Sabtu, 24 Maret 2012

1 cerita (cerpen ALVIA)

1 cerita

# Jakarta, 16 Februari 2005

_SIVIA_

     Hujan masih saja mengguyur kotaku sampai saat ini, 1 jam yg lalu butiran-butiran air langit tersebut mulai turun dan membuatku harus berteduh lama di halte dekat sekolah. Beberapa sisiwa juga terlihat menunggu hujan reda, sama sepertiku. Huh ! bosan sekali menunngu seperti ini,  ingin rasanya aku berlari dan menembus setiap derai air hujan tersebut, tapi itu sangat tidak mungkin. Bisa-bisa nanti semua orang malah memandang  aneh kearahku dan apa kata mama nanti kalau melihat anak gadisnya pulang dengan seragam basah. Ckckck ! gk banget deh….
     Bayangin aja deh, Enaknya hujan-hujan gini ngapain ya ??? coba saja aku di rumah, kan aku bisa tiduran sepuasnya sambil dengerin nada alami dari setiap tetesan air hujan, atau gak aku bisa minnum tea panas dan duduk di balkon kamar smbil menghayal sesuatu, setidaknya aku juga dapat bercanda gurau bersama keluargaku di rumah. Huh ! jadi melamun deh, semuanya kan kalau aku ada dirumah. Nah ini, aku berada di halte, tardampar bersama teman-teman sebayaku, duduk sambil ngelantur mikirin sesuatu yg gak mungkin ku lakukan sekarang.
     Aku terus saja melamun seperti orang bodoh, tenggelam dalam hiruk pikuknya suara gemericik air jatuh, sampai akhirnya aku mendengar suara seseorang yg meminta sesuatu padaku… “hay ! boleh geser sedikit.” Pinta seorang laki-laki yang sebaya denganku dan laki-laki tersebuut berhasil membuyarkan semua lamunan-lamunan yg mungkin terkesan seperti berharap. laki-laki itu tersenyum ramah dan aku malah baru menyadari kalau laki-laki itu menggunakan seragam yg sama sepertiku. Hmmm ! tunggu dulu sepertinya aku mengenal laki-laki ini.
“ohh,  iya. Tentu saja, silahkan duduk.” Aku sedikit menggeser tubuhku dan memberikan sedikit ruang untuk laki-laki itu mendudukkan dirinya.
“terima kasih, hmmm ! BTW, kamu siswi SMA Kasih Pertiwi ya ? kelas berapa ? oh ya, nama kamu siapa ? hehehe.” Tanya laki-laki tersebut dengan beruntun, dia terlihat lucu sekali. Baru kali ini akku bertemu dengan laki-laki cerewet seperti orang di depanku ini.
     aku menyeringaikan senyumku, bingung mau menjawab pertanyaan yg mana dulu. Serasa di introgasi oleh aparat pemerintah nih. “hehe, iya. Aku sivia, siswi kelas X-5. Kalau kamu siapa ?”
“hah ! Masa kamu gak kenal aku sih. aku kan kapten basket di sekolah, aku  juga ketos, aku anak XI-IPA 1.” kata laki-laki itu dengan semangatnya, aku yg mendengar hanya cengo. Ckckck, baweeel sekali !
“eh, maaf vi. aku bawel yah. Maklumlah, udah bawaan dari lahir. Namaku alvin.” Katanya sambil menyeringai senyum polos.
“ohhh, ehhh ! kamu ketos ya, kok aku gak tau ya. Haha !” dia meringis,  akupun cengir kuda. Betapa kupernya diiriku, ketos sekolah saja tak ku kenali, ckckc. “maaf, aku bener-bener  gk tau. Mungkin aku yg terlalu kuper, atau kamu yg jarang keliatan di sekolah.”
“no problem vi ! kamu gk kuper kok. aku sering liat kamu di kantin kok, mungkin akunya aja yg terlalu jarang keluar kelas.” Kata alvin sambil menunjukkan senyum pepsoden, manis sekali. “eh ! aku pulang duluan deh, percuma nunggu lama. Kyaknya hujannya baru berhenti nanti sore. Yaudah ! byebye vi.”
“hah ! vin, eh ! kak alvin. Ntar sakit loh. Tunggu bentar aja deh, siapa tahu ujannya berhenti sebentar lagi.”
     Alvin berhenti melangkah, tubuhnya sudah terguyur air hujan, “jangan memanggilku kakak. aku masih berumur 15 thn, mungkin aku lebih muda darimu vi. aku pulang dulua yah. Byebye” alvin melambakan tangannya, tadi Suaranya terdengar kecil sekali, mungkin karna beradu dengan suara hujan yg semakin deras, namun aku masiih bisa mendengarnya. Akupun membalas lambainnya dan tersenyum lebar.
Tubuh alvin sudah lama menghilang dari pandanganku., hujan pun tidak kujung berhenti. Mungkin benar yg di katakan alvin ‘Kyaknya hujannya baru berhenti nanti sore’. Ckckck ! apa aku harus menunggu selama itu ?

# Jakarta, 20 Februari 2005

    Aku menautkan langkahku dengan lantai koridor sekolah, tujuan utama ku adalah kelas XI-IPA 1. Tadi bu ira menyuruhku memanggil siswa yg bernama alvin di kelas tersebut, katanya siswa tersebut akan menjadi partner ku dalam pelajaran bahasa jerman. Sepertinya, aku pernah bertemu dengan orang yg bernama alvin tersebut, tapi dimana yah ? hmmm, shit ! apa ingatannku mulai tterganggu lagi gara-gara 4 hari yg lalu, waktu aku pulang sekolah sambil berlari di bawah hujan. Ckck ! gak nyambung sekali, ingatanku kan memang sering terganggu seperti ini. Alias pikun akut, wkwkwk.
   “permisi, apa disini ada siswa yg bernama alvin ?.” Tanyaku di ambang pintu, beberapa pasang mata langsung menatap aneh kearahku.
“ada apa ?” Tanya salah seorang di antara mereka, “aku disuruh cari siswa yg bernama alvin, kata bu ira dia akan jadi partner bahasa jerman ku.”
    “ohh, alvin gk ada disini. Cari saja dia di ruang music.” Kata siswa yg tadi, namun anehnya aku melihat siswa/siswi lain yg ada di klas tersebut malah terkikik geli. ‘apa yg mereka tertawakan ?’
     “ya sudah, terima kasi.” Pamitku smabil melangkah pergi. belum jauh dari kelas itu aku malah mendengar suara tawa yg benar-benar keras. Aneh ! kenceng sekali tawanya, mungkin semua penghuni kelas tersebut mengadakan acara tawa bersama.

# Jakarta, 21 Februari 2005

_ALVIN_

     Kemarin lucu sekali, aku masih mengingat ekspresi lucu dari adik kelasku sendiri. Ckckck ! bagaimana mungkin dia menanyakan ‘alvin’ pada kku, padahal yg menjawab pertanyaannya itu adalah aku sendiri, alvin. Hahaha… Bodoh sekali dia, heh ! tapi sepertinya aku mengenal gadis itu. Oh iya ! dia gadis yg di halte itu kan ? gadis yg tak menganalku sebagai ketosnya sendiri. Hueh ! parah sekali gadis itu.
“woiiii ! sarapan nyok, loe bengong mulu deh vin. Masih pagi bro -,-.” Kata cakka, sahabatku.
“etdaaah, loe tuh ya ngagetin gue mulu deh, dasarr cicekkk sarap.”
“hehe… pis loph and gaul pin. Loe mau sarapan kgak ?”
“kgak deh ! males makan gue cak.” Lirihku sambil menelungkupkan kepalaku yg terasa berat sekali.
“vin,vin, kebiasaan deh loe males makan. Pantes tuh badan kayak lidi.” Cakka berdecak dan meninggalkanku sendiri di kelas.
     Huh ! sendiri lagi deh, gue kan males banget keluar dari kelas kalo gk ada kepentingan apapun. Jadi deh, gue anak kelasan, gk terlalu di kenal, dan jadi kupeeer gini.
“alvin…” sayup-sayup ku dengar suara teriakkan yg memanggil namaku. Aku mendongakkan kepalaku dan melihat seorang siswi kini sudah ada di hadapanku. Dia gadis yg kemarin, sivia.
”hmmm !” balasku sedikit malas-malasan dan kemballi menelungkupkan kepalaku.
     Sivia medengus kesal, mungkin terasa di cuekin olehku. Seperempat menit kemudian dia mengangkat wajahku dan membanding-bandingkannya dengan selembar foto,ntah foto siapa. ”yesss, gk slah lagi.” Tuturnya serius.
”maksudmu ?” tanyaku bingung, dengan entengnya dia menjawab… ”gak salah lagi kalo kamu yg nmanya alvin, hehe”
     Hah ! apah ? what  ‘GUBRAAAK’, Si sivia beneran gk kenal gue, ckckck. Padal 5 hari yg lalu aku menunggu hujan reda bersamanya di halte. Wahwah ! Gk bener dah nie cewek. Gilaaaa. ”heh ! edan, masa ketos sendiri gk ditahu.” Cibirku sambil melengos kesal.
”eh’hehe. Maaf pikunku kumat.” Jelasnya sambil terkekeh geli melihat ekspresi muka ku, yg –mungkin- terlihat lucu sekali. “yaudah, ayo ke ruangan bu ira. Kita sekarang ada pelajaran tambahan buat bahasa jerman.”

_auther _pov_
     ‘teeeet,teeeet, teeeet’ bel  pulang pun berbunyi sampai ke plosok-plosaok sekolah dan semenit kemudian semua siswa/siswi pun berhamburan keluar kelas. Tidak semua siswa sih yg langsung pulang, seperti sivia dan alvin. Mereka berdua masih ada pelajaran tambahan untuk pelajaran bahasa jerman. Rencananya lusa besok, salah satu dari mereka akan di pilih dan di kirim ke jerman untuk pertukaran pelajar, makanya setiap hari mereka selallu mendapat pelajaran-pelajaran bahasa jerman untuk mempersiapkan diri menjalankan beberapa test dari bu ira.
”ehhh ! vin ini makan siank dulu, ntar sakit loh.” Kata sivia memberikan sebungkkus nasi, namun alvin tak bergeming sedikitpu. Dia masih focus dengan buku bahasa jerman yg tebelnya kyak buku-buku anak kuliahaan.
‘ishhh, serius banget deh nie bocah. Pantesan pinternya gk ketulungan, aku di cuekin lagi.’ Dumel sivia sambil memperhatikan wajah alvin yg terlihat begitu serius, tapi lucu. ”vin makan dulu nih.” Kata sivia lagi sambil membukakan sebungkus nasi untuk alvin.
 ”suapinnn…” pinta alvin manja, sivia tekekeh dan mengangguk begitu saja.
”aaaaaaa…”
”sivia, suapinnya  jangan ke hidungku dong.”
”hahaha… iya, aku sengaja. upsss”
 ”ishhh, sivia jahil. Lihat saja nanti, kan ku balas.”
”ihhhh ! alvin ngancem, takuuut. hahaha”
”aneh !! di ancem malah ketawa -,-”
”hahaha, alvin ngambek ya. Jngan ngambek dong, tambah jelek tau.”
”biareeeen.”
 ”ehh !  beneran ngambek nih. Jngan ngambek vin, ayo senyum.”
”gk mauuu.”
”ketawa aja deh.”
”gk nafsu.”
“ohhh, gitu ya.”
”haha… ampun viii, geli tau, haha…  jngan gelitikin aku viii. Please… kamu jahil banget deh. -.- geli tauuu, haha”

#Jakarta, 23 februari 2011

     Kegelisahanku belum mengguap juga, Sekarang aku menanti dengan harap-harap cemas, padahal yg ku nanti hanyalah kedatangan alvin. Kenapa laki-laki itu tidak datang juga yah ? padahal hari ini sudah jelas akan di adakan test tentang pertukaran pelajar Indonesia-Jerman.
”hosh, hosh, hosh,,, maaf aku telat.” Kata laki-laki yg ternyata adalah alvin. Senyum ku mengembang, namun alvin tidak membalasnya, dia malah langsung menemui bu ira, dan ntah apa yg di bicarakannya di dalam yg jelas aku tidak tau.
     Sejam kemudian, ku lihat alvin dan bu ira keluar. aneh ! mereka terlihat memasang wajah yg menyedihkan, kemudian merekapun berpelukan dan kudengar ibu ira mengatakan,,, ”jaga dirimu nak” alvin mengangguk dan melepaskan pelukan bu ira.
     Hah !! APA MAKSUDNYA, aku tidak mengerti… setelah itu alvin berbalik kearahku dan dia menepuk pundak ku dengan seksama seraya mengatakan.”jadilah yg terbaik, aku yakin kamu bisa.” Setelah itu alvin langsung pergi dari hadapanku.

#Jakarta,10 Oktober 2011

    Sekarang aku menyadari, pertemuan tanggal 23 februari kemarin adalah pertemuan terakhirku dengan alvin. Kalian tau semenjak saat itu aku sudah tidak melihat laki-laki itu lagi, baik di sekolah maupun di luar. Aku merindukannya, aku ingin melihatnya, tapi sekarang aku sudah berada di jerman. saat keberangkatanku, alvin juga tidak ikut datanng untuk mengantar ku, kata bu ira “jangan marah kalau alvin tidak mengantarmu ke bandara, ini dia menitipkan surat untukmu.” Aku mengmbil surat beramplop merah tersebut dan mencoba menahan tangisku karna kecewa.
    Jujur saat bu ira mengatakan itu, aku merasa sangat berat meninggalkan Indonesia tanpa melihat senyuman alvin terlebih dahulu. Huh ! Kenapa alvin tidak mengantarku ? padahal aku ingin melihatnya saat itu, aku pikir aku akan sangat merindukanya selama 1 thn kedepan, tentu saja selama aku berada di jerman, tapi nyatanya semua malah lebih menyakitkan. :(
     Sekarang aku baru mengingat bahwa aku belum sempat membaca surat dari alvin, Aku meraih surat yg ada di dalam tasku, beberapa hari yg lalu aku sempat melupakan surat tersebut. Dengan tangan bergetar aku membuka surat beraplop merah tersebut, aku tau isinya akan benar-benar menyakitkan dari apa yg ku tau…

SIVIA AZIZAH
Hay cantik ! apa kabar nih ? semoga baik-baik aja ya… BTW sudah lama kita tidak bertemu, mungkin kamu akan merindukanku.hehehe…
Oh ya ! sebelumnya aku mau minta maaf, mungkin hanya dengan surat ini aku bisa mengatakan semuanya, meskipun terkesan jadul dan seperti  pengecut, Tappi hanya ini yg bisa ku lakukan,,,J
Baiklah !!!
Sivia, kau tau Tanggal 23 kemarin adalah hari terakhirku melihat senyumanmu, sivia ! kau tau hari itu juga aku harus segera angkat kaki dari Indonesia. Mungkin aku tidak akan pernah kembali lagi karna mulai tanggal itu juga aku sudah menjadi penduduk jepang, aku akan menetap di  jepang sampai saatnya nanti aku punya istri. kau tau vi, aku sangat mengharapkanmu ! aku mencintaimu cantik..
Huh ! maafkan aku, mungkin  kita tidak akan bertemu lagi, jadi dengan menyesal aku akann mengatakan perasaan ku padamu melalui surat ini. Seperti yg ku katakan tadi, aku mencintaimu. Bahkan sangat mencintaimu. Ku harap, kamu juga mempunyai perasaan yg sama denganku. Aku juga berharap, kamu juga bisa mengunjungi ku di jepang, karna sudah barang tentu aku tidak bisa kembali lagi ke Indonesia karna papa sudah mencabut fasilitasku untuk jatah penerbangan jepang-indonesia. Katanya, ‘papa takut akku akan  kabur dari jepang’, hahahaha !
ya sudahlah ! segini dulu surat dari ku, semoga kamu betah di jerman,



sivia,

 AKU AKAN SELALU MERINDUKANMU !
AKU TIDAK AKAN MELUPAKANMU !
 AKU MENCINTAIMU!  
sivia.

Berkunjunglah, ini Alamat rumahku di jepang
 jln.XXXXXXXX no.XX
SINDUNATA ALVIN

Tidak terasa air mataku terjatuh saat membaca surat dari alvin, huh ! mengapa jadi begini ? mengapa kami harus terpisah seperti ini, setelah masing-masing dari kami menyadari kalau ada CINTA saat kami mulai terbiasa bersama, terasa indah saat CINTA berpadu dalam 1 CERITA, saat kami mennyadari kalau ada rindu kala raga jauh. Hmmm !!! sakit sekali rasanya hati ini, apalagi aku juga belum mengatakan,,,

AKU JUGA MENCINTAIMU ALVIN !!!
AKU JUGA AKAN SELALU MERINDUKANMU !
BAHKAN, AKU TIDAK AKAN PERNAH MELLUPAKANMU !


ALVIN…
TUNGGU AKU DI JEPANG…
AKU AKAN DATANG UNTUKMU…


------------------------------the end------------------------

Tidak ada komentar:

Posting Komentar