^_^
“hmmmm
! ternyata kamu datang juga cantik. hahaha” seorang laki-laki berjalan
mendekati ify, perlahan tangannya mengelus pipi lembut gadis didepannya
tersebut. ify tak tau harus melakukan apa, yang jelas dia datang untuk memenuhi
kemauan laki-laki ini lusa lalu.
“heh
! jangan sentuh aku.” Sinis ify, sambil
menepis tangan laki-laki tersebut. laki-laki itu malah tertawa ringan, seperti
mengejek ify.
“hahaha
! gadis cantik tidak boleh marah.” Kata laki-laki itu lagi sambil membawa ify
ke dalam sebuah ruangan yang gelap dan sepi, ify yang tidak bisa melawan lagi
hanya dapat pasrah. Toh laki-laki yang didepannya sekarang adalah laki-laki
yang di cintainya.
“riooo,
sakit. Kamu bisa pelan-pelan gak sih. Aku bisa sendiri tau !” Bentak ify kepada
laki-laki yang ternyata adalah rio, yang di bentak pun tak menggubris
sedikitpun. “rio kau apa-apaan sih, kok aku diiket seperti ini.”
Rio tetap tidak menggubris dan tetap
mengikat kaki serta tangan ify di sebuah kursi kayu di dekat monitor besar yang
digunakan untuk memantau seluruh ruangan di gedung melalui CCTV, “lihat ini,
lihat sahabatmu. Hahaha ! permainanku akan segera dimulai.” Kata rio dengan
senyum tipisnya.
“jangan
yo, jangan siksa alvin. Aku mohon,,, apa salah kami yo.” Jerit ify, air matanya
mulai menetes perlahan. Rio yang melihat ify menangis hanya diam, baru kali ini
dia melihat gadis secantik ify menangis. Ada rasa sesak luar biasa yang di rasakan rio saat melihat ify menangis.
“jangan nangis fy, please.” Pinta rio, sambil menyeka air mata ify.
“hikshikshiks”
tangisnya semakin menjadi-jadi, sedangkan di monitor sudah terlihat alvin dan
sivia yang baru datang.
+++++++++++++++++++++++++++
` Alvin dan sivia melangkah masuk
ke dalam gedung, yang ntah mereka sendiri tidak tahu ini gedung apa. Sivia
menggamit lengan avin dengan wajah yang meringis karna ketakutan, “vin kenapa
kita kesini ?” tanya sivia.
“kita
mesti menyelamatkan ify, aku dapet sms kalau ify di kurung disini.” Kata alvin
dan terus berjalan.
“nggak
vin, ini jebakan. Lebih baik kita pulaang, aku takut.”
“udahlah
vi, kamu jangan bawel. Sekarang ify dalam bahaya.”
Alvin dan sivia terus berjalan, tanpa mereka
sadari beberapa jebakan telah terpasang untuk melukai mereka. Saat masuk pintu
pertama, sivia tanpa sengaja menyentuh tombol kecil di tengah-tengah pintu dan…
‘BUUUK’ telak, jebakan pertama menghantam
tepat di dada alvin. “awwww…” rintih alvin sambil meremas dadanya yang terasa
sakit, sivia menjerit melihat alvin yang jatuh tersungkur.
“vin,
alvin,,, kamu gak apa-apa kan ?.” panic sivia sambil membantu alvin bangun. “g…
gak apa-apa vi. Ya udah ayo lanjutin, aku takut ify diapa-apain.”
“ta..pi…
vin, segitu berartinya ify buat kamu ?” tanya sivia tiba-tiba, langkah alvin
tercekat dan membuatnya kembali menghadap sivia. “banget, dia sahabat aku sejak
kecil. Ify sahabat terbaikku vi, dia sangat berarti buatku.”
“…”
sivia tidak bisa berbicara banyak lagi, dia memilih bungkam. Jawaban alvin tadi
benar-benar membuatnya terkesiap, baru kali ini sivia tau kalau seorang sahabat
sangat berarti di hidup ini. Tapi, ada sedikit bahagia saat tadi dia mendengar
langsung dari mulut alvin, kalau ‘ify hanya sahabat terbaiknya’. Berarti tidak
lebih dari kata sahabat. Yahhh ! itu cukup membuat sivia tenang.
“ayooo
vi,” kata alvin sambil menarik tangan sivia, Yang di tarik hanya mengikuti
dengan langkah pasrah.
++++++++++++++++++++++++++++++++
“gab…
perasaan mama gak enak nih.” Kata mamanya Gabriel. Dari tadi wajah beliau
terlihat gelisah. Dadanya terasa sakit, seperti ada yang menghantam telak.
Gabriel yang melihat mamanya jadi ikut
khawatir, dia mendekati ibunya dan menenangkan beliau. Gabriel tahu kegelisahan
tersebut ada karna sesuatu tengah terjadi pada orang yang disayang namun di
bencinya juga. “mama tenang yah, Gabriel tahu apa yang mama rasain.” Kata
Gabriel tulus, namun mamanya semakin ketakutan.
“Gabriel,
mama takut nak. Mama takut, dia dalam masalah. Lindungi dia gab, dia dalam
bahaya gab. Mama mohon, please.” Kata wanita paruh baya tersebut sambil
menggenggam tangan Gabriel, perlahan air matanya jatuh seiring dengan getaran
kecil di tubuhnya. “iya ma, iya. Gabriel bakalan lindungi dia demi mama. Mama
tenang yah. Gabriel janji akan lindungi dia.”
‘drrrt,drrrrt,drrrrt,”
Hp
Gabriel tiba-tiba bergetar, Gabriel mnyempatkan diri mengangkat telponnya.
‘hallo…’
‘iya, apa ? kok bisa’ ‘ohhh ! baiklah, sebutin alamatnya.’ ‘iya… thanks bro.’
‘tuuuutuuuutuuut’
sambungan terputus, Gabriel melirik kearah mamanya dan mengecup pelan kening
mamanya.
“Gabriel
akan lindungi dia demi mama, Gabriel juga saying dia ma. Rasa benci Gabriel
sudah hilang. Mama tenang yah. Sekarang Gabriel mau pergi dulu, mama bener dia
lagi dalam masalah. gabriel mau lindungi dia dan Gabriel janji bakalan bawa dia
ketemu sama mama.” Lirih Gabriel, mamanya mengangguk seraya tersenyum hangat.
Rasanya beliau bangga mempunyai anak seperti Gabriel, anak yang selalu bisa mengertinya.
+++++++++++++++++++++++++++++++++
“hahaha
! mampus kamu vin. Tepat sasaran.” Kata
rio sambil tersenyum puas, ify yang melihat monitor langsung histeris.
Lagi-lagi dia melihat alvin jatuh tersungkur gara-gara jebakan rio. “hentikan
yo, aku mohon.” Teriak ify semakin keras, rio hanya memandang penuh bersalah
pada ify. Namun saying, dendamnya terhadap sepasang sahabat tersebut belum
sepenuhnya tersampaikan.
‘CUUUP’ Tanpa basa basi rio mengecup mulut
ify, supaya gadis tersebut menghentikan teriakkannya. Rio mau menikmati
semuanya berdua, bagaimanapun dia juga mencintai ify. Semakin lama- kecupan rio
semakin melumat dalam di mulut ify, sampai nafsunya menyeruak dalam mata
terpejam. Ify yang di perlakukan seperti itu hanya dapat pasrah, dia tidak bisa
melakukan apapun. Toh kaki dan tanganya masih diikat, biar saja ! mereka kan
saling cinta juga, gak ada salahnya mereka menikmati kecupan berhasrat tersebut.
Smakin lama, mereka semakin terbuai dalam
hangatnya kebersamaan.
“kyaaaaa
! alviiiin” teriak sivia yang bersumber
dari monitor, hal tersebut membuat aksi rify terhenti. Mata ify membulat penuh
melihat layar monitor.
“alvin,
hikshikshiks !.” tangis ify pecah, rio juga menatap layar monitor. Dia tidak
tahu jebakannya akan berdampak sejauh ini. Sungguh di luar dugaan !
***____________***+++++ALVIA+++++++***_____________
Mata sivia mulai berkaca-kaca, sungguh iya
tidak sanggup melihat alvin yang beberapa kali jatuh tersungkur karna
jebakan-jebakan yg terpasang di tempat ini. Sivia memeluk tubuh alvin, ingin
dia berbagi rasa sakit alvin untuknya. Namun apa daya, laki-laki seperti alvin
akan terus melindunginya. Padahal sempat berapa kali tadi sivia hampir terkena
jebakan, tapi lagi-lagi alvin terus berusaha melindunginya.
“tenang
yah vi, aku janji kamu bakalan keluar dari gedung ini dengan selamat. Aku akan selalu melindungimu. Aku
cinta kamu vi.” Bisik alvin tepat di telinga kanan sivia saat mereka
berpelukkan.
Awalnya sivia tidak percaya atas pengakuan
alvin, bagaimana bisa seorang musuh mencintai musuhnya sendiri. Namun saat
alvin mengatakan ‘percaya padaku vi’, hati sivia langsung luluh. Iya tahu semua
yang dikatakan alvin adalah bentuk dari ketulusannya. Sivia juga tidak bisa memungkiri
lagi, kalau dia juga mencintai alvin… “iya vin, aku juga cinta sama kamu.”
Balas sivia tulus, alvin mengangguk dan merenggangkan pelukannya. “ayooo kita
cari ify lagi.”
“iya
vin, ayo.”
Mereka kembali melanjutkan perjalanan
mereka, berselang beberapa menit kemudian sivia tersandung dan tanpa sengaja mengijak tombol merah di lantai
dan…
“aaaaa
! alviiiin” teriak sivia sambil bangkit
dari jatuhnya dan menghampiri alvin yang sudah tidak berdaya dengan mulut penuh
darah dan luka lebam yang membiru karna sebuah kayu besar kembali menghantam
telak dadanya, dan menyebabkan semua rasa sakit terpendar pada jantungnya. Ternyata tombol yang
tanpa sengaja sivia tekan tadi adalah tombol jebakan yang membuat sebuah kayu
dari atas jatuh dan menghantam dada alvin.
“ak…
u… gak apa-apa vi, ayo cari ify lagi.” parau alvin, perlahan dia kembali bangun
dan menenangkan sivia yang sudah menangis karnanya. “vin, sudah cukup. Sekarang
kita pulang dan cari bantuan.” Kata sivia yang sudah tidak sanggup, perlahan di
sekanya darah yang mengurai di mulut alvin dengan bajunya.
“gak
vi, tanggung. Sebentar lagi kita pasti nemuin ify.” Lirih alvin sambil bangkit
dan membawa tubuh sivia kembali berjalan tertatih-tatih.
“siviaaaa
!” panggil seseorang yang tiba-tiba sudah berada dibelakangnya, kontak alvin
dan sivia berbalik. Di belakang talah berdiri shilla dan Gabriel. “kamu gak
papa kan vi.” Tanya shilla sambil mendekati alvia.
“gak
shill, aku gak papa. Tapi alvin…” lirih sivia.
“aku
gak papa kok.” Kata alvin sambil tersenyum ramah, sejenak mereka dapat
melupakan permusuhan yang ada.
++++++++++++++++++++++++++++
Mata rio benar-benar mebulat saat
mengetahui kalo shilla dan Gabriel berada di sana. Perlahan semua rencana yang
di susunnya mulai hancur berantakan. Semuanya benar-benar di luar kendali, rio
meringis dan mengacak rambutnya –prustasi-. Bagaimana kalau nanti Gabriel tahu,
dialah yang menjadi dalang dari semua ini ? bukankah Gabriel membenci kekerasan
seperti yang di lakukannya, meski secara tidak langsung. “shiit ! kenapa ada
Gabriel dan shilla di sini.” Umpat rio panic, ify lebih memilih untuk diam. Dia
bingung dengan perlakuan rio terhadap dirinya dan alvin. Sekelebat pertanyaan
menyeruak di pikirannya. ‘apa pernah dirinya dan alvin perrnah membuat masalah
dengan rio ? kenapa semua ini di lakukan rio ?’
===============B=E=R=S=A=M=B=U=N=G===============
Ehh’hahaha
! gimana part 5 nya, gaje bngt kan L, gak nyambung ya… huhu U,u
Setelah
baca jangan bingung karna aku aja bingung, wkwkwkw….
Jangan
lupa di komen dan di like, biar lanjutnya cepet…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar