Minggu, 27 Mei 2012

Last Story (part 3) #last part

oleh Isti Ayua Diani pada 26 Agustus 2011 pukul 8:58 ·
========================================

TungGulah...
TungGu aku di sana...
Jangan beranjak pergi...
Karna aku akan datang untukmu...
Beri aku kesempatan untk memperkenalkannya...
Memperkenalkan buah hubungan kita di masa lampau...
Dia sama sepertimu dan sama sepertiku...
Kita Menginginkanmu sebagai seseorang yg kita cinta dan kita rindukan...
Maka jangan beranjak pergi, karna kami akan datang untkmu...
Datang untk menyatu dalam keluarga kecil yg bahagia..

--------------------------------------------------------------------------------------------------

      libur smester sudah di mulai sejak sehari yg lalu dan sekarang kalian bisa tebak aku dan nathan ada dmana. YupzZz ! Malang, aku dan nathan sekarang sudah menginjak k0ta yg ntah tak tau akan membuahkan hasil atau tidak atas pencarianku.
"mam, sekarang kita kemana ?" tanya nathan dngan lemas, pesawat yg kami tumpangi baru saja sampai di k0ta malang.
"sepertinya kita hrus istirahat dulu deh di apartemen, tampaknya anak mama yg ganteng ini sudah lelah." nathan mengangGuk, menuruti langkahku dri belakang, dan segera masuk ke m0bil yg sudah ku sewa selama di malang.

      Ke es0kan harinya, masih di k0ta malang disaat pagi buta. Aku mulai melangkah keluar apartemen, meninggalkan nathan yg masih terlelap, dan memulai pencarianku di hari ini.
"huft ! Mulai dari mana ya pencariannya." kepalaku mulai clingak clinguk melihat jalanan yg ada di dpan gdung apartemenku.

      Masih sepi, mentaripun bru seperempat menyembulkan cahayanya. Di hari selasa seperti ini terasa sangat dingin, tapi tak sdikitpun menepikan niatku untk mencari alvin.
"misi mas, mbak, apakah kalian pernah melihat laki2 ini ?"
"bu, bu, apa ibu pernah melihat orang ini ?"
"apa ada yg pernah melihat figuran ini ?"
"maaf menggangGu sdikit saja. Apa pernah anda melihatnya ?"

        begitulah sepuTar pencarian ku yg hanya menghasilkan kenihilan semata ! Sudah 5 hari aku mengelilingi k0ta malang, tpi tidak ada hasilnya jua. Kalian tau ! Betapa b0doHnya aku. lihatlah k0ta malang ini, k0ta yg sangat amat luas. Mana mungkin bisa berhasil dngan smua pencarian ini kalo mencari alvin saja dngn cara yg seperti ini.

      Aelah ! Siank tertepis s0re, aku melangkah g0ntai melewati beberapa apartemen yg ada sebelum apartemenku. Rasanya lelah sekali, 5 hari mencari tanpa ada hasil yg memuaskan.
"nathan, nathan, kamu dimana nak ?" teriak ku sambil memanggil2 nama anak ku.

      Aku mulai panik karna nathan tak menyahuT pangGilan ku dan dari tadi nathan tak sdikitpun nampak di dlam apartemen. Kemana sih dy ? Aku berlari keluar, Rasa panikku pun smakin memuncak, ku berjalan tergesa2 di lorong2 gedung apartemen sambil memanggil nama nathan, dan tangisku pecah seketika. Dimana kau nak ?, kataku terusmenerus.

      Beberapa menit kemudian, suara kecil itu menguapkan kepanikanku. Lega ! Aku merasa lega melihat wajahnya. Aku berlari menghapiri tubuh kecil itu, memeluknya erat dan menangis terisak di suasana mengharukan trsebut.

      Aneh ! Kalian pasti berfikir kalo aku benar2 aneh dan lebay. tapi ini benaran terjadi, secara reflek tanpa ada embel2 mencari sensi kepanikanku langsung memuncak bgtu saja. Kalian tau ! Takut, aku takuT kehilangan nathan dan aku tak mau itu terjadi. Kalian akan tau rasanya bila nanti kalian menjadi seorang ibu ?
"loh mama kenapa ? K0k aneh kyak gni, pakek nangis segala lagi." katanya bingung, tampaknya dy tak mengerti perasaan seorang ibu sepertiku.
"kamu kemana saja nak ? Mama takuUuT kmu hilang." dia terkekeh melihat keb0dohanku.
"mama kira nathan hilang ya ! Haha, gk mungkinlah. Tdi nathan lgi main ke apartemen 97." tuturnya sambil merengGangkan pelukanku dan menyeka air mataku. "mama jangan takuT, nathan akan slalu di dkat mama. Menghadapi smuanya bersma." sambungnya, air mataku kembali terjatuh dan aku kembali memeluknya.
"ya sudah ayo kita balik ke apartemen ! Tampaknya hari ini hasilnya nihil lgi nak." kataku sambil menyudahi smua kecengenganku yg benar2 memalukan.
"ya sudah ! Ay0k mam, kan masih ada hari esok."

      kami melangkah beriringan, bergenggaman tangan, menc0ba mentransfer energi satu sama lain, dan menghilang di blik pintu apartemen 93.

      Tak bnyak harapku, sm0ga hari ini ada perkembangan. kembali ku langkahkan kakiku keliling k0ta, meningGalkan hasratku dngan nathan yg masih terpejam, dan mulai niat yg tlah di bubuhi semangat dngan senyuman.

      sem0ga aku tak slah lihat, laki2 puTih, tinggi, dan rambut stayl harajuku kini tpat di depanku. "Alvin" sm0ga aku tak slah orang.
"maaf mas ! Sya kira suami saya" kecewaku pda akhirnya.
"oh ! Gak papa." katanya, aku menunduk smbil menghapus rasa kecewaku.
"lgi skali maaf ya mas." sesalku, dia mengangguk. "0h ya, apa mas pernah melihat laki2 ini ?" tanyaku padanya, siapa tau dia pernah melihat alvin.
"Alvin." katanya smbil merebuT foto itu dri tanganku. Aku diam, apa aku tak salah dngar tdi dy menyebuT nama alvin, bukan ? Aku ykin aku tak slah dngar.
"mas mengenal laki2 ini ?" tanyaku, dy tak mengGubris. Laki2 ini malah blik bertanya. "kau siapanya alvin ?" aku menelan ludah karna pada pasalnya air wajah laki2 di dpanku ini mendadak berubah serius.
"istrinya" aku mengaku.
"istri ?" tanyanya, blum ku menjawab dia sudah berkata lagi. "jadi kamu wanita 12 thn lalu yg sempat di pertahankan alvin, wanita yg membuat alvin meningGalkan keluarganya, dan wanita yg membuat alvin berani mengecewakan kami." aku terperanjat kaget, tak mengerti apa yg di katakannya.
"aku cakKa, kakaknya alvin" sebuTnya "mana alvin sekarang ?" tanyanya lagi.
"aku gk tau mas." lirihku, dy tampak bingUng. "biar ku critakan, tpi jngan di sni mas" ktaku lagi, ku ajak mas cakKa ke sbuah cafe yg dkat2 sini.

       Ku critakan smuanya, tanpa ada yg di lebih2kan atau di kurang2i. Mas cakKa tampak tak percaya dngan smua yg ku critakan, ada sdikit kebingungan di rauT wajahnya. Sdangkan aku, aku hanya diam dan bergelayuT Dngan pkiranku sndiri, di otak ku skarang hanya ada 1 pernyataan 'jadi slama 11 thun alvin tidak pulang kerumah keluarganya', lalu kemana dia ? Apa dia benar2 sudah mati ? Atau malah sudh mempunyai keluarga bru ? Atau, atau, arGGghhh ! Sudahlah, aku tidak mau nethinks dlu...
"ya sudah mas, Aku pulang dlu !" kataku membuyarkan kebisuannya.
"hmMm !" blasnya singkat, aku branjak pergi meningGalkan mas cakKa.

      HuhHh ! Hidup2, bru ku sadari hidup memang terasa kejam di saat raga dan ruh tlah lelah untk menjalani smua permasalahan (ingat nih kata2). Skarang aku ingin cpat pulang ke apartemen, bertemu dngan nathan si kecil penghilang lelahku.

't0kt0kt0kt0k' aku mengetuk pintu apartemen 97, biasanya nathan slalu bermain di sni.

'CKLEK'

"Heh ! Mama udh pulang." cengir sang pembuka pintu yg ternyata adalah nathan.
"hmMm ! Ay0 kita blik nak"
"iyaiya mam, tpi nathan pamit sma om jo dlu ya."
"cpet ya..." suruhku, dy langsung ngibrit ke dlam.

      Tak lama ku menungGu, nathan pun keluar sambil menuTup kembali pintu apartemen 97. "ay0k mam." katanya sambil berjalan mendahuluiku. Ckckck ! Edan.


@@@@@@@@@@@@@@@

"iya iya ! Mama gk sbaran banget sich, nie nathan cman mau pamit sma om j0 d0ank k0k." kesalnya sambil berjalan di blakangku.
"gk ada waktu sayang ! Skarang kta harus ke bandara. Ay0 cpat nak !" aku menarik tangannya, menyuruhnya agar berjalan lebih cepat, bukankah penerbangan tidak akan pernah mendunda jadwal hanya karna menunggu 0rang telat ?.
"iya ma..." kesalnya. "eEe... OM JO AKU MAU BALIK KE MATARAM. SAMPAI BERTEMU LAGI, BYE !" teriak nathan tepat di dpan pintu apartemen 97 yg kami lewati, di sna terlihat seorang laki2 yg aku sndiri tak melihatnya dngan jelas.

      Langkah kakiku tercekat Tpat di dpan gedung apartemen, aku melihat 'mas cakKa' dngan wanita yg mengGend0ng se0rang gadis kecil sebaya dngan nathan. Tapi ngapain dia disini ?. Aku menatap mas cakKa penuh bingung.

     tak ku sangka laki2 yg di panggil om jo oleh alvin, ternyata mengikuti kami dari belakang dan brkata... "nathan, aku akan merindukanmu. Jaga dirimu ya." lelaki itu memberi hadiah kecil untk nathan berupa setoplez permen yupiii.
"iya, oM j0. Makasi banyak." nathan membalasnya, laki2 itu tetap keukeuh dngn p0sisi tubuh yg menyejajarkan tingGinya badan nathan, tatapan matanyapun hanya menatap tubuh nathan seorang.
"ALVIN" Panggil mas cakka. apa ? ALVIN aku melihat ke arah nathan, tepatnya ke arah laki2 itu. aku melihatnya dngn jelas, aku tak prcaya dngn smua ini, sampai aku menitikan air matapun aku masih tak percaya.
"ALVIN" Ulangnya, tapi tetap tak di gubris.
"ALVIN JONATHAN SINDUNATA" teriak mas cakKa, laki2 yg bersama nathan tadi men0leh ke arah mas cakka. Tampaknya sekarang dia baru merasa di panggil. "ma... Mas cakKa" panggilnya pelan dan berlari memeluk mas cakKa, seperti anak kecil.
"kenapa kamu tidak pulang vin ?" tanya mas cakka di balik pelukan itu.
"aku malu mas. Aku sudah bertekad untk tidak pulang sebelum aku menemukan istriku, sivia."

      apa2an kmu vin ? Aku disini, di belakangmu, kenapa kamu tidak menyadarinya ?. Tangisku pecah, ku peluk nathan yg hanya diam. Tampaknya dia sama sepertiku, sama2 tidak percaya dngan smua yg terjadi sekarang. Laki2 yg di pangGilnya oM jo ternyata adalah alvin, papa kandungnya.

      Histeris, aku memeluk nathan erat dan menangis sesengGukan di pundaknya. Ntah apa yg ku rasakan sekarang, sedih, senang, kaget, tak percaya, terharu, smuanya bercampur menjadi 1
"untk apa kamu mencarinya." terdengar samar suara mas cakka, aku juga melihat alvin melepaskan pelukannya dan menatap kesal kakaknya itu. "untk apa kamu mencarinya... Kalau orang yg kamu cari sekarang sudah ada di belakangmu." terang mas cakKa lagi sambil memperlihatkan senyumannya.

      Alvin berbalik ke arahku. Memperhatikanku yg sdang menangis di pelukan nathan. "si... Siv... Sivia..." panggilnya pelan, sangat pelan. Aku melepaskan pelukanku dan mengangGuk meng-iya-kannya.

      Hangat,,, dia berjalan ke arahku dan memeluk tubuhku sangat erat seraya berkata "aku merindukanmu." kata2 itu, kata2 yg slalu inginku dengar. "aku juga vin."
"bagaimana bisa, bukankah ayah...." kataku dalam pelukannya... "aku selamat dari pukulan2 bodyguart ayahmu, ada yg membantuku" katanya memotong pertanyaanku.

      bahagianya diriku , ku peluk erat tubuhnya, sngat erat... hingga tak terasa lama ku tak memeluknya, lama ku tak merasakan pelukannya, semakin lama juga kami berpelukan dngannya.
"jadi dia,,," kta alvin merenggangkan pelukannya dan mengubah arah pandangnya ke natha. "dia anakmu vin." kataku yg langsung mem0tong pernyataannya.
"bagaimana bisa" tanyanya sdikit bingung dan tidak percaya.
"nanti ku ceritakan vin." alvin mengangGuk dan mendekati nathan.
"hay ! Boleh aku mengenalmu ? Kamu tau aku kan." alvin menyejajarkan tingGinya dngan nathan. "namaku alvin jonathan sindunata. Aku papamu, papa kandungmu. Namamu siapa nak ?" nathan ternganga mendengar pernyataan alvin.
"bu... Bukan... kah... Anda... Su... Sudah... tau... Sa... Saya" kata nathan terbata2.
"ayolah perkenalkan saja" desak alvin.
"a... Anu... Ak... U... Eh... Na... Maku... Ke... Kevin nathanino sindunata." air mata nathan terjatuh beriringan dngan senyuman manisnya dan dia langsung memeluk alvin. "pa... pa..." lirihnya, alvin mengangkat tubuh kecil nathan, dan sempat melirik ke arahku.
"papa gk nyangka, anak papa udah besar ! Maafin papa ya nak."
"hehe, iya d0nk. Nathan kan pengen cpet gede biar bisa kyak papa mama." kata nathan, kami mengernyit tak mengerti. Apa maksudnya ? Kyak papa mama !. "hahaha... Biar nathan bisa ngerasain cinta kyak papa mama" terangnya lagi. Lucu !

      Hahaha, kami smua terkekeh. Mas cakKa dan keluarganya juga sampai ngakak mendengarnya. 'pie t0 ! Dasar Bocah edan, masih kecil ng0m0ngin cinta'.
"kenapa ketawa ?" kami tak menjawab, malah tawa kami makin membahana.


Akhirnya, cerita kami berakhir bahagia...
Kembali utuh menjadi sebuah keluarga kecil yg sederhana...
Saling berbagi kasih, cinta, dan cerita yg smpat terlewati...
Sama2 mengganti bahagia yg hilang karna perpisahan...
Dan saatnya berkata "INILAH CINTA SEJATI"...

CINTA KAMI ADALAH CINTA SEJATI, tak perduli seberapa lama takdir memisahkan raga kami, tak terpengaruh kejadian masa lalu yg terasa tak adil, tak menyalahkan sang kuasa yg tlah memberikan smua rintangan kehidupan, dan tak peduli seberapa sakitnya hati kami saat takdir berkata lain... Yang terpenting hanyalah CINTA YG TERGORES INDAH UNTUK KAMI, CINTA KAMI ADALAH CINTA SEJATI SAMPAI AKHIR CERITA, THE LAST STORY... :)

 BUKAN CERITA CINTA SEJATI NAMANYA KALO AKHIR CERITA HARUS MENGURAS AIR MATA PEDIH,,,
CERITA CINTA SEJATI JUGA TAK SELAMANYA BERAKHIR DNGAN SENYUMAN,,,
TAPI CERITA CINTA SEJATI YG BAIK AKAN BERAKHIR DNGAN KEIKHLASAN UNTK MELEPASKAN DIA YG TLAH TIADA.. :D


THE LAST STORY... :)

¤¤[The End]¤¤

Last Story (part 2)

 oleh Isti Ayua Diani pada 21 Agustus 2011 pukul 16:29
--------------------------------------------------------------------------


"hahaha, kau mengharapkan alvin blik. Tak mungkin, dy tlah mati."

      Mendengar kalimat ayah tadi aku langsung histeris, dada ku sesak, dan kalimat itu seakan2 membunuh ku secara perlahan. Aku tak terima tuhan ! Aku tak mau bila nanti anakku lahir tanpa melihat ayah kandungnya dan aku tak mau di pisahkan dari alvin. Aku tak mau ! Aku tak mauUu...

      Lelah ku memberontak, namun tak ada hsilnya jua ! Ayah tetap memaksaku menikah, tak peduli dngan janin yg ku kandung, tak peduli dngan perasaanku, tak peduli dngan statusku sbgai ISTRI alvin, dan tak peduli sgala2x... EGOIS !
"via sayang, mulai bes0k kta pindah ke P.LOMBOK dan Kta akan tingGal di sana !." tutur laki2 itu lembuT. Aku terbelalak, apa maunya laki2 ini ? Apa dy blum puas dngan smua yg dia dpatkan ? Sekarang dia malah meminta yg lain2.
"knpa mesti pindah sebegitu jauhnya sih ?" tanyaku dingin, tapi dia hanya tersenyum seraya berkata. "aku tak mau ada yg menggangGu hubngan kta lgi sayang."

       tak masuk akal ! Alasan yg di berikannya benar2 tidak masuk akal. Bgaimana bisaku percaya dngn alasan sesingkat itu dy mau pindah jauh dri jakarta !. Kadang aku tak hbis pikir laki2 ini sungGuh sangat aneh, aku tak tau jLan pkiranx ngelantur kmana. Byangkan saja dri pertama dy mau menikahi pdhal dy tau jikalau aku sudah menikah dan tengah mengandung, nah sekarang ! Dia malah ingin membawaku ke pulau yg aku sndiri tidak tau bgaimana rupanya.

      Yah ! Seperti yg dia bilang, sekarang aku sudah berada di pulau lombok. Rio -nama laki2 yg di menikahiku gara2 di j0d0hkan oleh ayah- trus memaksaku hari itu, meskipun aku tlah men0lak ajakanx tpi ya sudahlah ! Aku mau dngn -terpaksa-, toh dy jga sudah jdi suamiku, meskipun suami tak di harapkan.

      Anak ku lahir ! Yupz, se0rang laki2 yg ku beri nama Kevin Nathanino Sindunata, Setidaknya ank laki2ku bsa meng0bati rasa rinduku terhadap se0rang alvin j.S. Jujur aku masih sngat menyayangi alvin, kalian tau ! Aku percaya dngan dua hal, pertama aku percaya kalo alvin masih hdup dan yg kedua aku percaya tuhan akan slalu melindunginya, slalu...

      Waktu brjalan cpat, trus berputar tanpa hlangan, menepis masalalu, dan menggantinya dngan masa kini. Lihatlah ! Skarang ank ku tlah berusia 6 thn, tampak seusia dngan 6 thn ku rintis pernikahanku dngan rio, tpi kalian tau ! 6 thn jua aku tak prnah mendapatkankan kbahagiaan drinya, hanya nathan sumber kebahagiaan ku serta curahan hatiku.
"mam ! Papa kok bloM pulang sich ?" tanya nathan polos, aku hanya tersenyum dan menunduk mencoba menyamai tingGiku dngannya.
"mungkin, papa lagi sibuk sayang. Lbih baik kmu tdur, ini kan sdah laruT. Besok nathan sekolah juga kan ?" kata ku halus. ia mengangGuk, mencium ke2 pipiku, dan mengucapkan "good night m0m, LOVE YOU and have a nice dream ya !" aku tersenyum dan membalasnya "you to, GBU."

BRAAAAK !!!

      Apa lgi ini ? aku dan nathan yg msih tetap pada p0sisi semula terpelonjak kaget, scara reflek kami men0leh ke sumber suara. Di sana terlihat rio yg bru muncul dngn penampilan berantakan.
"io ! Pelan2 doNg." kata seorang gadis yg bru ku sadari ke hadirannya.
"apa2an kamu ? Hah !" bentak ku smbil merengkuh nathan ke dalam pelukanku.
"suka2 aku d0ng ! Ngapain kmu nanya2 kyak gtu, gk suka ?"
"iya, kalo aku gak suka knpa ?" tantangku.
"hahaha, aku tak peduli." teriaknya kencang, hingGa tercium jelas bau alkohol dari muluTnya. Dia maBuk, pikirku.
"ya sudah, trus mau mu apa ?"
"aku mau kenalin caloN istri bruku. nmanya silLa, ku rasa dia lbih baik darimu." rio mendekat ke arahku dngan langkah semp0yoNgan karna maBuk, aku hanya tersenyum tipis smbil mempererat dekapanku pada nathan.

      PLAAAAK !!! Hatiku terasa skit hingGa secara reflek ku tampar wajah rio di saat dia sudah dkat dan kini berada di hadapanku.
"pergi kau dari sini ! Dasar laki2 b***t." bentak ku tanpa ampun.
"hahaha, jika kamu berfikir seperti. Maka apa yg pantas ku fikirkan untk wanita sepertimu !" senyuman tipis di bibirnya terlihat menyeramkan. Aku hanya mengernyit tak mengerti, apa maksudnya. "BODOH ! wanita sepertimu memang tak punya hati, sjak 6thn lalu kamu menjadi milik ku seUtuhnya. Tapi lihatlah ! Kmu mlah merindukan laki2 lain yg tak jelas. Aku kecewa padamu, bagaimana bisa kmu di angGap sbgai istriku ? ragamu saja tak pnah sudi untk ku sentuh apalagi htimu. Sharusnya kamu memuaskanku sbgai suamimu ! Tapi tampaknya orang lain lbih bisa memuaskanku dngan raganya meski tanpa ada ikatan suami istri." sambungnya panjang lebar, aku hanya tertunduk, menangis tanpa suara.
"pergi kau, pergiiii ! Aku tak mau mempunyai suami sepertimu." bentak ku histeris, lagi2 dy hanya tersenyum tipis.
"haha... oke, Fine !. Itu yg ku mau, pergi dari wanita sepertimu."

      dia berlalu meningGalkan kami, pergi bersama wanita lain, dan tidak pernah kembali lagi sampai saat ini.

      Aku menutup mem0ri masa lalu itu, menyudahi smua critaku, dan kembali menatap anakku, nathan. "mama jangan nangis d0nk ! Nathan gk mau lihat mama nangis." bibir mungilnya mengatakan hal manis sambil menyeka airmataku, ku balas dngan senyuman.
"ya sudah ! Skarang nathan taukan siapa papa kandung nathan." dia mengangGuk paham.
"ia ma, nathan sudah tau. Rasanya nathan pengen bertemu sama papa, secara langsung."
"mama juga, mama rindu sama papanya nathan. Tpi..." kalimat ku terp0toNG oleh kalimat nathan yg menuturkan jelas. "tidak ada kata tapi kalau kita mau berusaha bertemu dngan papa." semangatnya mengGebu2 dngan binar2 di matanya.
"trus gmana d0nk sayang ! Kita tak punya jejak apapun tentang papamu."
"hahaha, tanya saja sama oM yg waktu itu ngucpin slmat ultah pada nathan."

     oh yea ! Knpa tidak ku pikirkan sebelumnya. BODOH ! Dy kan sahabat dkatnya alvin di masa kuliah, ktaku dlam hati.

     Ku raih BB yg sempat ku ltakan di meja dan langsung mencari nama seseorang yg berinisial 'i' di PBku. Ketemu ! Seruku sambil memencet tombol penghubung dan menungGu telepon dariku diangkat seseorang.
"halLO !"
"iya ! HalLo"
"iel !" panggil ku pelan pada orang di sebrang sana.
"iya, ini siapa ? dan ada apa ?" tanyanya beruntun.
"ini sivia, iel."
 "oh via to ! Ada apa vi, tumben nelpon !"
"iya nie..." nathan merebuT BB ku, tampaknya dy benar2 bersemangat untk masalah yg satu ini. "hei... Nathan, knapa di ambil ?" "biar nathan yg bicara ma, kalo mama kelamaan." aku mengalah, membiarkannya berbicara dngan iel.
"halLo ! Om iel, ini aku nathan. Om tau gk papa skarang dimana ?" diam sejenak, tak ada blasan dari orng yg di tanya. "papa....?" bingung iel. "papa alvin, maksudku" jelasnya.

      Kembali diam, tampaknya orng yg di telp0n masi memikirkan sesuatu. Aku dan nathan menungGu satu kata yg akan membawa kebahagiaan. "tidak" suara di sebrang sana mengecewakan kami. "Tidak...?" ulang nathan tak percaya, air wajahnya menyiratkan kekecewaan. "oM tidak tau papamu dimana, tapi yg om tau, papamu masi hdup smpai sekarang." sdikit bahagia merasuki hatiku mendengarnya.
"kenapa kamu tidak pernah cerita iel ?" tanyaku, stlah merebuT BB itu dari gengGaman nathan.
"aku takut kamu tidak akan percaya."
"salah ! Kamu salah iel, slama ini aku slalu mempercayai kalo dy masih hdup." air mataku terjatuh, bgaimana mungkin aku tak percaya hal sesederhana itu.
"maaf vi !"
"ya sudah tidak apapa, tpi dri mana kamu tau dy masi hdup ?"
"beberapa bulan lalu ada sebuah sms yg menanyakan kbarmu, stlah ku tanya si pengirim mengaku sebagai alvin" critanya singkat.
"owWw,,, trus apa kamu ngesave n0. Hpnya ??" tanyaku harap2 cemas.
"tentu saja" "aku minta, iel !" "boleh, ini n0. Nya 085********" "terimakasih iel" "samasama vi" "ya sudah, bye ! Salam buat anak istrimu." "iya, bye !"



      aku mengakhirinya dngan sebuah senyuman ! "bagaimana ma ?" tanya nathan. "mama hanya dpet n0. Hp papamu !" "coba telpoN !" suruhnya, aku mengangguk.
"maaf......" kecewa, n0. Hp it sudah tdak aktif.
"tidak aktif" ktaku kecewa.
"haha, sudahlah mam. Jngan kecewa seperti itu. Nathan tau cra mencari papa." aku mengernyit, apa yg akan di lakukannya ?.

Nathan berlari ke arah kmarnya, tampaknya dy akan mengambil sesuatu.
"apa yg akan kamu lakukan ?" dia tersenyum sambil menenteng laptop kesayangannya.
"lihat saja nanti !" katanya sok mistrius.

      Nathan memasang m0demnya, menungGu jaringan tersambung, dan menatap layar dngn mata berbinar2. Setelah tersambung, jari2nya mulai menari di atas keyboard dan beberapa menit kemudian dy menanyakan n0. Hp yg tadi.
"yesss ! ketemu..." girangnya membuatku bingung. Tapi seperempat menit kemudian keluar sebuah foto dngn biodata register via hp.
"nathan, bagaimana bisa ? Kamu... Kamu jenius nak." aku ikuT kegirangan, nathan tersenyum puas.
"haha... Bisalah ma ! Nathan nyari pakai satelit." adunya.
"baikLah, libur semester ini kita ke malang. Kita cri papamu sama2." semangat ku, nathan tersenyum lagi.



TungGulah...
TungGu aku di sana...
Jangan beranjak pergi...
Karna aku akan datang untukmu...
Beri aku kesempatan untk memperkenalkannya...
Memperkenalkan buah hubungan kita di masa lampau...
Dia sama sepertimu dan sama sepertiku...
Kita Menginginkanmu sebagai seseorang yg kita cinta dan kita rindukan...
Maka jangan beranjak pergi, karna kami akan datang untkmu...
Datang untk menyatu dalam keluarga kecil yg bahagia...



_BERSAMBUNG_

Sabtu, 26 Mei 2012

Last Story (part 1)

oleh Isti Ayua Diani pada 14 Agustus 2011 pukul 16:57
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++

      Senang rasanya bisa menemani nathan mengerjakan smua PR nya malam ini. Biasanya aku tak pnah mempunyai wakTu untk menemaninya karna aku terlalu sbuk bekerja sbgai wanita karir, tapi untunglah malam ini aku tak bekerja hingGa lembur. Lagi pula aku juga merasa kalo m0ment2 seperti ini yg membuat jalinan antara ibu dan anak smaKin dkat, atau lebih dkat.

      YapZzZ ! ! ! Kevin Nathanino Sindunata, sering ku pangGil nathan. Anak berumur 11 thun, berwajah oriental, serta berkulit puTih yg ku kira mirip dngan ayahnya. Mungkin kalian sedikit tak percaya, kalo nathan adalah anak kandung ku. Banyak yg bilang kalo aku dan nathan lebih pantas menjadi adik-kakak karena wajahku yg masih trlihat lbih muda dari umur ku yg sudah menginjak 35 thun. Tapi tak masalah untk ku karna itu memang benar, pikirku lgi.
"ma ! Nathan boleh nanyak sesuatu ?"
"mengapa tidak nak." kataku sambil mengangGuk mengiyakannya.
"hmMmM ! Sebenarnya, sebenarnya, papa kandung nathan yg mana sich ma ? Papa rio atau figuran yg ada di foto ini !." tanya nathan sambil menyodorkan selembar foto sepasang orang dewasa yg menggunakan pakaian pengantin.

      Hah ! Foto itu ? Dari mana nathan menemukan foto prnikahan pertama ku dngan seorang lelaki yg jujur saja masih ku cintai sampai skarang. 0h GOD ! Apa ini saatnya nathan tau yg sebenarnya, kataku dalam hati.
"halLoOwWw ! Mam, kok diem. Nathan salah ya nanyain itu ke mama. Tapi nathan pikir kalo ada sesuatu yg mama sembunyikan dari nathan, jelas2 wajah nathan lbiH mirip sama figuran itu dari pada sama papa rio." katanya menyadarkan lamunan ku. Aku hanya tersenyum menyikapinya, mungkin ini waktUnya buat nathan tau yg sbenarnya.
"gk kok sayang. Kamu gk salah, mungkin ini saatnya kmu tau semuanya." jelasku sambil mendekap tubuh nathan. Terlihat guratan kebingungan dari wajah p0losnya.

      Saatnya untuk menceritakan smuanya, kataku dalam hati sambil menarik nafas lebih dalam dan menghembuskannya perlahan.
"sebenarnya papa kandung kamu adalah yg ada di figuran f0to ini." jelas ku lagi yg berhasil membuat wajah nathan lebih bngung dari sebelumnya.

      Memori trsebuT cobaku puTar kembali dalam otak ku. HingGa Aku terdiam sejenak, ku persilahkan nathan untk tdur di pangkuan ku dan aku mulai membelai rambuT anak ku tersebuT.



(fLas baCK oN)

      suara gelak tawa membahana mencoba melengkapi kebahagia'n beberapa mahasiswa seperti ku dan kekasih ku. Karna hari ini adalah aku dan teman2 sejurusan dngn ku akan wisuda.
"yeyyy ! Aku gak nyangka vin. Sekarang kita udah dapet gelar S1. Rasanya cepet banget..." ucapku sambil memeluk heboh kekasihku yg bernama Alvin j0nathan sindunata, pangGiL saja alvin.
"hahaha... Iya vi aku juga gk nyangka." ucap alvin sambil membalas pelukan ku.

      Kami berdua laruT dalam kebahagiaan hari itu, suara canda dan tawa benar2 menghiasi hdupku saat ini. Sem0ga kebahagiaan ini tak akan berakhir, kataku dlam hati.
"vi, kayaknya mama sama papamu lagi nyari'in kamu tuh. Ayo cpet samperin sebelum mereka melihat kita berdua di sini." suruh alvin yg memang memahami suasana saat ini.

      Yapz ! Aku dan alvin memang BREACKSTREET, Kedua 0rang tua ku memang tak menyetujui hubungan ku dngan alvin karna kami berbeda agama. Aku mengangGuk mendengar ucpan alvin, ini memang bkan saatnya mementingkan eg0 ku sendiri. Aku tak mau alvin kena marah lgi, apa lagi kalau2 nanti kedua ortu ku nekat melakukan sesuatu pada alvin mengingat ancaman mereka beberapa tahun lalu.
"hmMmM !! Vi..." langkahku tercekat mendengar pangGilan ALVIN.
"iya vin."
"nanti malam jam 7 aku pengen ngajak kamu makan malem. Apa kamu mau vi ?" tanya alvin ragu2, aku mengangguk, dan kembali berjalan menghampiri 0rang tuaku.
"yesSs..." teriak alvin kegirangan. Aku tersenyum simpul. Alvin, alvin, kau memang c0wok yg membuat hdupku sempurna, pikirku.



#+# CAFE first page 0uT D00R #+#



     
      seperti namanya, cafe tempat ku dinNer sekarang membubuhi menu sea fo0d dngan nuansa pantai 0uT d0or dan bersenandung suara amuk oMbak malam ini.
"vi..." / "vin..." panggil kami k0mpak.
"oke, kamu yg duluan." k0mpak kami lagi bersamaan.
"hahaha,,, kamu dulu vin. TiTiK" ucp ku yg membuat alvin tak bisa men0lak.
"hmMmM.,. Vi apa kamu mau menjadi pendamping hdupku ? Aku sungGuh sangat mencintai mu dan aku juga tak mau kehilangan mu." kata alvin yg membuat ku kaget, jujur saja aku sangat menginginkan tawaran alvin tersebuT karna aku juga mencintainya.
"ta... Tapi..."
"aku akan melamarmu di dpan ke 2 orang tuamu. Apa pun yg terjadi aku tak mau hubungan kita berakhir." kata alvin lagi mem0tong ucapan ku. Tanpa ku sadari, aku mengangGuk menerima tawarannya.
"tapi tak mungkin vin, laki-laki pilihan ke2 orng tua ku akan langsung menikahiku besok. Kalo kmu benar2 menginginkan ku bawalah aku pergi dari hadapan ke 2 orang tua ku dan ku mau kita kawin lari."
"maksudmu kita harus nekat ?"
"yupzZzZ, Hanya itu cara satu2nya. Bagaimana ?." tanya ku lagi, sambil menungGu jawaban alvin dngan harap2 cemas.
"BAIKLAH. jika itu yg bisa membuat kita menyatu." katanya mantap, aku tersenyum bahagia.
    
      Setelah perundingan itu, aku dan alvin langsung pergi sejauh-jauhnya dari keluarga dan orang2 yg sangat kami cintai. Kami tak peduli lagi dngan semuanya, kami memutuskan tingGal di pelosok atau pedesaan yg sangat jauh dari kota jakarta.

      HingGa 1 thun berlalu, aku hdup bahagia dngan alvin, tapi hari itu tiba. Hari di mana kebahagia'n dan kesedihan kami tiba. Kebahagia'n yg ku rasakan adalah aku mendapat anugrah terindah buah hubungan dngan alvin, dokter mengatakan aku mengandung seorang anak yg slama ini kami nantikan, aku ingin segera mengabarkannya pada alvin. Namun kesedihan ku juga tiba saat itu, ke2 orng tua ku mengetahui keberada'n ku dngan alvin, mereka memaksa ku pulang kejakarta dan memaksa ku menikah lagi dngn laki2 pilihan k2 orng tua ku trsebuT yg ternyata bernama MARIO. Aku tak terima itu, kemana alvin sbenarnya ? Mengapa dy tak kunjung pulang ? Apa yg terjadi padanya ? Oh god, LINDUNGI dia.
"aku tak mau pulang, aku menunggu alvin, skarang dy adalah suami ku." Aku terus meronta di dalam m0bil ayah yg akan membawa ku ke jakarta lgi.
"hahaha, kau mengharapkan alvin blik. Tak mungkin, dy tlah mati."


____BERSAMBUNG____

(maaf ya, sebenarnya ini cerbung lama, jadi maaf kalo ada salah kata atau ada kata yang kurang huruf, maklum aku nulisnya lewat hp)

Rabu, 16 Mei 2012

A LITTLE PEACE FOR YOU #part8 (lastpart)





Sivia berdiri ditengahtengah padang ilalang yang menjulang tinggi hingga lututnya, tidak ada yang istimewa dari tempat pijangnnya saat ini. Hanya saja, kalau bukan alvin yang memintanya, dia tidak akan perna ingin mengunjungi tempat iini. Apalagi kala terik mentari masih saja berminta untuk terus memancarkan hawa panas tepat diatas kepalanya.

“sivia” panggil alvin dari arah belakang, membuat sivia berbalik dan menghadap alvin. “aku iingin membuktikan kalau aku serius dengan prasaanku untukmu.”

Sivia mengernyit, membiarkan alvin melakukan apapun yang dia mau untuk menunjukkan rasa cintanya. Alvin, menunduk sebentar dan entah melakukan apa dengan permukaan tanah yang telah ditumbuhi oleh ilalang-ilalang liar.

Percikkan air menyembur dari segala arah, melingkar diantara alvin dan sivia. Air melengkun tinggi dan terhempas diatas tanah untuk waktu yang lama, lengkungan air mencapai diatas tinggi ilalang. Menimbulkan Biasan yang tercipta sungguh indah dan sempurna, diantara percikan-percikan air yang menjulang tinggi terbias tujuh macam warna, pelangi buatan. cahaya mentari membias diantara lengkungan air tersebut, menunjukkan bahwa warna pelangi buatan tercipta sama seperti pelangi alami. Tampak indah dan membuat sivia menganga dan takjub.

“apa kamu suka ?.” tanya alvin, sivia tetap diam. “ini bukti cintaku.” Kata alvin lagi dan lagi-lagi sivia diam.

Ingin rasanya sivia memeluk alvin saat itu dan menytakkan kalau dia sungguh sangat suka dengan cara alvin menunjukkan cintanya. Namun tidak, tubuhnya terasa kaku dan lidahnya terasa kelu. Membuatnya seperti patung hidup yang bisu karna ketakjubannya.

“kenapa diam, apa ini kurang untuk bukti itu ?.” tanya alvin lagi. “baiklah ini bukti keduaku.”

Alvin mendekat, menyentuh pundak sivia, dan mendekatkan wajahnya kewajah sivia. Semakin mendekat dan rasanya semua tersampaikan dengan kecupan penuh nafsu tersebut. Cukup lama mereka melakukannya sampai sivia tidak bbisa bernafas dan memilih mendorong alvin untuk menjauh darinya.

“alvin, aku lelah. Aku percaya, aku juga mencintaimu. aku mau jadi pacarmu.” Kata sivia sambil mengatur nafasnya, beberapa menit kemudian alvin langsung mendekat dan memeluk tubuh gadisnya.

“terima kasih sivia,” balas alvin.

Ilalang-ilalang tinggi menjulang menjadi saksi hari ini, hari yang bersejarah sebagai balasan akan takdir cinta mereka. Angin meniup setiap pori-pori wajah mereka, seakan-akan memberikan ucapan selamat untuk hari indah ini.

“alviiin, aku punya sesuatu untukmu.” Kata sivia lembut, alvin menoleh seraya bertanya. “apa itu ?.”

“hahaha, ada deh. Kalau mau tahu, ayo ikut aku. Aku yakin kamu akan suka hadiah dariku.” Mata sivia berbinar-binar membicarakan hadiah yang akan diberikkannya untuk alvin.

“ayo ikut, hadiahnya ada dirumah gabriel.”

Tanpa banyak bicara, dua pasangan baru tersebut langsung beranjak kerumah gabriel. Sesampainya disana, mereka disambut oleh gabriel dan yang lainnya. “wahh, dapet  PJ nih kita.” Canda shilla, mereka terkekeh bersamaan.

“PJ pala lo peyang, aku lagi bokek tauuu.” Kata sivia, mereka kembali terkekeh.

“ehiya, iel gimana hadiah buat alvin, udah siap belum ?.” tanya sivia pada gabriel yang duduk disamping shilla. Gabriel tersenyum dan mengacungkan jempol tangannya. “udah dong.” Katanya.

“yaudaaah sekarang kamu tutup matanya alvin dulu, aku mau bawa hadiahnya kesini.” Suruh gabrie. Sivia balas mengacungkan jempol tanganya, setelah itu baru ia menutup mata alvin. sementara alvin hanya pasrah saja dan yang lain sudah siap menjadi penonton.

Gabriel berlari kelantai atas dan menghampiri mamanya yang sedang terduduk dikursi roda. Wanita paruh baya itu tampak lelah setelah hampir setiap hari menangis, mata beningnya tampak sembab karena terlalu sering menangis.

“ma, gabriel punya kejutan buat mama. Gabriel percaya mama pasti seneng banget.”  Kata gabriel sambil mendorong kursi roda mamanya. Mereka menuruni tangga dan sampai tepat didepan alvin. wanita paruh baya yang duduk dikursi rodany langsung menangis haru melihat siapa yang dihadapannya. Alvin. alvin anaknya, anak kandungnya, anak yang selalu dirindukannya.

“vi udah belum sih, lama banget.” Kata alvin nggak sabar.

Sivia melihat kearah gabriel. Gabriel mengangguk sebagai kode bahwa sivia sudah boleh membuka mata alvin. akhirnya sivia membuka mata  alvin dan mundur beberapa langkah seraya bergabung bersama teman-temannya yang lain untuk menjadi penonton bersama.

“alvin.” panggil wanita itu lirih. Alvin yang dipanggil hanya mengernyit, perasaan dirinya pernah melihat wanita tersebut. ohyaaaa ! wanita itu, wanita yang selalu dirindunya juga, wanita itu yang selalu dipandangnya dari sebingkai foto yang masih setia terpajang di kamarnya.

“mama.” Kata alvin tak percaya. Matanya berkaca-kaca, dihampirinya tubu wanita itu dan dipeluknya dengan erat.

“alvin kangen mama, mama kemana aja ? kenapa mama ninggalin alvin.” kata alvin, tangisnya mulai terisak.

“maafkan vin, maafkan wanita hina ini.” mama alvin ikut menangis, air matanya keluar mengharu biru. Sudah lama ia ingin memeluk anaknya ini, anak keduanya dari pria yang dulu mengusirnya.

Alvin menggeleng ketika mendengar mamanya mengatakan kata ‘maakan wanita hina ini’. hatinya sesak luar biasa. Bagaimanapun dan siapapun mamanya, dia tetaplah wanita berjasa yang telah melahirkannya, wanita yang disebut malaikat tanpa sayap, wanita tercantik yang selalu membuatnya rindu.

“nggak ma, mama bukan wanita hina, alvin sayang mama.”

“mama juga sayang sama alvin.”

Alvin melepaskan pelukannya, ditatap wajah menua sang mama. Wajah itu tetap terlihat cantik, sama seperti saat terakhirnya melihat wajah tersebut. alvin mencium kening mamanya seraya kembali berkata ‘alvin sayang mama’.

Sivia dan yang lain ikut menangis haru, mereka tergerus ikut melebur bersama susana haru biru yang tercipta dari adegan ibu dan anak tersebut.

“mama kenapa bisa ada dirumah gabriel ?.” tanya alvin setelah semuanya mulai menyeka air mata.

Mama alvin menatap lekat-lekat wajah alvin. lalu ditariknya nafas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan, seperti dirinya mencari sebuah detik waktu yang cukup bersahabat untuk menceritakan segalanya.

“sini vin, duduk dibawah mama.” Kata mama alvin memaksa alvin duduk dilantai dan memunggunginya agar dapat dengan leluasa tangan mamanya membelai rambutnya ketika kepalanya terpangku nyaman.

“gabriel itu kakak tirimu.” Kata mamanya mengawali. Alvin terpelonjak kaget dan hampir menegakan badannya ketika mamanya kembali membelai rambutnya untk menenangkannya. “dulu mama punya suami sebelum menikah dengan papamu, dari suami pertama mama menghasilkan anak yaitu gabriel, tapi ketika gabriel berumur 7thn, mama dan suami pertama mama cerai dan mama meninggalkan rumah termasuk meninggalkan gabriel. Setelah itu mama menjalin hubungan dengan papamu. Setelah satu tahun berpacaran, papamu mepersunting mama dan melahirkan kamu. Selama 6thn pernikahan kami, mama tidak pernah menceritakan tentang gabriel ataupun suami pertama mama. Dulu sebelum berpacaran, mama mengaku kalau mama belum pernah menikah dan masih gadis.”

“waktu itu, waktu mama lagi ngedongengin kamu. Papamu tiba-tiba datang dan mengamuk, dari sana mama  tau kalau papamu sudah tau kalau mama membohonginya, papamu tau tentang suami pertama mama dan tentang gabriel. Papamu marah besar samapai mengusir mama, saat itu mama keluar dari rumah dan kembali kerumah lama mama yang masih ditempati gabriel. Semenjak saat itu mama merasa menjadi wanita hina yang ngga tau malu, mama dulu ninggalin gabriel dan selanjutnya malah ninggalin kamu. Mama merasa menjadi ibu yang gagal buat kalian, mama putusasa dan sempat berfikir untuk bunuh diri dengan menabrakkan diri. tapi kamu bisa lihat, mama bukannya mati, tapi malah nyusahin gabriel lagi dengan kelumpuhan mama.” Cerita mamanya panjang lebar.

Alvin masih tak percaya, kali ini ia kembali menegakkan tubuhnya tanpa dapat ditahan oleh tangan mamanya. Alvin menatap mamanya deengan perasaan campur aduk, marah, kasihan, kecewa, dan segala rasa kian menumpuk didadanya.

“alvin marah sama mama ?.” tanya mamanya lembut.

Alvin tak lantas langsung menjuawab, ia hanya diam dan melihat mamanya tanpa bergeming. Gabriel menghampirinya dan menepuk pundaknya pelan. “waktudenger cerita mama pertama kalinya, aku juga bereaksi sama kayak kamu, tapi mau gimana lagi, percuma marah dan membenci mama kita sendiri.” Kata gabriel pelan.

Alvin masih tidak bergeming, kali ini pandangannya lebih tajam dari sebelumnya. Namun pandangan itu perlahan melembut, alvin sadar dia tidak pantas marah karena tidak semuanya adalah salah mamanya, ini sudah takdir dan alvin sendiri tidak mugkin menentangnya.

Alvin bangkit dari duduknya dan memeluk sekali lagi tubuh mamanya. “apapun yang terjadi dan apapun yang sempat terjadi, mama tetap mama terhebat untuk alvin.” bisik alvin tepat ditelinga kanan mamanya. Mama alvin kembali menangis haru, ia membalas pelukan alvin si jagoan kecilnya, sementara gabriel yang melihat hal tersebut ikut menangis, gabriel ikut memeluk tubuh alvin dan mamanya, ia ikut lebur dalam keharuan.


--------THE END-------


Bukan hidup kalau tidak ada sedih,
Bukan hidup kalau tidak ada tantangan,
Bukan hidup kalau tidak ada penyesalan,
Bukan hidup kalau tidak ada tangisan.

Hidup bukan hanya untuk tertawa,
Hidup bukan hanya untuk tersenyum,
Hidup bukan hanya untuk bahagia,
Hidup bukan hanya untuk suka.

Tapi hidup adalah segalanya,
Hidup untuk semua peristiwa,
Hidup adalah hidup dengan sejuta warna,
Hidup untuk suda dan cita,
Hidup terasa dengan kepedihan, hidup indah dengan kebahagiaan.



foto alvin and mom
sweet memories

A LITTLE PEACE FOR YOU #part7





Waktu pastikan terus berputar, kekacauan sudah berlalu beberapa menit yang lalu. Namun gadis paruh baya tersebut masih menangis sesenggukan, tidak dipungkiri lagi kalau sekarang matanya sudah sembab. Namun tidak perduli ! apa pentingnya air mata, kalau mengingat dirinya tadi yang belum sempat menyentuh  buah hatinya.

“ma, sudah ya ! mama jangan nagis lagi. Tuhan pasti akan adil sama kita, mungkin sekarang belum waktunya buat mama nyentuh Alvin.” Kata gabriel yang sekarang sudah berada didepan wanita paruh baya tersebut, ia prihatin dengan keadaan mamanya. Gabriel tahu bagaimana rasa rindu itu menjalar selama bertahun-tahun dan terpendam dalam dihati wanita tersebut, sampai saat ini ternyata waktu hanya mengizinkan mamanya untuk melihat alvin dan tidak untuk menyentuhnya.

“mama, ingin memeluk adikmu iel. Tapi laki-laki itu.. dia merebut anak  mama, dia tidak mengizinkan mama untuk menyentuh adikmu, dia ingin memeisahkan kami... hikshikshiks” wanita tersebut kemudian histeris sambil memeluk gabriel, hanya gabriel tempatnya mengadu, hanya dia yang tersisa disini.

“ia ma, gabriel tahu. Ntar gabriel bawa alvin lagi kesini, sekarang mama istirahat yah.” Bujuk gabriel sambil mendorong kursi roda mamanya ke ranjang tempat alvin tidur tadi.

“gabriel janji mau bawa alvin kesini lagi ?”

“gabriel janji ma.” Kata gabriel tulus dan tersenyum melihat tingkah mamanya, wanita tersebut hanya tersenyum. Setelah itu gabriel membaringkan mamanya dan iapun segera beranjak keluar dari kamar tersebut.


++++++++++++++++++++

Tirai-tirai menyibak disaat matahari mulai menyembulkan sinarnya dan membuat alvin mengerjap-ngerjapkan matanya. Hal pertama yang ia lihat hanyalah ruangan yang didominasi oleh warna putih dan terkesan bersuasana lengang. Suara air dikamar mandi membuat damai terusik, alvin hanya diam dan mencoba mengingat-ngingat   kenapa ia bisa ada diruangan serba putih ini.

Namun semakin mengingatnya, alvin senmakin merasa bingung. Apalagi ia juga tidak bisa mengingat kejadian yang menyebabkannya tertidur lemas diatas ranjang ruangan rumah sakit ini. Yang alvin bisa ingat hanyalah rasa hangat ketika sivia memeluknya sampai ia tertdur dan setelah itu ia juga mengingat kalau ketika ia tertidur ada seseorang yang memanggilnya dengan suara bergetar, suara ttersebut terdengar familiar untuk alvin.

“alvin, syukurlah kau sudah sadar.” Sapa seorang pria yang baru saja keluar dari kamar mandi.

“aku kenapa pa ? kok bisa disini.” Tanya alvin.

“sudahlah alvin sebaiknya kamu istirahat saja dulu, jangan pikirkan hal yang sudah berlalu.” Kata pria

“baiklah.” Alvin kembali diam namun tetap memikirkan apa yang sudah terjadi, setelah beberapa menit kemudian suaras pintu kamar terbuka dan membuat sepasang matanya terpokus pada satu sisi pintu ruangan.

“pagiii.” Sapa seorang pria yang sepantaran dengan papa alvin. beliau tersenyum setelah menyembulkan seluruh tubuhnya dari balik pintu yang terbuka hanya separuhnya.

“wah, pagi juga.” Sapa papa alvin sambil menghentikkan aktivitas membaca koran paginya. Sementara alvin hanya tersenyum seraya mencoba bangun dari posisi berbaringnya dan mencoba mencari keberadaan gadis yang mungkin datang bersama papanya.

“haha, iya. Ini saya mau  menjenguk alvin, dari tadi sivia merengek-rengek dan meminta saya untuk mengantarkannya menjenguk alvin.” ujar papa sivia, setelah itu barulah sivia keluar dari balik tubuh papanya dengan semburat wajah merah dikedua pipi cubynya.

Alvin tersenyum melihat sivia dan menatapnya dengan tatapan yang mengisyaratkan untuk sivia segera mendekat kearahnya. Dengan langkah riang sivia mendekati alvin, sekarang mereka seperti sepasang kekasiih yang sedang dirindung cinta.

“wah ! kita diacuhkan.” Gumam papa alvin, sementara itu sivia dan alvin cuman nyengir gaje.

“hahaha, maklum anak muda. Yasudah ! lebih baik kita keluar saja.”

“iya-iya, dari pada jadi kambing congek.”

Papa alvin mendekati meja kecil di samping ranjang alvin yang dekat dengan tempat sivia duduk, beliau  lantas mengambil BB yang tergeletak tak berdaya diatas meja. ‘jangan mengingatkannya soal yang terjadi kemarin.’ Gumam papa alvin tepat ditelinga sivia, suara gumaman yang pelan membuat hanya sivia yang mendengarkannya. Setelah itu papa alvin berjalan menjauh dan merangkul papa sivia layaknya anak muda yang mau mencari kecengan.

“sivia sebenarnya apa yang terjadi padaku ?” tanya alvin pada sivia, seketika sivia tersentak mendengar pertanyaan alvin yang membuatnya bungkam, apalagi mengingat bisikan papanya alvin yang tadi.

“kenapa kamu diam vi ?” tanya alvin. “apa kamu tahu, atau malah kamu tidak tahu ?.” tanya alvin lagi, tanpa menunggu jawaban dari sivia.

“ehahaha, aku gak tahu vin. Ini juga tahu kamu di rumah sakit dari ify.” Bohong sivia.

“ohhh, terus ifynya mana ?” tanya alvin.

Dada sivia serasa sesak mendengar laki-laki pujaan hatinya menanyakan gadis lain. Tapi bukankah itu hal yang wajar, apalagi mengingat ify adalah sahabat baik alvin. tapi tetap saja sivia merasa sakit hati ketika alvin menanyakan ify, apa inikah yang namanya cemburu ? kalau iya, maka rasanya sakit sekali.

“i... ify... hmmm ! anu, itu...” sivia menjawab dengan gelagapan, apalagi dirinya memang tidak tahu kalau ify dimana, mengingat kemarin ify dibwa kabur oleh penculik BA**N*AN kemarin.

“hay alvin ! kau mencariku.” Potong suara yang terdengar dari belakang, lantas mebuat alvin dan sivia menghadap pintu ruangan dan melihat ify yang sedang tersenyum serta bergandengan tangan bersama rio.

“ehh, iya fy. Apa kabar ?.” tanya alvin ramah, sejenak ia tampak seperti seorang adik yang sangat senang dengan kehadiran kakaknya.

“wah ! tampaknya pangeran cuekku sudah berubah menjadi ramah ni.” Kata ify sambil mendekati ranjang alvin bersama rio. “aku baik-baik saja kok vin, apalagi sekarrang aku sudah ada yang ngejaga.” Ify melirik kearah rio, yang dilirik hanya tersenyum gelisah. “ nah sekarang bagaimana dengan keadaanmu ?”

“aku baik.” Singkat alvin.

“bagus, anak pintar.” Kata ify sambil mengacak-acak rambut alvin.

“hay ! kacang-kacang-kacang.” Kata sivia gak jelas, semua langsung tertawa terbahak-bahak.


====================

Malam tiba, sivia masih tetap siaga didekat alvin. setelah ify dan rio pulang tampaknya alvin kelelahan karna bercanda dengan mereka seharian. Jadi sekarang alvin sedang tertidur nyenyak dengan tangan yang masih menggenggam erat tangan sivia.

“huh ! aku sayang kamu vin.” Ujar sivia pelan sambil mencium kening alvin penuh sayang. Perlahan air matanya turun dan menetes penuh haru, ia tak menyangka kalau musuhnya sendiri yang akan menjadi pujaan hatinya.

“huoammm !” tiba-tiba sivia menguap untuk yang kesekian kalinya, setelah itu barulah ia tertidur dengan posisi duduk dan kepalanya berada diatas tangan alvin yang menggenggam tangannya.


=================

Pagi yang cerah untuk memulai aktifitas baru seteah kejadian yang membingungkan. Sekarang alvin sudah boleh masuk sekolah setelah beberapa hari yang lalu ida diizinkan pulang dan beristirahat full day di rumah.

“wahhh ! si cuek udah masuk nih.” Sambut iel sambil memantul-mantulkan bola basketnya, alvin yang merasa disindir pun menatap iel dengan tajam. “hahaha, calm bro.” Iel menepuk pundak alvin dengan pelan, alvin pun tersenyum bersahabat menanggapinya.

“ecieeee, yang udah baikan.” Goda shilla yang baru datang bersama sivia, ify, dan rio.

“yeeee ! biasa aja kali neng.” Kata iel sambil menoel dagu shilla.

“ehemmmm. 2 pasangan baru dan 2 jomblo sejati.” Sindir rio memberanikan diri untuk berbicara, setelah lama canggung karna masih diliputi rasa bersalahnya.

“hahaha, tenang yo. Si alvin bentar lagi bakalan nembak via nih.” Goda ify.

“idih, nembak via. OGAH.” Ggidik alvin dan menatap via dengan tatapan mengejek. Sivia llangsung masang muka muram dan berjalan meninggalkan teman-temannya.

“wah vin, ngambek noh via.”

“lah terus kenapa ?” tanya alvin dengan tampang polos.

“ya kejerlah, mau lo sivia di ambil orang.” Kata il sambil mendorong tubuh alvin dan menyuruhnya untuk mengejar sivia yang ngambek kepadanya.

Di belakang sekolah sivia duduk dengan wajah tertunduk, kata-kata alvin tadi benar-benar membuatnya terluka lahir batin-dunia akherat. “wah neng via ngembek ya ?.” tanya alvin yang tiba-tiba sudah ada disamping sivia. (kyak hantu lo vin :p)

“gak.” Singkat sivia, dia masih menundukkan wajah.

“beneran nih.”

“hmmmm”

“via, kamu mau gak jadi pacarku.” Kata alvin yang langsung to the poin, via menoleh dengan ekspresi datar.

“sorry vin, aku butuh waktu. Tadi kamu bilang gak mau nembak aku.”  Kata sivia.

“tadi aku hanya bercanda via.”

“aku tahu vin, tapi aku butuh bukti. Aku takut kamu hanya mempermainkan aku saja.”

“oke, kalau kamu butuh bukti. Lihat saja nanti.”

Alvin pergi dari hadapan sivia. Sepeninggal alvin, sivia malah menangis merutuki kebodohannya yg tidak langsung menerima alvin. apalagi bukti yang dibutuhkannya, padahal semua sudah jelas dengan pengorbanan yang dilakukan alvin untuk melindunginya dari jebakan-jebakan kemarin.

“arghhhhh ! sivia kau bodoh” cerca sivia pada dirinya sendiri.


--------____BERSAMBUNG------_____

Wahwah !
Kok sivia gak nerima alvin langsung sih ? terus si Alvin mau buat apa yah buat ngebuktiin cintanya ? ckckckck, yang penasaran tunggu part 8 yah, sekaligus part endingnya...  byebye

A LITTLE PEACE FOR YOU #part6



‘BRUK’
‘BRAK’
‘BRUK’

Alvin mencoba mendobrak pintu sebuah ruangan yg menjadi satu-satunya ruangan yg lampunya masih hidup dan terdengar beberpa suara dari dalam, namun ntah untk yang keberapa kalinya alvin mendobrak pintu tersebut dan hasilnya nihil. Pintu tersebut tidak terbuka sedikitpun karna memang tenaga alvin sudah terkuras habis oleh jebakan-jebakan tadi dan...

‘GEDUBRAK’

Iel tersenyum bangga mendapati hasil dobrakannya yang membuat pintu terbuka lebar, alvin memandang iel dengan tatapan terima kasih dan di balas iel dengan anggukan tulus. Sivia dan shilla yang melihatnya hanya tersenyum senang karna kini k2 laki-laki tersebut mulai akur.

“IFY,,, FY,,, IFY,,, KAMU DIMANA  ?” teriak alvin sambil menghampiri sebuah monitor besar yang masih menyala, “erghhh ! shit, dia kabur dan membawa ify.” Rutuk alvin kesal.

Alvin menunduk sambil mengambil jepitan ify yang tersisa di sana, sivia menghampiri alvin dan menguatkan laki-laki tersebut.  “sudahlah vin, ntar kita cari ify lagi.” Sivia mencoba menenangkan alvin.

“hosh hosh hosh... ak... u capek vi.” Keluh alvin yang tiba-tiba memeluk tubuh sivia, punggung sivia mulai basah. Tampaknya keringat dan air mata alvin mulai meleleh di pelukkan sivia. Mungkin alvin memang benar-benar lelah.

“vin, alvin, berat vin.” Kata sivia masih dengan menahan tubuh alvin, sepersekian menit kemudian tubuh alvin terasa berat dannn membuat sivia kewalahan.

“ehhh ! vi, sini aku bantu. Kayaknya alvin bener-bener kelelahan.” Kata iel sambil membantu sivia.

“loh ! alvin kenapa iel kok merem gitu ?”

“dia pingsan shill, gk lihat apa nie ?” kata gabriel sambil merangkul tubuh alvin, sivia yg melihat pun jadi kawatir di buatnya. “vi, tolong aku nih kamu mapah di sebelah kanan, alvin berat bgt, trus kamu shil tolong siapin mobil yang diparkir di depan, Kita bawa alvin kerumahku aja. Mumpung deket.” Suruh iel, sivia dan shilla pun hanya menuruti kata iel saja.

Mereka berlalu, meninggalkan gedung tersebut. Dalam perjalanan sivia terusterusan menatap alvin, penuh khawatir. sesekali sivia membelai rambut hitam alvin yang pada dasarnya, kini kepala laki-laki tersebut menyender di bahu sivia. “jadi kamu beneran suka vi sama alvin ?.” tanya iel tiba-tiba sambil melihat wajah cemas sivia dari kaca depan, shilla menoleh dan tersenyum melihat dua orang di belakanganya.

“eh, haha ! ngomong apa kamu iel. Masa aku suka sama musuh sendiri.” Elak sivia, glagapan.

“haduh, via sayang ! udah deh ngaku aja.  Lagian akhir-akhir ini, kamu kan sering sama alvin. Di mana ada alvin pasti ada sivia, dimana ada sivia pasti ada alvin, ya gk iel ?” timbrung shilla sambil tersenyum menggoda.

“hahaha ! iya yank kamu bener. Lagian kalian berduakan emang aneh, MUSUH JADI PACAR.” Tambah iel lagi dan lagi-lagi menggoda sivia.

“hah ! eh, apa tadi ? yank, jadi klian berdua...” tanya sivia tak percaya.

‘CIIIIITZZZ’ perkataan sivia terputus, shilla dan iel pun segera turun dan sebelumnya mereka melempar senyuman jahil ke sivia. Sivia mengerti arti senyuman tersebut, jadi shilla dan iel memang sudah resmi pacaran, haseeeek ! shiel tumpengan yoook. #plak


===================================RIFY CONDITION=====================================

Lidah ify terasa kelu untuk kembali memberontak, sedari tadi ia hanya memilih bungkam dan tidak melawan atas kemauan rio. Ify rela di bawa rio kemanapun, tapi atas satu syarat yg di ajukannya sebelum tadi dirinya di bawa rio kabur dari gedung.

“maaf fy...” lirih rio penuh penyesalan, ify tak menjawab. “fy, maafin aku. Jangan diem kayak gini dong fy. Aku tau, aku salah.” Rajuk rio lagi.

“kalau kamu tau ini semua salah. Tapi kenapa kamu lakuin semua ini yo ?.” Kata ify yang akhirnya bersuara, meski terkesan pelan. “jelaskan yo, jelaskan semuanya. Kalo sampai terjadi apa-apa sama alvin, aku gak bakalan maafin kamu yo. Sekarang aku minta kamu jelaskan semuanya seperti syarat yang tadi aku ajukan.”

“iya fy, aku akan jelaskan semuanya. Tapi nggak di dalam mobil.” Ujarnya, Rio melajukkan mobilnya lebih cepat. di dalam perjalanan baik rio maupun ify tidak mengeluarkan suara sedikit pun. Mereka tenggelam dalam pikiran masing-masing. Toh lebih baik diam begini, dari pada berbicara dengan meluapkan emosi yang telah berada di ujung rasa.

Beberapa menit kemudian, mobil rio terpakir di luar gerbang. Ify yang menyadari gerbang tersebut adalah jalan masuk satu-satunya ke dalam pemakaman umum. “ayo fy, ikut aku.”

“kenapa kesini yo, inikan pemakaman ?.” tanya ify pelan, rio tidak menjawab sedikitpun. Laki-laki itu malah menarik paksa tangan ify masuk ke pemakaman tersebut.

 Sedikit melirik, ify melihat gambaran tak biasa dari wajah rio. Mata rio terlihat menyimpan sejuta kegelisahan yan bercampur dalam kehancuran, warna merah wajahnya benar-benar memperlihatkan dendaam yang belum sepenuhnya terlampiaskan.

“ini alasan satu-satunya kenapa aku ngelakui semuanya ke kamu dan alvin.” lirih rio sambil berjongkok di samping gundukan makam, ify ikut berjongkok meskipun dia tak mengerti dengan maksud rio. “RAY, yah ! perkenalin fy, dia adikku. Namanya RAY,” kata rio pelan.

“terus hubungannya apa yo ?” tanya ify yang masih belum mengerti, perlahan di tatapnya rio. Terlihat tumpukan air di sudut mata teduh rio.

 “ aku sayang adikku fy, sayang banget malah. Rasa sayang yang sama, yang dia pendam sama kamu fy. Jangan bingung, sebelumnya kamu memang gak kenal siapa ray ! ray adalah adik kesayanganku fy, dia beda setahun denganku, dulu dia juga salah satu siswa di sekolah kita. Tapi sayang fy, penyakit jantung yang di deritanya, berhasil merenggut nyawanya. Di tambah dengan rasa sesak luar biasa saat dia cemburu melihat kamu dan alvin.” Rio tersenyum miris, perlahan dia menarik nafasnya untuk mencari kelegaan sebelum memulai ceritanya lagi. “dulu, yah dulu ! dia menganggap kamu sama alvin pacaran dan setiap kamu dan alvin bersama-sama, ray selalu cemburu. Itu membuat rasa sesak di dadanya makin menggelunjak dan pada akhirnya rasa sesak itu semakin menambah deritanya dan melemahkan kerja jantungnya. Memang ini bukan sepenuhnya salah kalian berdua. Tapi aku belum bisa menerima kepergian adik ku fy dan itu membuat rasa dendamku semakin menjadi-jadi dan membuatku melakukan semua ini.” Terang rio, perlahan aitr matanya menetes, memory indah bersama ray kian membayang di benakknya.

“maaf yo, aku dan alvin gk tau semua ini. tapi Gak seharusnya kamu lakuin semua ini yo. Kamu salah, kamu salah.” Isak ify, rasa bersalah dan kecewa membuat gadis ini terpuruk.

“iya fy, aku tau, aku sadar. Tapi rasa dendam ini lebih dari yang kamu bayangin. Sakit fy, skit banget nerima kenyataan ini.” Kata rio, perlahan tangan jenjangnya merengkuh ify ke dalam pelukannya.

“tapi aku sadar fy, dendamku semkin lama semakin lenyap dan berganti rasa cinta fy. Kamu tau ?” ify menggeleng dalam pelukkan rio. “kamu tau ? apa yang di rasakan ray dulu, sekarang sedang kurasakan. Rasa cinta yang sama dan dengan orang sama, yah ! aku cinta kamu fy.” Kata rio, mengakui semuanya.

Perlahan pelukkan haru itu terlepas, rio menarik tangan ify untuk lebih dekat dengan makam ray. “ray, aku minta maaf dan sekalian mau minta izin sama kamu. Aku mau jagain ify, aku juga sayang sama dia. Aku minta maaf ray, tapi aku gak bermaksud ngerbut ify dari kamu, tapi aku cinta sama ify. Izinin aku yah ray, restuin hubungan aku sama ify.” Kata rio sambil mengelus nisan ray.
Perlahan rio mengubah arah pandanganya ke arah ify. “ify, kamu mau gak jadi pacarku ?” tanya rio sungguh-sungguh.

“kenapa ? kenapa nggak untuk orang yang aku cintai juga.” Kata ify seraya tersenyum senang, plus senyum lega karna laki-laki yang di cintainya kini sudah menjadi miliknya dan semua masalah telah selesai, untuk saat ini.


+++++++++(((((((((((((((()))))))))))))))))++++++++++

“uhuk-uhuk-uhuk.” Batuk alvin seraya sadar dari pingsannya, perlahan mata sipitnya mengerjap-ngerjap tak jelas. Hal yang pertama di lihatnya adalah senyuman gadis yang telah mengisi hari-harinya beberapa minggu ini.

“kamu sudah sadar vin ?” tanya sivia terdengar khawatir, alvin mengangguk sambil mencengkram dadanya yang terus terasa sakit.

“aku di mana vi ?” suara parau alvin terdengar lagi.

“dirumah gabriel vin. Kamu istirahat aja dulu.”

“vi, dingin banget...” adu alvin,  padahal selimut tebal telah membalut tubuhnya. sivia panic dan rada bingung mau ngelakuin apa.  Alvin tiba-tiba menarik tangan sivia, alhasi sivia jatuh tepat di atas tubuh alvin. “dingiiin bgt rasanya.” Kata alvin lagi. Sivia mengerti, di peluknya tubuh alvin yang bergetar hebat.

Lama, sivia semakin mengeratkan pelukkannya. Berharap laki-laki yang di cintanya tersebut dapat membagi rasa sakit tersebut kepada dirinya, meskipun mustahil. Perlahan alvin mulai tenang, sivia merenggangkan pelukkannya. Di lihat alvin kembali tertidur, membuat sivia lebih leluasa untuk menyaksikan pahatan indah sang kuasa di setiap lekukan wajah alvin.

Beberapa menit kemudian, seseorang menepuk pundak sivia dari belakang. Seraya berbisik “vi keluar sebentar yuk ! biarkan alvin istirahat.” Sivia menggeleng pasti, dia tak mau meninggalkan alvin sedetikpun. “pleaseee vi.” Suara tersebut kembali terdengar, kini sivia tidak bisa menolak. Mereka berdua bergeming, lantas keluar dari kamar tersebut, membiarkan terlelap sendiri.


=============================###########################

Sivia duduk di ruang tamu bersama shilla dan sang empunya rumah. Suasana yang melengang membuat mereka saling bungkam, tidak ada perbincangan di antara mereka, namun masing-masing mata saling bertumpuk pada satu titik, mengisyaratkan ketegangan luar biasa yang mengudara di sekeliling mereka, ntah mengapa satu dari mereka merasakan hal tidak mengenakan. Ada sesuatu yang mengganjal dari luar rumah. Hingga terdengar beberapa kali ketukkan dari pintu utama.

Iel bankit dari tempat duduknya, ia hendak membuka pintu. Namun tangan sivia mencekal langkahnya. Shilla dan iel refleks menoleh, memandang satu-satunya sumber kebingungan mereka. Sivia yang menjadi objek hanya menggeleng, mengisyaratkan untuk tidak membuka pintu, tergambar jelas di wajahnya sekelebat ketakutan akan hal yang tidak diinginkan akan datang.

“tenang saja sivia. Tidak ada yang perlu ditakutkan.”kata iel sambil melepas pelan tangan sivia yang masih mencekal erat tangannya.

“iya vi, mungkin hanya perasaanmu saja.” Timbrung shilla seraya menarik paksa kepala sivia ke dalam rengkuhannya. Walaupun mulut sivia tak berujar satu patah katapun, namun matanya jelas menyiratkan ketakutan. Shilla tau, sahabatnya yang satu ini selalu peka akan apa yang terjadi. Hanya bermodal hasrat dan feeling yang kuat semua menjadi terangsang sempurna oleh sivia, namun terkadang semuanya nampak berlebihan.


_______________=================_______________

Dia yang terpejam takkan pernah sadar, sedari kamar itu di tinggal kekasihnya, kini kamar tersebut kembali di masuki wanita paruh baya dengan menggunakan kursi roda. Tidak ada yang terucap istimewa dari mulut wanita tersebut, namun manik-manik mata teduhnya sudah jelas menyiratkan berjuta-juta kerinduan akan orang yang terpejam.

“aku merindukkanmu nak.” Katanya parau, “maaf, maafkan mama. Mama memang salah.”kembali suara paraunya terdengar, dia tak peduli suara gaduh di luar yang mengusik suasana haru dalam kamar.

Perlahan didekatinya ranjang tempat sang pembaring terlelap. Ragu menyelimutinya, ketika jari-jari lembutnya memiliki hasrat untuk menyentuh sang buah hati. namun Ntah mengapa hatinya menjerit-jerit tak jelas, jeritan kerinduan untuk yang terkasih selama ini. Keraguan memekik lehernya, peristiwa yang lalu menari-nari sempurna di kepalanya. ‘apa masih pantas diriya menyentuh si penguasa tahta kerinduan selama beberapa tahun belakangan ini’ pikirnya lagi dan membuat dirinya menarik kembali niat tulus untuk menyentuh raga buah hatinya,padahal tinggal seper-inci kemudian jari-jarinya akan dapat menyentuh sang tahta rindu.

“maaf... izinkan mama menyuntuhmu.” Katanya pelan, segenap di lihatnya wajah damai anaknya yang tengah tertidur. Kerinduan yang tak terhingga menguapkan keragu-raguannya. –lagi- di cobanya untuk menyentuh raga yang terbaring. Namun, -lagi- dan –lagi- semua niatnya kembali terhenti oleh suara gebrakan pintu kamar yang terdengar kasar...

‘BRAAAK’pintu tersebut terbuka kasar, membuat wanita tersebut kaget dan kembali mengurungkan niatnya.

“kamu tidak pantas menyentuhnya,” tiba-tiba suara lain menggelegar seiring dengan terbukanyan pintu kamar tersebut. Wajah yang nampak dari balik pintu membuatnya terpekik kasar sebelum nafas kelegaan terhembus dari mulutnya.

Huh ! musnah semuanya, rindu belum tercurah sepuasnya, ini tidak adil...


-------11111111111111-----1331254M3UN6------11111111111-----


Hayyyy !  gimana nih part 6 nya ?
Like dan coment yeee !!!!

RFM sama SHIEL tumpengan nie yeh !
Tinggal ALVIA doang yang masih gantung hubungannya... hehe (hajar penulis... aaaaaa)