“ingin
terlepas dari bayangan masa lalu, hidup tenang dimasa kini dan menyambut hari
esok tanpa ada rasa takut akan hal yang telah ditakdirkan dalam kehidupan”
Gabriel.
“terus
mempercayai kekuasaan si penguasa, menjalani segalanya atas nama dia yang
membuatku ada, memegang teguh semua ajaran yang membuatku tetap seputih kertas
–seperti tanpa dosa-” Rio.
“berlari
sejauh mungkin, berlari hingga lepas dari kepura-puraan dan berlari hingga
terasa kebebasan yang tidak pernah terjangkau sampai kapanpun” Alvin.
“mencari
sesuatu yang bisa dipercayai, menemukan pedoman yang pada akhirnya akan
dijadikan pondasi seumur hidup, dan aku bersumpah
suatu saat aku akan mengabdi pada satu zat kekal yang disebut Tuhan.” Cakka.
PROLOG (4 Characters In 1 House)
‘Jangan coba-coba melihat wajahnya jika mendengar
suara langkahnya saja membuatmu segan.’ mungkin kalimat inilah yang akan
membisiki telingamu ketika kau berhadapan dengan lelaki paruh baya ini. Semua
kepala langsung tertunduk ketika melihatnya berjalan, apalagi ketika langkahnya
terdengar menggema, memenuhi lorong-lorong bangunan berlantai 97 ini. Semua
orang yang berada dilorong langsung menundukan wajahnya, sementara ia tetap
konstan dengan langkah terhentak-hentaknya serta wajah angkuhnya yang sarat
ketegasan.
“suruh angel,
Nyopon dan patton ke ruang rapat, sekarang.” perintahnya tanpa berbalik ataupun
menghentikan langkahnya.
Salah satu
dari 10 orang yang berjalan dibelakangnya mengangguk tanpa suara, kemudian
memilih menghentikan langkahnya dan membiarkan lelaki paruh baya –yang tenyata
adalah bosnya itu berjalan menjauhi tempatnya berpijak. setelahnya bosnya
benar-benar menghilang dibalik pintu sebuah ruangan, ia membalik badannya dan
berlari sepanjang lorong untuk melaksanakan perintah tadi.
Sementara
lelaki paruh baya tersebut telah menghilang dibalik pintu sebuah ruangan,
meninggalkan 9 orang lainnya yang sudah ambil posisi berdiri berjejer disisi
kiri dan kanan pintu –diluar ruangan. Tugas mereka adalah menjaga keamanan disekeliling
bos mereka.
“JO ADA APA
INI?” teriakan memekik telinga tersebut menyambutnya ketika pintu ruangan
tertutup rapat, untung saja ruangan ini kedap suara jadi tidak ada yang merasa
ngeri mendengarkan teriakan tersebut.
“tenanglah
sayang, aku juga tidak tahu apa yang terjadi.” jawabnya lembut.
“TIDAK!!!
AKU TIDAK AKAN TENANG KALAU CUCUKU BELUM DITEMUKAN!!!.”
Wanita paruh
baya –yang sepertinya seumuran dengan lelaki paruh baya tadi memasang wajah
bengisnya. Wajahnya yang –sedikit menua mulai menegang, wajah putih pucatnya
kini berwarna merah padam. Sepertinya wanita tersebut benar-benar dalam mood
yang sangat tidak baik.
“Diamlah
dear, aku berjanji akan menyelesaikan semuanya secepat mungkin dan cucu kita
akan segera kembali.” bujuknya sambil duduk disamping wanita paruh baya –yang
ternyata merupakan istrinya.
“YAAAAK!!...”
teriakan tersebut terintrupsi oleh suara pintu terbuka. Wanita yang tadinya
siap melontarkan teriakannya hanya bisa mendengus sebal sambil menutup mulutnya
rapat-rapat –menelan bulat-bulat keinginannya untuk berteriak lagi kepada
suaminya.
3 orang –dua
pria muda dan seorang wanita muda membungkukan badan mereka dengan sopan.
Mereka berjalan mendekati beberapa kursi yang sudah tersedia didalam ruangan tersebut
–setelah mendapat kode untuk segera duduk dari bos mereka.
“Bagaimana?.”
Pertanyaan
tabu tersebut langsung dimengerti oleh ketiga orang tersebut. Angel –salah satu
dari ketiga orang tadi langsung menyerahkan tiga map kepada atasannya.
“semuanya
sudah kami susun disini Mister Jo.” kata Angel menjelaskan maksudnya memberikan
tiga map tersebut.
Lelaki paruh
baya –yang dipanggil Mr. Jo tersebut mengangguk-angguk paham, beliau menatap
ketiga tangan kanannya dengan tatapan tajam, Membuat salah seorang pria muda berdiri
dari duduknya. Pemuda dengan name tag ‘Patton’ tersebut membungkuk sejenak, Wajah
khas Asianya terlihat sangat serius.
“Saya sudah
menyusuri semua Negara, dan kemungkinan besar Tuan muda Nathan berada di salah
satu Negara di Asia.” jelasnya singkat dan kemudian duduk kembali.
Mr. Jo
mengernyitkan dahinya dan menatap patton dengan tatapan menuntut lebih.
“semua
informasi yang saya dapatkan sudah tersusun rapi didalam map hijau Mister Jo.”
Patton melirik kearah map hijau yang
berada diatas dua map lainnya. “Devisi empat sudah melakukan proses
penangkapan.” jelasnya lagi.
“tapi gagal
karena Tuan muda Nathan berhasil melacak keberadaan Devisi empat yang sedang
mengejarnya.” kata salah seorang pria yang sedari tadi diam mendengar laporan
patton.
Rahang Mr. Jo
langsung menegang. “BODOH!!!” bentaknya sambil melemparkan tatapan membunuhnya
kearah Pria berkulit hitam manis yang sekarang sudah berdiri dan dengan penuh
wibawa membungkukan badannya sebagai tanda pemberian hormat kepat atasannya.
“Maaf Mister
Jo, Tuan muda terlalu cepat menyadari keberadaan kami.”
“AKU TIDAK
MENERIMA ALASAN APAPUN!!!.” Teriaknya marah. Pria muda yang sekiranya bernama Nyopon
tersebut langsung mengangguk dan kembali duduk.
“usahakan
devisi empat kembali melakukan penangkapan!.”
“Maaf
mister, devisi empat mempunyai tugas lain untuk lima bulan kedepan.” Nyopon
kembali menjelaskan.
Rahang
mister Jo semakin mengeras, mata tajamnya langsung menyorot kearah wanita muda
yang masih duduk dengan nyaman ditempatnya. Wanita muda –yang nametagnya
bertuliskan nama Angel membalas tatapan bosnya tanpa gentar, meskipun ia merasa
terintimidasi secara telak oleh tatapan bosnya itu.
“Angel
periksa jadwalmu!.”
Angel
mengangguk tegas, ia langsung mengotak-ngatik tablet PC-nya. Selang beberapa
menit kemudian ia menatap Mr. Jo dengan tatapan yang cukup mudah diartikan.
“Tidak ada jadwal Devisi yang kosong, semua devisi memiliki tugas untuk
beberapa bulan kedepan.”
“SHIT!!!”
umpat Mr. Jo sambil melempar tatapan membunuhnya kepada ketiga tangan kanannya,
Sementara mereka yang ditatap hanya dapat menundukan wajah bertanda menyesal
denga keadaan ini.
“cari agent
yang tidak bertugas!”
Angel
kembali mengotak-atik tablet PC –nya. “hanya tertinggal Agent 54.”
“apa tidak
ada agent yang lain?.”
“maaf mister,
beberapa agent sedang bertugas dan beberapanya lagi sedang pelatihan.”
“agent 54
tidak mungkin bisa diandalkan, dia masih terlalu muda.” gumamnya penuh dengan
nada frustasi.
“kenapa kita
tidak mencobanya”
“TIDAK! aku
tidak akan percaya begitu saja dengan agent semuda itu!”
“tapi…”
CKLEK
Pembicaraan
mereka terintrupsi -kembali oleh suara pintu terbuka yang langsung memuntahkan
seorang pemuda berambut gondrong dengan cengiran bodohnya. “Bagaimana kalau aku
saja yang mencarinya.” Celetuk pemuda itu sambil berjalan mendekati Wanita
paruh baya yang sedari tadi memilih diam.
“Kau? TIdak!
kau hanya akan mengacau Raynald.” sahut Mr. Jo sambil mendelik kearahnya. “lagi
pula aku yakin kau pasti tahu tentang pelarian ini.”
Reynald
mengerjap sok polos, kemudian ia mengangguk santai, membuat semua yang ada
didalam ruangan menatapnya seperti menuntut penjelasan.
“aku memang
tahu semuanya Grandfa.” balasnya santai.
“jadi kau
tahu dan membiarkannya pergi?.” Tanya wanita paruh baya yang asik menyimak pembicaraan
mereka dari tadi.
“yeeeah
right, Grandma. Hanya saja aku tidak membiarkannya pergi tapi aku yang
mengizinkannya pergi, dia hanya ingin pulang dan tidak seharusnya aku
menahannya disini.”
“Maksudmu?.”
Raynald
memutar bola matanya, bosan. “Grandma dan Grandfa jangan pura-pura tidak tahu.”
ujarnya malas.
“sudahlah
ray, jangan berbicara macam-macam, sebaiknya tutup mulutmu.” Mr. Jo berujar
sinis sambil kembali menghadap tiga tangan kanannya.
“Angel
hubungi agent 54 dan suruh dia menghadapku, Nyopon lanjutkan tugasmu, dan
patton teruskan pelacakanmu tentang lokasinya sekarang.” Perintah tersebut
langsung diamini oleh ketiganya. Mereka berdiri dari kursi secara bersamaan, sedikit
membungkukan badan sebelum benar-benar berbalik dan berjalan kearah pintu
ruangan.
“Kalian
bertiga!” Suara tersebut menghentikan langkah ketiganya. “Perlu kalian ketahui,
kalau terjadi sesuatu dengan Cucuku, akan kupastikan hidup kalian berkahir
ditanganku.” ancam wanita paruh baya tersebut dengan suara dingin yang cukup
untuk membuat bulu kuduk siapapun yang mendengarnya berdiri.
Angel, Nyopon,
dan Patton mengangguk tanpa berbalik.
“Baik Miss
Jo.”
######
“kemarilah
raynald!.” Wanita paruh baya tersebut tersenyum hangat sambil menepuk-nepuk
bagian sofa yang ada disampingnya, Suaranya melembut, amat kontras dengan
beberapa menit lalu -yang terdengar keras, tegas dan sedikit memekik. Hal
tersebut mau tak mau membuat laki-laki gondrong –yang disebutnya raynald
tersebut mendekat dan duduk dibagian sofa yang ditepuk-tepuknya tadi.
“Kau tau
kemana sepupumu pergi?.”
Raynald
mendengus kesal, tentu saja ia tahu, karena dengan bantuannyalah sepupunya yang
sedang dicari-cari itu dapat meloloskan diri dari Negara ini. “yes grandma.”
sahutnya tanpa minat.
“kemana?.”
Grandma –panggilan Ray untuk wanita paruh baya tersebut, menatapnya penuh
minat, seakan-akan jawaban yang ingin didengarnya dari raynald adalah kalimat
cinta yang sudah ia tunggu-tunggu selama ber-abad-abad lamanya.
“apa aku
perlu menjawabnya?” Grandma mengangguk antusias. “kuarasa tanpa aku
menjawabnya, grandma sudah tau sendiri apa jawabanku.” jawab Ray tanpa
memperdulikan raut kekecewaan yang tiba-tiba terpeta jelas diwajah keriput Miss
Jo.
“Ray…” Miss
Jo menatap Ray dengan wajah melas, suara Wanita paruh baya itu terdengar sedikit
merajuk ketika memanggil nama cucunya.
“Grandma,
come on… aku tidak perlu membertahu hal yang sudah jelas, Nathan tidak kemana-mana,
diahanya pulang dan tidak seharusnya kita menahannya disini.” Kata ray dengan
nada malas. Ia bangkit dari duduknya, berniat meninggalkan ruangan kedap suara
yang terasa amat mengintimidasinya secara tidak langsung.
Dengan
langkah tegas Ray berjalan mendekati pintu, hendak memegang ganggangnya ketika
pintu tiba-tiba terbuka lebar dan menampakan seorang gadis yang tersenyum manis
kearahnya. Dengan semangat Ray membalas senyuman gadis tersebut sambil
mengedipkan mata kirinya –berniat untuk menggoda.
Senyuman
gadis tersebut mendadak lenyap, digantikan dengan dengusan yang amat kentara
ditelinga ray. Sepetinya gadis tersebut tidak terlalu suka dengan tingkah Ray
yang –memang sering menggodanya.
“Dasar
playboy gondrong, norak!.” Cibirnya pelan, membuat Ray terkekeh kecil.
Tanpa
memperdulikan kekehan Ray, gadis tersebut mempercepat langkahnya kearah Mr. Jo
yang tampaknya sudah menunggu kedatangannya. Ia sedikit membungkuk sebelum
menatap Mr. Jo yang sedang melihat beberapa map yang diberikan Angel tadi.
“Agent 54
mengahadap, mister.” Lapornya tegas.
“Kau tau
kenapa aku memanggilmu?.”
“Angel sudah
menjelaskannya kepadaku.”
Mr. Jo
mengangguk paham. “Kalau begitu lakukan tugasmu, ku beri waktu maksimal satu
bulan untuk membawanya kembali.”
Gadis yang
dipanggil ‘agent 54’ tersebut langsung mengangguk –mengerti.
“jika kau
berhasil, Kau akan langsung naik tingkat di Agent Academy. jika kau gagal, kau
harus mengulang tingkat dua tahun depan. Anggap saja ini ujian khusus untuk
kenaikan tingkatmu.”
“baik mister.”
Gadis tersebut menjawab dengan nada tegas.
“satu lagi,
usahakan tidak ada yang tahu tentang kaburnya Nathan, bilang pada media masa
kalau Nathan mengambil cuti panjang dari dunia hiburan, sekarang sedang liburan
disuatu tempat dan tidak ingin diganggu oleh siapapun.” Mr. Jo menatap tajam
Agent 45. “kau juga harus tetap wapada, paparazzi ada dimana-mana. berhati-hatilah,
aku percayakan semuanya padamu.”
“Aku
mengerti, kau bisa mempercayaiku.” Sekali lagi gadis tersebut mengangguk
–mengerti sebelum membungkukan sedikit badannya dan berbalik pergi,
meningggalkan ruangan.
Gadis
tersebut menghembuskan nafas berat begitu ia menutup pintu ruangan. Tugasnya
kali ini terasa begitu berat, rasanya lebih baik ia mengikuti ujian tulis saja
yang jelas-jelas terasa lebih mudah untuknya, dari pada ujian khusus seperti
ini. Ia tahu ini memang resikonya sebagai lulusan terbaik agent tingkat pertama
tahun ini, ia harus siap ditugaskan langsung oleh pemilik sekolah –Mr. Jo-
kapan saja dan kemana saja, jadi yasudaaahlah…
Kali ini
ujiannya membawa kembali cucu kesayangan Mr. Jo –yang entah kabur kemana dan
dengan motif pelarian yang tida jelas. Gadis itu mengepalkan tangannya sekeras
yang ia bisa, ia kembali mendengus kesal, bukan lagi karena seseorang
menggodanya melainkan karena satu nama yang berhasil membuatnya serepot ini.
Nathan. Laki-laki itu benar-benar merepotkan.
Jelas dia tahu siapa Nathan -salah satu aktor terkenal yang namanya sedang booming dimana-mana. Meskipun tidak pernah bertemu langsung dengan laki-laki itu, tapi ia cukup tahu beberapa hal tentangnya -tentu saja yang dia tahu tentang laki-laki itu sudah menjadi rahasia umum.
Nathan. Artis misterius yang menjadi incaran paparazi karena kehidupannya yang jarang terekspor di media. Artis tampan yang jarang buka mulut selain ketika sedang berakting di depan kamera. Artis berwajah stoick yang hampir tidak pernah berekspresi ketika tidak bermain dengan perannya. Satu lagi, Artis satu ini merupakan cucu kesayangan bosnya yang sekarang sedang kabur dan entah mengapa membuatnya sebal karena mendapat misi untuk mencari dan membawanya kembali...
Baiklah tuan muda bodoh! kita akan bermain
petak umpet dan kejar-kejaran. kita lihat sebagaimana lihainya kau bersembunyi
dan seberapa cepat kau berlari. Aku siap bermain denganmu, dimana pun kau
bersembunyi aku siap mencarimu dan menemukanmu, kemana pun kau berlari aku akan
segera menangkapmu dan membawamu kembali.
+++++
see you next part \(^o^)/
@AyuaDianoszta97
Tidak ada komentar:
Posting Komentar