1 cerita
# Jakarta, 16 Februari 2005
_SIVIA_
Hujan
masih saja mengguyur kotaku sampai saat ini, 1 jam yg lalu
butiran-butiran air langit tersebut mulai turun dan membuatku harus
berteduh lama di halte dekat sekolah. Beberapa sisiwa juga terlihat
menunggu hujan reda, sama sepertiku. Huh ! bosan sekali menunngu seperti
ini, ingin rasanya aku berlari dan menembus setiap derai air hujan
tersebut, tapi itu sangat tidak mungkin. Bisa-bisa nanti semua orang
malah memandang aneh kearahku dan apa kata mama nanti kalau melihat
anak gadisnya pulang dengan seragam basah. Ckckck ! gk banget deh….
Bayangin
aja deh, Enaknya hujan-hujan gini ngapain ya ??? coba saja aku di
rumah, kan aku bisa tiduran sepuasnya sambil dengerin nada alami dari
setiap tetesan air hujan, atau gak aku bisa minnum tea panas dan duduk
di balkon kamar smbil menghayal sesuatu, setidaknya aku juga dapat
bercanda gurau bersama keluargaku di rumah. Huh ! jadi melamun deh,
semuanya kan kalau aku ada dirumah. Nah ini, aku berada di halte,
tardampar bersama teman-teman sebayaku, duduk sambil ngelantur mikirin
sesuatu yg gak mungkin ku lakukan sekarang.
Aku terus saja melamun
seperti orang bodoh, tenggelam dalam hiruk pikuknya suara gemericik air
jatuh, sampai akhirnya aku mendengar suara seseorang yg meminta sesuatu
padaku… “hay ! boleh geser sedikit.” Pinta seorang laki-laki yang
sebaya denganku dan laki-laki tersebuut berhasil membuyarkan semua
lamunan-lamunan yg mungkin terkesan seperti berharap. laki-laki itu
tersenyum ramah dan aku malah baru menyadari kalau laki-laki itu
menggunakan seragam yg sama sepertiku. Hmmm ! tunggu dulu sepertinya aku
mengenal laki-laki ini.
“ohh, iya. Tentu saja, silahkan duduk.”
Aku sedikit menggeser tubuhku dan memberikan sedikit ruang untuk
laki-laki itu mendudukkan dirinya.
“terima kasih, hmmm ! BTW, kamu
siswi SMA Kasih Pertiwi ya ? kelas berapa ? oh ya, nama kamu siapa ?
hehehe.” Tanya laki-laki tersebut dengan beruntun, dia terlihat lucu
sekali. Baru kali ini akku bertemu dengan laki-laki cerewet seperti
orang di depanku ini.
aku menyeringaikan senyumku, bingung mau
menjawab pertanyaan yg mana dulu. Serasa di introgasi oleh aparat
pemerintah nih. “hehe, iya. Aku sivia, siswi kelas X-5. Kalau kamu siapa
?”
“hah ! Masa kamu gak kenal aku sih. aku kan kapten basket di
sekolah, aku juga ketos, aku anak XI-IPA 1.” kata laki-laki itu dengan
semangatnya, aku yg mendengar hanya cengo. Ckckck, baweeel sekali !
“eh, maaf vi. aku bawel yah. Maklumlah, udah bawaan dari lahir. Namaku alvin.” Katanya sambil menyeringai senyum polos.
“ohhh,
ehhh ! kamu ketos ya, kok aku gak tau ya. Haha !” dia meringis, akupun
cengir kuda. Betapa kupernya diiriku, ketos sekolah saja tak ku kenali,
ckckc. “maaf, aku bener-bener gk tau. Mungkin aku yg terlalu kuper,
atau kamu yg jarang keliatan di sekolah.”
“no problem vi ! kamu gk
kuper kok. aku sering liat kamu di kantin kok, mungkin akunya aja yg
terlalu jarang keluar kelas.” Kata alvin sambil menunjukkan senyum
pepsoden, manis sekali. “eh ! aku pulang duluan deh, percuma nunggu
lama. Kyaknya hujannya baru berhenti nanti sore. Yaudah ! byebye vi.”
“hah ! vin, eh ! kak alvin. Ntar sakit loh. Tunggu bentar aja deh, siapa tahu ujannya berhenti sebentar lagi.”
Alvin
berhenti melangkah, tubuhnya sudah terguyur air hujan, “jangan
memanggilku kakak. aku masih berumur 15 thn, mungkin aku lebih muda
darimu vi. aku pulang dulua yah. Byebye” alvin melambakan tangannya,
tadi Suaranya terdengar kecil sekali, mungkin karna beradu dengan suara
hujan yg semakin deras, namun aku masiih bisa mendengarnya. Akupun
membalas lambainnya dan tersenyum lebar.
Tubuh alvin sudah lama
menghilang dari pandanganku., hujan pun tidak kujung berhenti. Mungkin
benar yg di katakan alvin ‘Kyaknya hujannya baru berhenti nanti sore’.
Ckckck ! apa aku harus menunggu selama itu ?
# Jakarta, 20 Februari 2005
Aku menautkan langkahku dengan lantai koridor sekolah, tujuan utama ku
adalah kelas XI-IPA 1. Tadi bu ira menyuruhku memanggil siswa yg bernama
alvin di kelas tersebut, katanya siswa tersebut akan menjadi partner ku
dalam pelajaran bahasa jerman. Sepertinya, aku pernah bertemu dengan
orang yg bernama alvin tersebut, tapi dimana yah ? hmmm, shit ! apa
ingatannku mulai tterganggu lagi gara-gara 4 hari yg lalu, waktu aku
pulang sekolah sambil berlari di bawah hujan. Ckck ! gak nyambung
sekali, ingatanku kan memang sering terganggu seperti ini. Alias pikun
akut, wkwkwk.
“permisi, apa disini ada siswa yg
bernama alvin ?.” Tanyaku di ambang pintu, beberapa pasang mata langsung
menatap aneh kearahku.
“ada apa ?” Tanya salah seorang di antara
mereka, “aku disuruh cari siswa yg bernama alvin, kata bu ira dia akan
jadi partner bahasa jerman ku.”
“ohh, alvin gk ada
disini. Cari saja dia di ruang music.” Kata siswa yg tadi, namun
anehnya aku melihat siswa/siswi lain yg ada di klas tersebut malah
terkikik geli. ‘apa yg mereka tertawakan ?’
“ya
sudah, terima kasi.” Pamitku smabil melangkah pergi. belum jauh dari
kelas itu aku malah mendengar suara tawa yg benar-benar keras. Aneh !
kenceng sekali tawanya, mungkin semua penghuni kelas tersebut mengadakan
acara tawa bersama.
# Jakarta, 21 Februari 2005
_ALVIN_
Kemarin lucu sekali, aku masih mengingat ekspresi lucu dari adik
kelasku sendiri. Ckckck ! bagaimana mungkin dia menanyakan ‘alvin’ pada
kku, padahal yg menjawab pertanyaannya itu adalah aku sendiri, alvin.
Hahaha… Bodoh sekali dia, heh ! tapi sepertinya aku mengenal gadis itu.
Oh iya ! dia gadis yg di halte itu kan ? gadis yg tak menganalku sebagai
ketosnya sendiri. Hueh ! parah sekali gadis itu.
“woiiii ! sarapan nyok, loe bengong mulu deh vin. Masih pagi bro -,-.” Kata cakka, sahabatku.
“etdaaah, loe tuh ya ngagetin gue mulu deh, dasarr cicekkk sarap.”
“hehe… pis loph and gaul pin. Loe mau sarapan kgak ?”
“kgak deh ! males makan gue cak.” Lirihku sambil menelungkupkan kepalaku yg terasa berat sekali.
“vin,vin, kebiasaan deh loe males makan. Pantes tuh badan kayak lidi.” Cakka berdecak dan meninggalkanku sendiri di kelas.
Huh
! sendiri lagi deh, gue kan males banget keluar dari kelas kalo gk ada
kepentingan apapun. Jadi deh, gue anak kelasan, gk terlalu di kenal, dan
jadi kupeeer gini.
“alvin…” sayup-sayup ku dengar suara teriakkan
yg memanggil namaku. Aku mendongakkan kepalaku dan melihat seorang
siswi kini sudah ada di hadapanku. Dia gadis yg kemarin, sivia.
”hmmm !” balasku sedikit malas-malasan dan kemballi menelungkupkan kepalaku.
Sivia
medengus kesal, mungkin terasa di cuekin olehku. Seperempat menit
kemudian dia mengangkat wajahku dan membanding-bandingkannya dengan
selembar foto,ntah foto siapa. ”yesss, gk slah lagi.” Tuturnya serius.
”maksudmu ?” tanyaku bingung, dengan entengnya dia menjawab… ”gak salah lagi kalo kamu yg nmanya alvin, hehe”
Hah
! apah ? what ‘GUBRAAAK’, Si sivia beneran gk kenal gue, ckckck. Padal
5 hari yg lalu aku menunggu hujan reda bersamanya di halte. Wahwah ! Gk
bener dah nie cewek. Gilaaaa. ”heh ! edan, masa ketos sendiri gk
ditahu.” Cibirku sambil melengos kesal.
”eh’hehe. Maaf pikunku
kumat.” Jelasnya sambil terkekeh geli melihat ekspresi muka ku, yg
–mungkin- terlihat lucu sekali. “yaudah, ayo ke ruangan bu ira. Kita
sekarang ada pelajaran tambahan buat bahasa jerman.”
_auther _pov_
‘teeeet,teeeet,
teeeet’ bel pulang pun berbunyi sampai ke plosok-plosaok sekolah dan
semenit kemudian semua siswa/siswi pun berhamburan keluar kelas. Tidak
semua siswa sih yg langsung pulang, seperti sivia dan alvin. Mereka
berdua masih ada pelajaran tambahan untuk pelajaran bahasa jerman.
Rencananya lusa besok, salah satu dari mereka akan di pilih dan di kirim
ke jerman untuk pertukaran pelajar, makanya setiap hari mereka selallu
mendapat pelajaran-pelajaran bahasa jerman untuk mempersiapkan diri
menjalankan beberapa test dari bu ira.
”ehhh ! vin ini makan siank
dulu, ntar sakit loh.” Kata sivia memberikan sebungkkus nasi, namun
alvin tak bergeming sedikitpu. Dia masih focus dengan buku bahasa jerman
yg tebelnya kyak buku-buku anak kuliahaan.
‘ishhh, serius banget
deh nie bocah. Pantesan pinternya gk ketulungan, aku di cuekin lagi.’
Dumel sivia sambil memperhatikan wajah alvin yg terlihat begitu serius,
tapi lucu. ”vin makan dulu nih.” Kata sivia lagi sambil membukakan
sebungkus nasi untuk alvin.
”suapinnn…” pinta alvin manja, sivia tekekeh dan mengangguk begitu saja.
”aaaaaaa…”
”sivia, suapinnya jangan ke hidungku dong.”
”hahaha… iya, aku sengaja. upsss”
”ishhh, sivia jahil. Lihat saja nanti, kan ku balas.”
”ihhhh ! alvin ngancem, takuuut. hahaha”
”aneh !! di ancem malah ketawa -,-”
”hahaha, alvin ngambek ya. Jngan ngambek dong, tambah jelek tau.”
”biareeeen.”
”ehh ! beneran ngambek nih. Jngan ngambek vin, ayo senyum.”
”gk mauuu.”
”ketawa aja deh.”
”gk nafsu.”
“ohhh, gitu ya.”
”haha… ampun viii, geli tau, haha… jngan gelitikin aku viii. Please… kamu jahil banget deh. -.- geli tauuu, haha”
#Jakarta, 23 februari 2011
Kegelisahanku
belum mengguap juga, Sekarang aku menanti dengan harap-harap cemas,
padahal yg ku nanti hanyalah kedatangan alvin. Kenapa laki-laki itu
tidak datang juga yah ? padahal hari ini sudah jelas akan di adakan test
tentang pertukaran pelajar Indonesia-Jerman.
”hosh, hosh, hosh,,,
maaf aku telat.” Kata laki-laki yg ternyata adalah alvin. Senyum ku
mengembang, namun alvin tidak membalasnya, dia malah langsung menemui bu
ira, dan ntah apa yg di bicarakannya di dalam yg jelas aku tidak tau.
Sejam
kemudian, ku lihat alvin dan bu ira keluar. aneh ! mereka terlihat
memasang wajah yg menyedihkan, kemudian merekapun berpelukan dan
kudengar ibu ira mengatakan,,, ”jaga dirimu nak” alvin mengangguk dan
melepaskan pelukan bu ira.
Hah !! APA MAKSUDNYA, aku tidak
mengerti… setelah itu alvin berbalik kearahku dan dia menepuk pundak ku
dengan seksama seraya mengatakan.”jadilah yg terbaik, aku yakin kamu
bisa.” Setelah itu alvin langsung pergi dari hadapanku.
#Jakarta,10 Oktober 2011
Sekarang aku menyadari, pertemuan tanggal 23 februari
kemarin adalah pertemuan terakhirku dengan alvin. Kalian tau semenjak
saat itu aku sudah tidak melihat laki-laki itu lagi, baik di sekolah
maupun di luar. Aku merindukannya, aku ingin melihatnya, tapi sekarang
aku sudah berada di jerman. saat keberangkatanku, alvin juga tidak ikut
datanng untuk mengantar ku, kata bu ira “jangan marah kalau alvin tidak
mengantarmu ke bandara, ini dia menitipkan surat untukmu.” Aku mengmbil
surat beramplop merah tersebut dan mencoba menahan tangisku karna
kecewa.
Jujur saat bu ira mengatakan itu, aku merasa sangat berat
meninggalkan Indonesia tanpa melihat senyuman alvin terlebih dahulu.
Huh ! Kenapa alvin tidak mengantarku ? padahal aku ingin melihatnya saat
itu, aku pikir aku akan sangat merindukanya selama 1 thn kedepan, tentu
saja selama aku berada di jerman, tapi nyatanya semua malah lebih
menyakitkan. :(
Sekarang aku baru mengingat bahwa aku belum
sempat membaca surat dari alvin, Aku meraih surat yg ada di dalam
tasku, beberapa hari yg lalu aku sempat melupakan surat tersebut. Dengan
tangan bergetar aku membuka surat beraplop merah tersebut, aku tau
isinya akan benar-benar menyakitkan dari apa yg ku tau…
SIVIA AZIZAH
Hay cantik ! apa kabar nih ? semoga baik-baik aja ya… BTW sudah lama kita tidak bertemu, mungkin kamu akan merindukanku.hehehe…
Oh
ya ! sebelumnya aku mau minta maaf, mungkin hanya dengan surat ini aku
bisa mengatakan semuanya, meskipun terkesan jadul dan seperti pengecut,
Tappi hanya ini yg bisa ku lakukan,,,J
Baiklah !!!
Sivia,
kau tau Tanggal 23 kemarin adalah hari terakhirku melihat senyumanmu,
sivia ! kau tau hari itu juga aku harus segera angkat kaki dari
Indonesia. Mungkin aku tidak akan pernah kembali lagi karna mulai
tanggal itu juga aku sudah menjadi penduduk jepang, aku akan menetap di
jepang sampai saatnya nanti aku punya istri. kau tau vi, aku sangat
mengharapkanmu ! aku mencintaimu cantik..
Huh ! maafkan
aku, mungkin kita tidak akan bertemu lagi, jadi dengan menyesal aku
akann mengatakan perasaan ku padamu melalui surat ini. Seperti yg ku
katakan tadi, aku mencintaimu. Bahkan sangat mencintaimu. Ku harap, kamu
juga mempunyai perasaan yg sama denganku. Aku juga berharap, kamu juga
bisa mengunjungi ku di jepang, karna sudah barang tentu aku tidak bisa
kembali lagi ke Indonesia karna papa sudah mencabut fasilitasku untuk
jatah penerbangan jepang-indonesia. Katanya, ‘papa takut akku akan
kabur dari jepang’, hahahaha !
ya sudahlah ! segini dulu surat dari ku, semoga kamu betah di jerman,
sivia,
AKU AKAN SELALU MERINDUKANMU !
AKU TIDAK AKAN MELUPAKANMU !
AKU MENCINTAIMU!
sivia.
Berkunjunglah, ini Alamat rumahku di jepang
jln.XXXXXXXX no.XX
SINDUNATA ALVIN
Tidak
terasa air mataku terjatuh saat membaca surat dari alvin, huh ! mengapa
jadi begini ? mengapa kami harus terpisah seperti ini, setelah
masing-masing dari kami menyadari kalau ada CINTA saat kami mulai
terbiasa bersama, terasa indah saat CINTA berpadu dalam 1 CERITA, saat
kami mennyadari kalau ada rindu kala raga jauh. Hmmm !!! sakit sekali
rasanya hati ini, apalagi aku juga belum mengatakan,,,
AKU JUGA MENCINTAIMU ALVIN !!!
AKU JUGA AKAN SELALU MERINDUKANMU !
BAHKAN, AKU TIDAK AKAN PERNAH MELLUPAKANMU !
ALVIN…
TUNGGU AKU DI JEPANG…
AKU AKAN DATANG UNTUKMU…
------------------------------the end------------------------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar