Rabu, 16 Mei 2012

A LITTLE PEACE FOR YOU #part5


^_^

“hmmmm ! ternyata kamu datang juga cantik. hahaha” seorang laki-laki berjalan mendekati ify, perlahan tangannya mengelus pipi lembut gadis didepannya tersebut. ify tak tau harus melakukan apa, yang jelas dia datang untuk memenuhi kemauan laki-laki ini lusa lalu.

“heh !  jangan sentuh aku.” Sinis ify, sambil menepis tangan laki-laki tersebut. laki-laki itu malah tertawa ringan, seperti mengejek ify.

“hahaha ! gadis cantik tidak boleh marah.” Kata laki-laki itu lagi sambil membawa ify ke dalam sebuah ruangan yang gelap dan sepi, ify yang tidak bisa melawan lagi hanya dapat pasrah. Toh laki-laki yang didepannya sekarang adalah laki-laki yang di cintainya.

“riooo, sakit. Kamu bisa pelan-pelan gak sih. Aku bisa sendiri tau !” Bentak ify kepada laki-laki yang ternyata adalah rio, yang di bentak pun tak menggubris sedikitpun. “rio kau apa-apaan sih, kok aku diiket seperti ini.”

Rio tetap tidak menggubris dan tetap mengikat kaki serta tangan ify di sebuah kursi kayu di dekat monitor besar yang digunakan untuk memantau seluruh ruangan di gedung melalui CCTV, “lihat ini, lihat sahabatmu. Hahaha ! permainanku akan segera dimulai.” Kata rio dengan senyum tipisnya.

“jangan yo, jangan siksa alvin. Aku mohon,,, apa salah kami yo.” Jerit ify, air matanya mulai menetes perlahan. Rio yang melihat ify menangis hanya diam, baru kali ini dia melihat gadis secantik ify menangis. Ada rasa sesak luar biasa yang di rasakan rio saat melihat ify menangis. “jangan nangis fy, please.” Pinta rio, sambil menyeka air mata ify.

“hikshikshiks” tangisnya semakin menjadi-jadi, sedangkan di monitor sudah terlihat alvin dan sivia yang baru datang.  

+++++++++++++++++++++++++++

`               Alvin dan sivia melangkah masuk ke dalam gedung, yang ntah mereka sendiri tidak tahu ini gedung apa. Sivia menggamit lengan avin dengan wajah yang meringis karna ketakutan, “vin kenapa kita kesini ?” tanya sivia.

“kita mesti menyelamatkan ify, aku dapet sms kalau ify di kurung disini.” Kata alvin dan terus berjalan.
“nggak vin, ini jebakan. Lebih baik kita pulaang, aku takut.”

“udahlah vi, kamu jangan bawel. Sekarang ify dalam bahaya.”

Alvin dan sivia terus berjalan, tanpa mereka sadari beberapa jebakan telah terpasang untuk melukai mereka. Saat masuk pintu pertama, sivia tanpa sengaja menyentuh tombol kecil di tengah-tengah pintu dan…

‘BUUUK’ telak, jebakan pertama menghantam tepat di dada alvin. “awwww…” rintih alvin sambil meremas dadanya yang terasa sakit, sivia menjerit melihat alvin yang jatuh tersungkur.

“vin, alvin,,, kamu gak apa-apa kan ?.” panic sivia sambil membantu alvin bangun. “g… gak apa-apa vi. Ya udah ayo lanjutin, aku takut ify diapa-apain.”

“ta..pi… vin, segitu berartinya ify buat kamu ?” tanya sivia tiba-tiba, langkah alvin tercekat dan membuatnya kembali menghadap sivia. “banget, dia sahabat aku sejak kecil. Ify sahabat terbaikku vi, dia sangat berarti buatku.”

“…” sivia tidak bisa berbicara banyak lagi, dia memilih bungkam. Jawaban alvin tadi benar-benar membuatnya terkesiap, baru kali ini sivia tau kalau seorang sahabat sangat berarti di hidup ini. Tapi, ada sedikit bahagia saat tadi dia mendengar langsung dari mulut alvin, kalau ‘ify hanya sahabat terbaiknya’. Berarti tidak lebih dari kata sahabat. Yahhh ! itu cukup membuat sivia tenang.

“ayooo vi,” kata alvin sambil menarik tangan sivia, Yang di tarik hanya mengikuti dengan langkah pasrah.

++++++++++++++++++++++++++++++++

“gab… perasaan mama gak enak nih.” Kata mamanya Gabriel. Dari tadi wajah beliau terlihat gelisah. Dadanya terasa sakit, seperti ada yang menghantam telak.

Gabriel yang melihat mamanya jadi ikut khawatir, dia mendekati ibunya dan menenangkan beliau. Gabriel tahu kegelisahan tersebut ada karna sesuatu tengah terjadi pada orang yang disayang namun di bencinya juga. “mama tenang yah, Gabriel tahu apa yang mama rasain.” Kata Gabriel tulus, namun mamanya semakin ketakutan.

“Gabriel, mama takut nak. Mama takut, dia dalam masalah. Lindungi dia gab, dia dalam bahaya gab. Mama mohon, please.” Kata wanita paruh baya tersebut sambil menggenggam tangan Gabriel, perlahan air matanya jatuh seiring dengan getaran kecil di tubuhnya. “iya ma, iya. Gabriel bakalan lindungi dia demi mama. Mama tenang yah. Gabriel janji akan lindungi dia.”

‘drrrt,drrrrt,drrrrt,”

Hp Gabriel tiba-tiba bergetar, Gabriel mnyempatkan diri mengangkat telponnya.

‘hallo…’ ‘iya, apa ? kok bisa’ ‘ohhh ! baiklah, sebutin alamatnya.’ ‘iya… thanks bro.’

‘tuuuutuuuutuuut’ sambungan terputus, Gabriel melirik kearah mamanya dan mengecup pelan kening mamanya.

“Gabriel akan lindungi dia demi mama, Gabriel juga saying dia ma. Rasa benci Gabriel sudah hilang. Mama tenang yah. Sekarang Gabriel mau pergi dulu, mama bener dia lagi dalam masalah. gabriel mau lindungi dia dan Gabriel janji bakalan bawa dia ketemu sama mama.” Lirih Gabriel, mamanya mengangguk seraya tersenyum hangat. Rasanya beliau bangga mempunyai anak seperti Gabriel, anak yang selalu bisa mengertinya.


+++++++++++++++++++++++++++++++++

“hahaha ! mampus kamu vin. Tepat sasaran.”  Kata rio sambil tersenyum puas, ify yang melihat monitor langsung histeris. Lagi-lagi dia melihat alvin jatuh tersungkur gara-gara jebakan rio. “hentikan yo, aku mohon.” Teriak ify semakin keras, rio hanya memandang penuh bersalah pada ify. Namun saying, dendamnya terhadap sepasang sahabat tersebut belum sepenuhnya tersampaikan.

‘CUUUP’ Tanpa basa basi rio mengecup mulut ify, supaya gadis tersebut menghentikan teriakkannya. Rio mau menikmati semuanya berdua, bagaimanapun dia juga mencintai ify. Semakin lama- kecupan rio semakin melumat dalam di mulut ify, sampai nafsunya menyeruak dalam mata terpejam. Ify yang di perlakukan seperti itu hanya dapat pasrah, dia tidak bisa melakukan apapun. Toh kaki dan tanganya masih diikat, biar saja ! mereka kan saling cinta juga, gak ada salahnya mereka menikmati kecupan berhasrat tersebut. Smakin lama, mereka semakin terbuai dalam  hangatnya kebersamaan.

“kyaaaaa ! alviiiin” teriak  sivia yang bersumber dari monitor, hal tersebut membuat aksi rify terhenti. Mata ify membulat penuh melihat layar monitor.

“alvin, hikshikshiks !.” tangis ify pecah, rio juga menatap layar monitor. Dia tidak tahu jebakannya akan berdampak sejauh ini. Sungguh di luar dugaan !


***____________***+++++ALVIA+++++++***_____________

Mata sivia mulai berkaca-kaca, sungguh iya tidak sanggup melihat alvin yang beberapa kali jatuh tersungkur karna jebakan-jebakan yg terpasang di tempat ini. Sivia memeluk tubuh alvin, ingin dia berbagi rasa sakit alvin untuknya. Namun apa daya, laki-laki seperti alvin akan terus melindunginya. Padahal sempat berapa kali tadi sivia hampir terkena jebakan, tapi lagi-lagi alvin terus berusaha melindunginya.

“tenang yah vi, aku janji kamu bakalan keluar dari gedung ini dengan selamat. Aku akan selalu melindungimu. Aku cinta kamu vi.” Bisik alvin tepat di telinga kanan sivia saat mereka berpelukkan.

Awalnya sivia tidak percaya atas pengakuan alvin, bagaimana bisa seorang musuh mencintai musuhnya sendiri. Namun saat alvin mengatakan ‘percaya padaku vi’, hati sivia langsung luluh. Iya tahu semua yang dikatakan alvin adalah bentuk dari ketulusannya. Sivia juga tidak bisa memungkiri lagi, kalau dia juga mencintai alvin… “iya vin, aku juga cinta sama kamu.” Balas sivia tulus, alvin mengangguk dan merenggangkan pelukannya. “ayooo kita cari ify lagi.”

“iya vin, ayo.”

Mereka kembali melanjutkan perjalanan mereka, berselang beberapa menit kemudian sivia tersandung dan tanpa sengaja mengijak tombol merah di lantai dan…

“aaaaa ! alviiiin” teriak  sivia sambil bangkit dari jatuhnya dan menghampiri alvin yang sudah tidak berdaya dengan mulut penuh darah dan luka lebam yang membiru karna sebuah kayu besar kembali menghantam telak dadanya, dan menyebabkan semua rasa sakit terpendar pada jantungnya. Ternyata tombol yang tanpa sengaja sivia tekan tadi adalah tombol jebakan yang membuat sebuah kayu dari atas jatuh dan menghantam dada alvin.

“ak… u… gak apa-apa vi, ayo cari ify lagi.” parau alvin, perlahan dia kembali bangun dan menenangkan sivia yang sudah menangis karnanya. “vin, sudah cukup. Sekarang kita pulang dan cari bantuan.” Kata sivia yang sudah tidak sanggup, perlahan di sekanya darah yang mengurai di mulut alvin dengan bajunya.

“gak vi, tanggung. Sebentar lagi kita pasti nemuin ify.” Lirih alvin sambil bangkit dan membawa tubuh sivia kembali berjalan tertatih-tatih.

“siviaaaa !” panggil seseorang yang tiba-tiba sudah berada dibelakangnya, kontak alvin dan sivia berbalik. Di belakang talah berdiri shilla dan Gabriel. “kamu gak papa kan vi.” Tanya shilla sambil mendekati alvia.

“gak shill, aku gak papa. Tapi alvin…” lirih sivia.

“aku gak papa kok.” Kata alvin sambil tersenyum ramah, sejenak mereka dapat melupakan permusuhan yang ada.


++++++++++++++++++++++++++++

Mata rio benar-benar mebulat saat mengetahui kalo shilla dan Gabriel berada di sana. Perlahan semua rencana yang di susunnya mulai hancur berantakan. Semuanya benar-benar di luar kendali, rio meringis dan mengacak rambutnya –prustasi-. Bagaimana kalau nanti Gabriel tahu, dialah yang menjadi dalang dari semua ini ? bukankah Gabriel membenci kekerasan seperti yang di lakukannya, meski secara tidak langsung. “shiit ! kenapa ada Gabriel dan shilla di sini.” Umpat rio panic, ify lebih memilih untuk diam. Dia bingung dengan perlakuan rio terhadap dirinya dan alvin. Sekelebat pertanyaan menyeruak di pikirannya. ‘apa pernah dirinya dan alvin perrnah membuat masalah dengan rio ? kenapa semua ini di lakukan rio ?’



===============B=E=R=S=A=M=B=U=N=G===============


Ehh’hahaha ! gimana part 5 nya, gaje bngt kan L, gak nyambung ya… huhu U,u
Setelah baca jangan bingung karna aku aja bingung, wkwkwkw….

Jangan lupa di komen dan di like, biar lanjutnya cepet…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar