekarang aku sudah mencubitnya karna gemas. Hahaha ! sudahlah,,,

Hay ! sudah berapa jam aku memandangi laki-laki tersebut dari balik pintu ini, ckck ! mungkin sudah 1 jam dan ini saatnya aku pergi sebelum para suster melihat salah satu pasiennya mengintip pasien lain. hahaha ! itu sama sekali tidak lucu kan…

Oh ya ! kenalkan namaku sivia, cukup panggil via saja. Sekarang aku telah tercatat sebagai pasien tetap di salah satu rumah sakit ternama di Hokkaido, jepang. Aku mengalami gagal ginjal, sebenarnya penyakit ini sudah ku derita semenjak aku tinggal di Indonesia dulu. Tapi baru sekarang aja nie penyakit makin parah, sampai bikin aku nginep di rumah sakit selama 2 minggu.

‘cklekkk’
Pintu kamarku terbuka lebar dan membuatku menghentikan hayalan gilaku,, “sivia,,,” kata seorang wanita berpakaian putih dan berdiri di ambang pintu. Aku menatapnya dengan alis yg bertautan “ya ane1 (1.kakak perempuan)

 “mari kita mulai.
” 
“hah ! nani3 ?” (3.apa ?)
“jangan kaget seperti itu sivia, maksudku mari kita mulai makan siang .” Kata suster itu, akupun meringis setelah mengetahui maksudnya. 
“hmmm !” aku hanya mendehem, padahal aslinya aku malas makan.
“ya sudah ! kita makannya di kamar sebelah saja karna pasien di sana tidak ada yg menjaga dan aku yakin kamu pasti bosan karna tidak punya teman. Bagaimana sivia ? apa kamu mau ?.” jelas suster tersebut. aku terbelalak mendengarnya.

bukankah kamar sebelah adalah kamar laki-laki itu, ckckck ! berarti aku bisa berkenalan dengannya. Wah ! ini kesempatan yang baik untuk mengenalnya. “apa boleh seperti itu ane ?” kataku untuk memastikan apa yg ku dengar barusan.
“mengapa tidak ?.” balas suster  tersebuut, aku langsung melepas inpusku dan berllari menuju kamar sebelah.
“sivia, tunggu aku, jangan berlari seperti itu.” Teriak suster tadi memperingatkankku, namun apa peduliku ? biar saja, toh aku tidak apa. Inikan dampak dari rasa senangku yang terlalu berlebihan.

Aku menghentikan langkahku Setelah sampai di depan kamar laki-laki tersebut, tempat yang biasa aku pijak bila melihat laki-laki itu secara diam-diam, “aku malu ane.”
“hahaha…  masuk saja, kenapa mesti malu ?.” suster tadi mengapit lenganku dan meggeretku untuk segera masuk ke dalam.

‘ckleeeek’
“hayyy ! bagaimna keadaanmu.” Ramah suster yang datang bersamaku.
“always fine.” Jawab laki-laki itu sambil mengalihkan pandangannya ke arahku dan menautkan kedua alisnya bertanda bingung.
“kenalkan dulu, ini temanmu dari kamar sebelah.” Suster itu menggerakkan tanganku untuk menyodorkannya ke laki-laki itu. “ane” liriihku, aku tersenyum malu sambil menyenggol lengan suster tersebut.
“sudahlah, cepat kalian berkenalan.” Aku mengangguk dan menyebutkan nama ku.
“eh’iya ! watashi5 azizah sivia.” (5.saya (modern))
“boku6 sindunata Alvin.” (6.saya (bahasa gaul, biasa digunakan laki-laki))

Oh ternyata namanya alvin, aku menjabat tangannya dan tersenyum semanis mungkin. Biar dia tterpesona, namun dia hanya menunjukkan tampang datar. Sepertinya tidak biasanya laki-laki ini tidak tersenyum. “youkoso7 alvin.” (7. selamat datang, senang bertemu denganmu.)
“hmmm !” dehem alvin cuek dan segera beranjak ketempat tidunya.

Idihhh, aku tidak tau dia secuek ini. Padahal kalau aku melihatnya dari balik pintu kaca Alvin tidak pernah seperti ini, apalagi bersikap cuek, bukankah alvin yg selama ini aku pandang selalu tersenyum, tapin sekarang dia beda sekali ! “sivia, alvin memang seperti itu. Jangan di masukkan ke hati. Di baik kok, ayooo makan siank.”

Aku mengangguk dan mencoba melupakkan kekesalan ku kepada si alvin. kami berdua makan siang bersama, tentu saja dengan pengawasan suster. “selesai.” Katanya pelan,sambil meletak kan mangkoknya di atas meja dan di susul denganku.
“wahhh ! sudah selesai ya. Baiklah, ane ambilkan obat kalian dulu ya ! jangan kabur, terutama kamu alvin.” Kata suster sambil berjalan keluar kamar. Setelah itu terdengar suara cibiran alvin yg mengatakan. “gak janji ye sust.” Dengan bahasa Indonesia, medok betawi.
“ehhh ! kamu bisa bahasa Indonesia juga ya. Kamua asli Indonesia to.” Tanyaku kaget, alvin hanya mengangguk dan bergeming kearah kamar mandi, entah untuk apa. Semenit kemudian alvin keluar lengkap dengan baju hangat yg super duper tebal.
“eh ! mau kemana vin.” Tanyaku sambil menghentikan langkahnya yg akan segera keluar dari ruangan.
“mau main di luar, dari pada susternya dateng dan nyuruh aku minum obat. Hueeeh ! gak deh”aku tekekeh geli mendengar perkataannya yg terdengar amburadur dengan gaya bahasa yg acak-acakkan.
“aku ikuuuut. Mau dong kabur bareng orang sipiiiit. Hehe ! boleh ye vin.” Kataku sambil masang muka melas di depan alvin.

_+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++_

“ichi, ni, san, shi, go, roku…”  sekarang aku dan alvin mulai berhitung cepat dengan bahasa jepang, dia mengajakku bermain di salah satu taman di Hokkaido. Ternyata kata suster tadi benar, alvin memang baik dan menyenangkan. Bayangkan saja setelah beberapa jam beradaptasi denganku, alvin menjadi orang yg mengasyikan. Bahkan dari tadi dia mengajakku tertawa selepas mungkin.

“ichi, ni, san, chisss…” kata kami kompak dalam menghitung bahasa jepang dan,,,  ‘ctreeet’ blits kamera menyala dan diiringi dengan suaranya. Aku dan alvin mulai berfoto ria dan mengabadikan beberapa fose yg terlihat lucu yg diiringi dengan tawa. Menyenangkan sekali ! aku ingin menghentikkan waktu saat ini juga, nggak rela kalau yg indah terlewati…

“hahaha ! kamu lucu.” Kataku sambil mencubit lenganya karna gemas sekali. “eh ! udah sore ini vin, ayo balik ke rumah sakit. Nanti kita di marah loh.”
“yahhh ! cepet banget sih, masih pengen main aku.” Katanya manja, aku tersenyum simpul dan langsung menarik tangannya untu segera balik ke rumah sakit, nanti bisa-bisa kami di kira hilang lagi, wkwkwk…
“besok kan masih ada waktu buat main.” Kataku menenangkannya.

Kamipun segera balik ke rumah sakit, tidak terasa sepanjang jalan tternyata aku dan alvin saling bergenggaman tangan, aku menoleh ke arahnya dan secara bersamaan dia juga menoleh ke arahku sambil tersenyum manis. Kami pun mempererat genggaman tersebut seakan-akan kami tidak mau terpisah.

Akhirnya kami sudah sampai di depan kamar alvin. “hhh…hhh…hhh…” deru nafas alvin terdengar jelas meski jarak kami lumayan jauh. Aku melihat ke arahnya, dia sedang mengatur nafasnya dan segera masuk ke dalam kamar rawatnya, aku sedikit bingung melihat ekspresinya tadi. Bukan ! ekspresi tadi bukan lagi ekspresi lucu yg sering membuatku gemas, tapi ekspresi yg tadi terlihat seperti orang yang…. Arghhh ! shit sudahlah, aku tidak bisa jelaskan eksperinya yg tadi. Jadi ku putuskan untuk segera balik ke kamar rawatku dan mencoba untuk melupakkan bayang-bayang alvin.


****esokknya****

Aku sedang asyik membaca buku, ntah sudah berapa banyak aku ketinggalan pelajan SMA ku yang di Jakarta. Hmmm ! aku ingin sekolah lagi. Kapan aku bisa balik ke Jakarta dan bertemu dengan sahabat-sahabatku. Arghhh ! Serasa bosan, aku pun memutuskan untuk menyudahi aktifitas membaca buku dan berencana untuk menemuinya. Ku pacukkan langkah kaki ku kekamar rawat alvin, aku ingin mengajaknya bermain lagi. Semoga dia mood untuk menemaniku harii ini.

“alvin” panggilku sambil membuka pintu kamar rawat alvin. Namun tidak ada sautan, sampai akhirnya aku menyadari ruang rawat alvin sekarang sudah kosong, tidak ada papun di kamarnya kecuali sebuah foto berfram berukuran sedang yg masih terpajang di atas meja.
“sivia,,,” aku menoleh dan mendapatkan seorang suster  tengah berdiri di ambang pintu. “alvin sudah keluar dari rumah sakit ini.” Sambungnya, aku terbelalak –tidak percaya-.
“maksud suster ?.”
“tadi pagi alvin sudah keluar dari rumah sakit ini, dia sudah tidak terdaftar sebagai pasien lagi disini, kata keluarganya semua pengobatan alvin akan di pindahkan.” Kata suster tersebut menjelaskan semuanya.
“jangan bercanda sust.”
“tidak sivia, aku tidak bercanda.” Ucap suster tersebut, aku tidak menemukan raut bercanda dari wajahnya, hanya keseriusan yg terlihat di sana.
“huaaaahikshikshiks, alvin jahat. Aku benci alviiin.” Isakku sambil mengambil fram foto yg masih tersisa di kamar rawatnya, fram tersebut berisi foto kami yg kemarin sempat diabadikan, di taman Hokkaido.
“sudahlah via, alvin tidak brmaksud meninggalkanmu. Kemarin….” Suster tersebut menceritakan semuanya dari awal, namun apa peduliku, ku katan saja pada suster tersebut kalau “AKU TIDAK PEDULI”. Aku pun berlari meninggalkan kamar alvin, masih dengan memeluk fram foto yg masih tersisa bagaikan kenangan.

‘BRUUUK’ aku menutup kasar pintu kamarku dan mulai merosotkan tubuhku yg tersandar di balik pintu. Tangisku semakin kencang tak tertahankan. sekarang aku tidak peduli dimanapun tempatku menangis, ntah di rumah sakitkah, yang penting aku merasa kecewa dengan alvin. Di dalam otakku sekarang, siapa lagi yang akan aku lihat secara diam-diam kalau tidak ada alvin, atau siapa lagi yang akan mengobati rasa kangen ku atas senyuman manisnya kalau bukan alvin juga, dan siapa lagi yang akan menemaniku serta mengajakku kabur sesaat dari rumah sakit kalau bukan alvin. Walaupun aku mengenal namanya hanya dalam waktu 1 hari, tapi aku tidak akan rela kalau alvin meninggalkan ku begitu saja. ALVIN AKU AKAN MERINDUKANMU, TAPI AKU MEMBENCIMU… huh !



^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^

Hari terakhirku di rumah sakit setelah menjalani oprasi ginjal dan hari ini juga adalah hari terakhirku di jepang, karna beberapa menit lagi pesawat yang akan ku tumpangi akan segera membawaku pulang ke Indonesia. Huh ! mengapa sesulit ini meninggalkan jepang, aku masih mengingat-ngingat beberapa moment yg indah bersama alvin, di jepang.
“ayo sivia, pesawat kita akan segera berangkat.” Kata mama sambil menjamah pundakku, aku hanya mengangguk dan segera berbalik dan masuk ke dalam. ‘SELAMAT TINGGAL JEPANG, I’LL ALWAYS MISS YOU.’

^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^

“huaaaaam.”
Sembulan cahaya mentari menyadarkanku dari dunia mimpi semalam. Aku baru ingat kalau hari ini aku akan memulai sekolah ku lagi, hmmmm ! aku merindukan teman-teman SMA ku. Apalagi shilla, ify, agni, cakka, rio, dan iel. Friends ! I coming, now. Hehe !

37 menit, aku sudah menapakkan kaki ku di koridor sekolah  yg akan menuntunku ke kelas kesayanganku. Hehe ! gak sabar nih ketemu sama mereka semua.
“morning all !” sapaku kepada semua penghuni kelas sambil mamerkan senyuman termanisku, tapi semua malah menatapku cengo, dan…
1 menit….
3 menit…
7 menit…
“huaaaaa… siviaaaa ! miss you…”
“siviaaa, akhirnya masuk juga kamu.”
“ohhh ! god, this not dream. What it is sivia ?”
Mereka semua berhamburan dan langsung memelukku ramai-ramai, tidak peduli cewek ataupun cowok yang penting kami bisa saling melepas rindu. “hahaha ! apa kabar nih kalaian semua ?” tanyaku sambil merenggangkan pelukan mereka.
“always fine for you. Hahaha!” kompak mereka sambil tertawa ringan, aku merindukan suasana ini. Mereka sudah seperti saudaraku, kami selalu bisa menghadirkan tawwa untuk sesuatu yang kurang menyenangkan.

‘tettetteeeeeeet’ bel masuk berbunyi nyaring di setiap peenjuru sekolah, kamipun kembali ke bangku masing-masing. Beberapa menit kemudian terdengar pengumuman dari pengeras suara (speker),,,

‘untuk semua siswa dan siswi, hari ini kalian pulang lebih awal karna semua guru akan mengadakan rapat. Terima kasih…’ penguman tersebut mendapat respon yang menyenangkan dari semua murid, bagai mana tidak cuy ? hari ini kita tidak belajar dan itu artinya kita bebas daari penjara-penjara otak.
“YEYYY ! KITA PULANG… HAHAHA !” semua berteriak kegirangan sambil meloncat-loncat yg diiringi tawa. Asyiik sekali !!! aku juga melakukan hal yang sama seperti mereka.

“eh ! ka, yo, iel, fy, agni, jadi kagak nih kita pergi ?.” tanya shilla saat semua tawa mulai menyurut.
“hmmm ! iye, jadilah. Lagian kita kan udah di pilih buat ngewakilin anak-anak yang lain.” kata cakka sambil membereskan buku-bukunya yg sempat berserakan.
“loh kalian emangnya mau kemana ?” tanyaku kebingungan, dari pada penasaran ! ya udah deh mending nanya langsung.
“eh ! iya sivia, kita mau ngejenguk murid baru. Kamu mau ikut gk ?.”
“oh’hehe ! kirainn apaan. Iya deh aku ikut. Emang ada murid baru di sini ?”
“iye ada, dia baru masuk seminggu yang lalu. yodahhh ! yuk berangkat, mumpung masih pagi.” Ajak iel sambil keluar kelas dan diikuti oleh yang lain. 

((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((^0^)))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))

Kami memacu langkah ringan memasuki rumah sakit setelah beberapa menit lalu kami memarkirkan kendaraan yg kami gunakan. Mataku berkaca-kaca menatap setiap sudut rumah sakit ini, kalian tau ? sekarang yg memutar di benakku adalah kenangan saat aku di jepang, saat aku mengintip senyumannya dari balik pintu yg mempunyai kaca kecil. Arghhh ! sudahlah, sebelum air hangat itu terjatuh jadi kuputuskan untuk mencoba kembali memfokuskan langkah ku bersama yg lain.

“permisi…” koor kami semua sambil membuka pintu kamar rawat. Seorang wanita paruh baya menyambut kami dengan ramahnya.
“ehhh ! ada tamu toh, silahkan masuk.”
“iya tante, kami datang untuk menjenguk.” Sopan agni sambil menyerahkan sepaket buah-buahan.
“terimakasih ya, maaf jadi merepotkan. Silahkan, alvin lagi istirahat.” Kata wanita paruh baya tersebut, aku teperanjat kaget. Apakah akku tidak salah dengar ? tadi-tadi wanita tersebut menyebut nama ‘alvin’. Apa dia alvinku, alvin yg ku kenal di jepang. Semoga saja….

Aku berjalan pelan mendekati ranjang murid baru tersebut, semua memperhatikanku dengan raut bingung. Mungkin sekarang aku sudah di anggap lancang karna mendekat tanpa izin. Setelah memperhatikan lebih jelas wajahnya, aku langsung membekap mulutku dan mencoba menahan tangisku yang sudah siap-siap meledak.
“al…alvin” lirihku dan berhasil membuat matanya mengrjap-ngrjap bertanda dia akan mulai sadar.
“sivia…” kata alvin terdengar parau, sangat parau. Aku mundur berapa langkah dan mulai berbalik untuk pergi dari sana. Aku tidak peduli dengan tatapan sahabat-sahabatku yg menyiratkan kebingungan, yg terpenting sekarang aku mau segera pergi dari hadapan alvin. Kalian tau aku merindukannya, tapi aku juga membencinya. TOLONG AKU.

================666666666666666=================

Aku berlari sambil menangis sesenggukan di lorong-lorong rumah sakit, tak terasa seseorang menarik tanganku hingga langkahku tercekat. Aku berbalik dan mendongakkan wajahku hingga ku lihat senyuman yang sangat ku rindukkan itu. “aalviiin” lirihku.

Dia memelukku sangat erat hingga hembusan nafasnya terasa menyentuh tengkukku, aroma tubuhnya tercium khas di hidungku, sesaat setelah itu dia berujar lirih tepat di telingaku “siviia, aku merindukkanmu.”

Masih dalam pelukkannya, dengan ragu-ragu aku membalas pelukkannya. Jujur saja rasa benciku tak mampu mengalahkan rasa istimewa itu. Bak menghilang di telan waktu, semua yg terasa canggung kini mulai terasa menyenangkan. Aku merenggangkan pelukkanku dan memegang kedua pipinya seraya menghapus air mata hangat yg membuat aliran sungai kecil, sama sepertiku dia juga memegang kedua pipiku dan menghapus air mataku juga.

“kau cengeng…” aku meledeknya, tapi dia tidak menggubris hal itu sedikitpun. Malah dia kembali memelukku.
“sivia,,, aku mencintaimu.”
“aku juga vin… aku sangat mencintaimu.”
“tapi apa kamu mau menjadi seorang kekasih dari laki-laki sepertiku ?” paraunya, aku mengangguk dalam pelukkannya dan mengatakan dengan pasti kalau “aku mau, aku akan menerima kamu apa adanya.”
“terimakasih vi…” dia semakin mengeratkan pelukkannya “tolong kuatkan aku vi, bantu aku untuk bertahan, jadilah nyawa hidupku, dan jadilah detak jantungku.”  Pintanya, lagi-lagi aku mengangguk.
“aku… berjanji… aku akan selalu ada untuk menguatkanmu, aku akan berusaha menjadi nyawamu dan detak jantungmu, bahkan aku juga akan menjadi kebahagiaanmu vin.” Kataku sambil tersenyum hangat kepadanya, mencoba untuk saling menguatkan satu sama lain, dan mencoba untuk saling menautkan rasa yg akan menjadi sumber kekuatan satu sama lain jua….

CINTA…
Taukah kalian cinta hadir untuk salling melengkapi… Bahkan untuk menyadarkan kesalahan menjadi kebenaran… CINTA bukan hanya sekedar rasa… CINTA juga ada karna CINTA adalah sumber kekuatan hidup…

CINTA hadir dengan takdir… Takdir untuk saling memiliki atau hanya sekedar saling merasakkan… Tardir untuk merubah yang biasa jadi lebih luar biasa….

Kala cinta telah menyatu… Rasa akan menjadi terbiasa… Dia yg terpilih akan menjadi kekuatan… Bahkan akan menjadi setiap jawa dan detak kehidupan…

This is miracle of LOVE….
DON’T STOP BELIEV OF LOVE…. ^^


@@@@@@@@@@@@@@@@ b_e_r_s_a_m_b_u_n_g  _or_ T_H_E_ E_N_D @@@@@@@@@@@@@@@




Tidak ada komentar:

Posting Komentar