Berawal dari mama dan selalu untuk mama,
Bahkan tidak akan ada yang terlewati untuk mama,
Mulai dari hidup ini, rasa ini, dan perjuangan ini adalah untuk mama...
Berawal dari cinta kasih mama,
Mata ini bisa menatap dunia karna mama,
Nafas ini terhembus memenuhi uap kehidupan karna mama,
Raga ini bergerak karna mama juga...
Berawal dari belaian mama,
Semua yang terjalani tidak pernah luput dari mama,
Setiap waktu yang terlewati pun selalu bersama mama,
Sejengkal langkah kaki ini tidak akan pernah jauh dari mama...
Berakhir di penghujung nafas karna pengorbanan demi mama...
Setitik asa yang melambung tercurahkan demi mama,
Secercah cahaya keikhlasan telah terniat demi mama,
Perjuangan sampai penghujung nafaspun demi mama jua,
Semua yang terlaksana selalu berawal dan berakhir untuk mama,
Bila dapat mengatakan dengan lantang, nyawa inipun telah terniatkan untuk mama,
Sampai detik terakhir masa ini juga akan selalu tersembahkan untuk mama...
Dihati ini selalu ada CINTA UNTUK MAMA, bahkan SEMUA UNTUK MAMA,
MAMA, MAMA, DAN MAMA... :‘)
===================
Dia
terlihat kuat, senyumannya pun tidak pernah pudar. Mungkin dibalik
ketegarannya, sungguh tampak kerapuhan didalam sana. Bila tidak
mengingat pesan terakhir yang paling berarti dalam hidupnya, mungkin
sekarang senyumannya akan memudar begitu saja, Mungkin ia akan lebih
memilih untuk bungkam dari dunia, dan mungkin sekarang ia sudah termasuk
dalam calon-calon peghuni neraka karna putus asa. tapi bukankah
wajar-wajar saja jika ketegaran itu musnah pada suatu saat nanti, bila mengingat semua ini termasuk dalam fase manusiawi maka dia juga tidak akan pernah bisa untuk
terus menerus bertahan di balik senyuman semu, di balik ketegara tak
berpondasi, bahkan di balik ketenangan yang mulai mengeruh.
Dia,
laki-laki kecil yang selalu memperuntukkan hidupnya untuk mamanya
tersayang. Dia selalu datang ketempat dimana mamanya dirawat, jika boleh
memilih mungkin sekarang laki-laki kecil itu akan menjual semua organ
tubuhnya untuk sang mama. Ketegaran dan senyuman yang selalu
dipertontonkan untuk orang banyak, kini hilang dan musnah begitu melihat
raga wanita itu terbaring tanpa daya. Tatapan nanar akan selalu menatap
tubuh lemas mamanya.
‘huh !’ laki-laki tersebut kembali
berdesah. Mencoba mengurangi beban berat yang dipikulnya selama sebulan
ini. Kebahagiaan nyatanya sekarang terenggut melihat kondisi mamanya.
Tapi meskipun begitu, jangan harap mulut kecilnya akan mengeluarkan
sepatah katapun untuk mengatakan pengeluhan, bahkan untuk mendesah pun
dia enggan, semua akan dia jalani dengan ikhlas dan semuanya untuk
mama.
*****
“jangan menyentuh mamaku.” Teriaknya pada masa itu, sementara wanita yang dilindunginya sekarang tengah menangis sesenggukan.
“minggir
kamu, dasar anak tolol.” Bentak pria yang selalu menyusahkan hidup
mereka. Setelah itu dengan tangan ringan pria tersebut mendorong
laki-laki kecil tersebut, kemudian tanpa segan pria itu menggeret wanita
yang tadi terlindungi dibalik tubuh kecil anaknya.
“pa, ku mohon
jangan sakiti mama lagi.” Teriaknya dan berlari begitu saja dari
tempatnya terdorong tadi, ia mendekat dan menggigit tangan pria yang
sebenarnya tidak pantas dipanggil papa.
“awww, dasar anak
bodoh. Awas, tidak akan kuberi ampun kamu nanti !” kata pria tersebut,
kini klimaksnya semakin memuncak dan bersiap-siap menghantam tubuh kecil
anaknya dan sekali lagi tubuh kecil itu kembali tersungkur ke aspal,
entah bagai mana ceritanya sekarang mereka sedang berada diluar gerbang rumah.
“ALVIIIIIN...”
jerit wanita yang dipanggil mama oleh laki-laki kecil tadi. Setelah itu
wanita tersebut mendekat dan giliran melindungi tubuh anaknya yang
babak belur karna melindunginya dari tadi dan...
‘BRAAAK’
tanpa bisa terhindar, kedua tubuh teraniaya tersebut terpelanting dengan
keras karena tabrakan sebuah mobil, sementara pria yang dipanggil papa
oleh alvin -anak laki-laki kecil tadi- dengan gampangnya berlari
tunggang langgang tanpa memperdulikan nasib anak istrinya.
Akibat
tabrakan tersebut tak membuat jalinan ibu dan anak itu terputus, alvin yang
masih sadar dengan sisa tenaganya menggapai-gapai tangan mamanya yang
sudah tergeletak disampi tubuhnya. Semua yang berusaha membantu mereka hanya dapat
mengigit bibir melihat adegan ibu dan anak tersebut, ntahlah mereka
berfikir ‘sebagaimana besar kasih sayang sang anak, hingga dalam keadaan
seperti ini pun masih memikirkan ibunya.’
*****
Ia kembali dari ingatan kejadian sebulan yang
lalu. Tubuhnya masih lemas, dia kembali merutuk. Kenapa meski mama yang
harus koma ? tanya alvin sambil kembali mengingat takdir.
Setelah
diam cukup lama, alvin kembali terfokus kearah note nada yang
berserakkan. Sekarang waktunya dia kembali berlatih untuk mewujudkan
mimpi sang mama, melihat dirinya menjadi seorang pianis terkenal melalui
ajang pencarian bakat. Mengingat umurnya yang masih 12 tahun, dia
kembali berfikir cara untuk mencari uang lebih untuk membayar pengobatan
sang mama, mana ada dia punya ijazah SMA, sementara ijazah SD pun
belum ia dapatkan. Sementara uang dari performancenya pun belum
mencukupi dan pria yang tak pantas ia panggil papa pun tak kunjung
terlihat lagi setelah kejadian sebulan lalu, benar-benar tak berhati.
“alvin, kamu sudah siap? sejam lagi lomba akan dimulai.” Tutur gadis yang
sebaya dengannya, alvin hanya mengangguk dan kembali tersenyum.
“selalu
siap dong, kan demi mama.” Tutur alvin polos, gadis tersebut membalas
senyumannya dengan anggukan ringan yang berarti untuk memberikan
semangat untuk temannya.
“haha, kamu ini. Yasudahlah ! latihan lagi gih.” Alvin kemabali bergulat dengan piano kesayanannya.
Semenjak
kejadian yang lalu, alvin tidak berani pulang. Ia tinggal dirumah orang
yang menabraknya dulu, tapi meskipun begitu ia tidak ingin
terus-terusan menengadah mengharap belas kasih dari orang lain.
______________________________________________________________________
Berawal
dari mimpi untuk mama, niat yang tercurah untuk mama, bahkan setiap
tetesan peluh selalu demi mama.
Alvin memulai performancenya. Mencetak
nada dari tekanan tuts piano yang ada dihadapanya. Seketika membuat
semua orang kicep dan menghayati melodi yang tercipta. Kepiawaiyan yang
dipertunjukkan alvin terlihat begitu nyata, padahal mengingat semua ini
ia latih dalam tenpo waktu singkat dan turunan dari mamanya.
‘prok,prok,prok.’
Semua menyambut akhir nada dengan meriah, tepukkan tangan kian
membahana, tiadak ada yang mampu berucapa akan nada yang diviptakannya.
Meski terkesan pilu, namun berhasil mengundang decak kagum dari semua
yang mendengarnya.
“woow amazing ! ALVIN, The best performance from you, I can not comment with your appearance, the appearance you present to whom?” host acara
yang tadi bungkam pun mulai mencairkan suasana sambil menghapus air
mata yang tadi menetes.
“just for my mom.” Singkatnyna dan tersenyum ringan, menampakkan keceriaan semu.
“hahaa
! i am sure, i can’t speak again.” Ucap host tersebut sambil
menggelengkan kepala menandakkan dia tidak bisa berkata lagi.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sebuah
teropi ditentengnya, mengamburkan pelukan ke tubuh sang mama yang tak
bergerak. Ia tersenyum dan mengatakan ‘just for you mom.’ Setelah itu
dia kembali tersenyum dan menarik kursi disamping mamanya. Ternyata
selain senang karna menang, ia juga senang karna hasil yang ia dapatkan.
Sekarang ia akan melunasi semua biaya rumah sakit untuk mamanya.
‘tuuuutuuutuuuut’
Garis
lurus tercipta setelah garis zigzag di monitor dicktator jantung yang
berada di atas meja kecil, alvin panic dan berlari mencari dokter
setelah piala yang sedari tadi dipegangnya terlempar dan hancur begitu
saja.
“mama jangan tinggalin alvin.” lirihnya diruang
tunggu, tubuhnya gemetar dan isak tangisnya semakin kuat, membuat siapa pun yang
mendengarnya menjadi pilu.
“alvin... berhentilah menangis, mamamu
pasti baik-baik saja.” ujar seorang gadis yang baru saja muncul,
setelah itu alvin memeluk gadis tersebut dan menumpahkan tangisnya dalam pelukan gadis tersebut.
“sivia, alvin takut.” Lirihnya. Baru
setelah itu, seorang dokter keluar dan berlalu tanpa suara. Alvin yang
melihatnya langsung berlari kedalam ruangan.
“mama....” teriaknya sambil memeluk tubuh waita tersebut, tangisnya hiisteris dan tak tertahankan lagi.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Berawal
dan berakhir untuk mama..
Tangisnya pecah disamping gundukkan mamanya.
Seketika kerapuhan itu terlukis jelas dari isakkannya yang benar-benar
memekakan telinga. Semua yang melayat hanya dapat ikut menangis, tak ada yang bisa menguatkan alvin.
“jangan tinggalin alvin ma,
alvin sayang mama. kalaupun mama pergi maka bawa alvin pergi juga.”
Kata alvin dan kembali membuat orang yang mendengarnya menjadi miris.
“alvin sayang mama, alvin gak bisa hidup tanpa mama. Mama, alvin
mohon...”
Lama terdiam, berbulir-bulir air pun
jatuh dari langit. Sementara pelayat sudah lama berlalu dari pemakaman.
Namun dia masih tetap keukeuh disamping nisan yang bertuliskan nama
mamanya.
“alviiin.” Dia berbalik, melihat siapa yang
memanggil namanya. Seketika itu ia kalap dan mendorong tubuh pria yang
baru saja bertandang.
“apa lagi mau anda ? belum puas anda
membunuh mamaku, belum puas anda menyiksa kami, sekarang apa mau anda.
Hah ! anda mau mebunuhku juga, silahkan.” Kata alvin yang terdengar
marah, pria tersebut menggeleng dan mencoba merengkuh alvin kedalam
pelukkannya. Tapi na’as alvin malah menentang, menolak tangan pria
tersebut, dan berlari menghidarinya.
“alvin, tunggu papa.” Teriak pria tersebut, ia mengikuti langkah kecil alvin.
‘BRAAAAK’
lagi-lagi, semua terulang. Tubuh kecil itu terpental jauh, membuat pria
tadi menganga. Darah mengaril dan semua menggelap, ringan, dan hilang.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tenyata ini jalan yang terbaik, takdir menuntut langakhku untuk terus bersama mama.
Takdir tak selamanya kejam, sang kuasa memang selalu adil...
Selalu ada rencana untuk kita yang berjuang untuk hidup....
Aku melangkah bersama langkah mama, meninggalkan fananya dunia...
Kubawa terbang semua yang semu, senyum tak lagi terpaksa dan kini semua menjadi terkilasan sempurna...
HANYA UNTUK MAMA DAN SEMUA UNTUK MAMA...
SAYANGI MAMA DENGAN KEIKHLASAN DAN SELALU MENCINTAINYA TANPA PENGELUHAN...
CINTA KASIH MAMA TAK TERBALASKAN, BAHKAN CINTA INI TIDAK BISA MENCAPAINYA DAN MELAMPAUI CINTANYA KEPADAKU....
MAMA, MAMA, DAN MAMA....
SELALU INDAH TERUCAPKAN....
____________________________-THE ENDING-___________________________
Tidak ada komentar:
Posting Komentar