Sabtu, 24 Maret 2012

1 Cerita (skuel)



#DEUTSCHLAND, dien 5. Juli

     Semilir Angin menerpa wajah gadis cantik tersebut, tidak jauh dari tempatnya berdiri terlihat beberapa anak-anak sebaya dengannya tengah bersorak sorai akan hasil akhir dari ujian sekolah yang mereka raih. Gadis tersebut hanya menampikkan senyum tipis, tepat di tangan kirinya sedang  menggenggam erat surat beramplop merah kiriman yang lalu. 
'tunggu aku ...’ lirihnnya sambil menatap surat tersebut.

#FLUGHAFEN, sonn 10. Juli

_SIVIA_

     Aku menatap negara yang baru pertama kali kupijak, tampak berbeda dengan dua negara tempatku menetap beberapa tahun belakang ini. Sekarang saatnya aku memulai hal baru untuk sesuatu yang lama. Semoga aku menemukan apa yang menjadi objek utamaku di negara ini, amiiin !.
     Baiklah! Aku tak mau memikirkan negara ini lebih jauh, kuputuskan untuk menyeret koperku dan melangkah keluar bandara, tak lama taxsi yang kutunggu pun datang dan membawaku kesebuah apartemen yang sudah disiapkan pemerintah Jerman. Oh ya ! aku lupa menceritakan kenapa aku sampai di negara ini,,,
    Begini, beberapa hari yang lalu. Setelah hasil akhir ujian sekolahku keluar, ternyata pemerintah jerman menawariku sebuah beasiswa 1 semester untuk melanjutkan sekolah. Beasiswa yang ditawari pun mempunyai banyak pilihan Universitas ternama di beberapa negara, termasuk UGM di Indonesia, Universitas ternama di Jerman, namun pilihanku jatuh pada Universitas Tokyo. Selain impianku untuk bertandang ke negara Jepang, lagipula jepang juga adalah negara dengan pendidikan yang sangat kompetitif, jadi tak salah aku memilih negara ini untuk tujuan study selanjutnya.
     Yasudah, mungkin terlalu banyak yang ingin aku ceritakkan tentang kehidupanku beberapa tahun belakangan ini. Kehidupan yang menyidihkan tanpa hadirnya cinta sejati dan di sinilah aku sekarang, JAPANESE COUNTRY.
     Di perjalanan Aku asyik menatap keluar taxsi, melihat segala sesuatu yang menarik dari negara ini. pemandangan jalanan yang tak pernahku lihat di Jerman maupun di Indonesia. Suasana yang menarik di tengah-tengah keramain kota tokyo, berhias segerombolan para dancer yang di kejar-kejar banyak orang. Penampilan yang Cukup aneh karna aku belum mengerti seluk beluk Jepang, bahkan kota Tokyo. Ya sudah, lupakan !

15 menit kemudian...
     Dengan bahasa jepang yang pas-pasan aku mengucapakan terima kasih kepada supir taxsi, tak lupa aku juga memberikan selembar uang yang berlaku dinegara ini. Setelah itu aku masuk kedalam gedung apartemen dan mulai mencari ruang apartemen yang akan menjadi tempatku bernaung.
     ‘ini dia...’ seruku sambil membuka pintu apartemen bernomorkan 79. Setelah masuk kedalam, akupun langsung menghempaskan tubuhku di atas kasur empuk yang telah tersedia. Lama, hening, dan gelap, akupun tertidur setelah lama merebahkan tubuhku diatas kasur, tampaknya aku kelelahan.

#TOKYO,  2013-06-10 (NP : format tanggal dijepang(yyyy-mm-dd))

     Langkah kakiku terus bergerak menysuri kota tokyo, tepatnya di daerah shinjuku. Dari sekian banyak yang terlihat, yang paling mendominasi di daerah ini hanyalah bangunan-bangunan tinggi pencakar langit, yah ! maklum saja daerah inikan termasuk daerah kota tokyo –ibu kota jepang-.
     Ahhh ! akhirnya langkahku terhenti juga setelah sepersekian menit berjalan di jantung kota, tepat dihadapanku para dancer jalanan terlihat sedang menunjukkan bakat mereka diatas trotoar. Satu dari tiga para dancer membuatku terkesima karna gerakkan-gerakan lincahnya yang dapat di pertunjukkan secara detail. Selang beberapa menit kemudian, seseorang disampingku berteriak histeris setelah mengetahui salah satu dari pedencer tersebut adalah seseorang yang cukup populer di kota tokyo, semacam artis. Alhasil para penonton yang rata-ratanya adalah gadis seusiaku, langsung ikut histeris dan para dancer yang tadi tengah beraksi langsung ngibrit sambil membuka topi yang tadinya menutupi wajahnya, aku tidak terlalu jelas melihat wajahnya. Tapi yang paling jelas adalah saat melihat gelak tawa dari para pedencer, huh ! apa yang dilakukan artis tersebut, sampai-sampai rela menunjukkan aksinya secara Cuma-Cuma di muka umum atau lebih tepatnya dipinggir jalan.
     Tidak sampai disana, aku yang berada ditengah-tengah penonton tadi malah ikut berlari, mengejar artis yang takku tau tampang dan keahliannya seperti apa. Sejelasnya, aku iku terbawa bersama penonton yang tadi histeris sambil meneriakkan nama ‘LITTLE BOY’. Huh ! aku tidak mengerti, namun aku ikuti saja kemana mereka berlari. Sampai akhirnya mereka berhenti tepat disebuah rumah besar dengan gerbang menjulang tinggi.
“arghhh” erang mereka kompak sambil menendang gerbang yang sudah tertutup rapi, setelah itu mereka pergi begitu saja dengan tampang kecewa. Dan aku...
     Ouh shiiit ! aku sendirian didepan gerbang, ntah apa yg akan aku lakukan. Menunggu! Yupsss, aku menunggu seseorang untuk menunjukkanku jalan pulang ke apartemenku, karna pada pasalnya aku tidak tau jalan pulang. Huaaaa ! gimana dong, akukan orang baru di jepang ini, jadi jelas saja aku belum terlalu tau tentang jalanan yang ada di kota ini. Terus sekarang bagaimana dong ! help me GOD...

     Masih disini, beberapa menit kemudian aku duduk di depan gerbang, tapi cukup jauh. Perlahan aku meraba kantong jaket tebalku, berusaha mencari sesuatu yang berarti. Namun tak kunjungku temukan, huh ! kurasa ini adalah masalah baru lagi, mengingat isinya adalah almat dia yang kucari.
“ALVIIIIIIN...” terdengar teriakan dari dalam gerbang, tepatnya dari dalam rumah yang tidak ku tahu rupanya. Perlahan, namun pasti. Aku mencoba mengingat nama yang tadi sempat terdengar ditelingaku.
ALVIN ?
Siapa yah ?
Oh’hehehe ! setelah mengingat dengan susah payah, aku mulai tahu orang yang memiliki nama tersebut, ALVIN.
Hah ! APA ? WHAT ?
ALVIN ?
oh may GOD ! apa mungkin alvin, alvin yang selama ini kucari ? semoga iya.
Tak lama setelah mendengar teriakkan tersebut, pintu gerbang terbuka lebar dan keluar seorang laki-laki sipit sambil terkik geli. Aku berbalik dan menatapnya dari atas sampai bawah dan ternyata....

_ALVN pov_

     “hosh... hosh... hosh... fiuhhh !”  aku membungkuk sambil memegang kedua lututku, rasanya lelah sekali setelah dikejar-kejar oleh gadis-gadis jepang. Hahaha ! tapi, untuk yang kesekian kalinya, aku puas dengan survei hari ini.
     Tapi, kayaknya tadi aku sempat melihat seorang gadis yang mirip dengan sivia. Oh, nooo ! mungkin tadi hanya bayanganku saja karna telah lama aku merindukkan gadis cantik itu, mengingat aku juga masih mempunyai rasa untuknya.
     “ALVIIIIIN” teriak papa dari dalam rumah, aku hanya nyengir mendengarnya. Tampaknya sekarang aku harus cepat-cepat kabur dari rumah, mengingat kalau papa pasti akan memarahiku karna sudah melakukan hal gila lagi seperti tadi, setidaknya aku sudah melakuakan hal ini untuk yang ke-5 kalinya dalam bulan ini. Hahaha !
     Sebelum mendengar ocehan papa, akupun langsung keluar rumah, tepatnya lebih keluar gerbang. Sebelumnya aku mengintip dari celah-celah kecil gerbang rumah, memastikkan semua gadi-gadis tadi tidak menungguku di depan. Namun yang terlihat hanyalah seorang gadis yang duduk tak jauh dari gerbang. Tampaknya cukup aman untuk keluar gerbang, walaupun masih tersisa satu penggemar. Eciiie ! aku udah punya penggemar ni yeee. Asyikkk dah ! wkwkwkw #PLAK
    aku membuka gerbang yang tingginya gak ketulungan dan mendapati seorang gadis telah berdiri membelakangiku. Aelah ! setelah berbalik ternyta, eh ternyata...
“alvin...” panggilnya, aku hanya tersenyum tipis. Terpikir olehku untuk mengerjai gadis yang sekarang ada didepanku meskipun aku sangat merindukkannya, namun dengan sedikit berlaga pikun mungkin akan membuat gadisku ini shock. Hahaha ! apalagi mengingat, dulu dia paling sering melupakanku karna pikun akut yang dideritanya. #emangada?
“ehmmm ! siapa yah mbak ? mau minta tanda tangan, eh maaf sekarang lagi tidak melayani penggemar. Silahkan coba lagi.” Kataku sedikit bawel. Ishhh ! wow, sedikit dari hongkong, aku kan emang bawel dari sononya. (eh ! PLAK, nyadar ndiri)

_SIVIA pov_

“ehmmm ! siapa yah mbak ? mau minta tanda tangan, eh maaf sekarang lagi tidak melayani penggemar. Silahkan coba lagi.” Katanya sambil menyeringai senyum, aku yang medengarnya benar-benar kagut. Kaget, apa dia sudah melupakanku ? secepat itukah, jahat sekali. Tapi setidaknya aku tahu dia masih sama seperti ALVIN-ku yang dulu, Alvin yang benar-benar bawel dan lucu, huh ! kalau melihat tingkahnya seperti ini, aku selalu dibuat gemas olehnya, apalagi senyumanya. Huh !!!
“vin, ini aku sivia, apa kamu lupa ?” kataku, meyakinkannya.
“sivia ? sivia siapa ya ?” tanya alvin sambil berpura-pura berfikir.
“kamu tega vin, aku kesini cuman untuk bertemu denganmu, tapi kamu malah melupakanku.” Ucapku sambil ngelirih, tak terasa air mataku sekarang sudah menumpuk penuh di pelupuk mata.
“hay ! kenapa mau menangis ? aku benar-benar tak ingat denganmu.” Kata alvin lagi, laki-laki itu menarik tanganku hingga jarak kami sangat dekat untuk saat ini. Perlahan air mataku menetes begitu saja dan tangan alvin menghapusnya dengan lembut. Sentuhan jemari tangan yang sangat aku rindukan, lembut dan penuh kehangatan.

TOKYO, 2013-06-11

     Hoaaaam ! aku bangun dari tidurku, cercah cahaya matahari masuk melalui celah-celah korden yang telah terbuka lebar. Ruang yang kutempati sekarang terlihat berbeda jauh dari apartemenku, tampaknya lebih luas.
     ‘CKLEEEK’ Suara pintu terbuka membuatku sesegera mungkin untuk menegakkan tubuh, menyadarkan aku dari lamunan gaje tentang ruangan ini. Seperdetik kemudian aku menatap pintu, terlihat seorang laki-laki tampan menyembulkan kepalanya dari balik pintu dan menyambut tatapanku dengan senyuman manisnya.
“hay ! cantik, sudah bangun ya.” Tanyanya sambil melangkah masuk kedalam ruangan ini. Aku sedikit mengangguk, menatapnya dengan tatapan nanar karna kembali kuingat  kalau dia telah melupakanku. Huft ! lupakan...
“oh’ yasudah.. lebih baik kamu mandi, setelah itu sarapan dan akan kubantu kamu mencari apartemenmu. Dasar PIKUN.” Katanya sambil cengengesan, aku menatapnya sebal. Namun setidaknya dia masih mengingat kalau aku memang rada-rada pikun. Tapi dia juga sudah pikun karna telah melupakanku...

24 menit...
     Aku sudah selesai berdandan dan segera turun kebawah. Keruang makan, dimana disana sudah terlihat alvin dan papanya sedang diam sambil melihat kearahku. Kenapa mereka belum sarapan ya ? malah diam seperti itu, dasar anak dan bapak sama saja...
“pagi om, pagi vin.” Sapaku sambil menyeringai senyum.
“pagiii...” sambut mereka kompak, aku hanya terkekeh geli.
“eh’ papa, ikut-ikutan alvin mulu. Pakek suara dimanis-manisin lagi, sok manis tau gak sih !” cibir alvin sambil memasang tamapang lipat 7.
“idihhh ! biarin dong, kenapa sih ? sewot aja kamu vin.”
“hadeh ! ngpain sewotin papa. Gk suka aja lihat tingkah papa yang keganjenan. Inget pa ! masih ada tante tuh dikantor.”
“apa-apaan kamu vin, kamu aja sana sama tante itu. Papa sama bidadari yang baru turun dari kamar tamu.”
     Hahaha ! aku bergidik melihat tingkah alvin dan papanya. Benar-benar gak jauh beda, mereka sama-sama aneh dan bawel. Sarpan pagi itupun berlalu penuh canda dan tawa, hangat sekali suasana ini. Aku jadi merindukan keluargaku yang ada di Indonesia.

TOKYO, 2013-06-19

     Aku duduk di bangku paling depan disalah satu gedung megah di tokyo. Kulirik setip sudut gedung ini, ternyata sudah penuh oleh para gadis-gadis jepang. Ternyata aku termasuk gadis yang beruntung karna mendapat tempat terdepan dari semua penonton. Di atas panggung MC sudah berkoar-koar dan kemudian memanggil sang empunya konser.
     Dari balik tirai keluar laki-laki tampan bersama beberapa para penari latar, suara musik pun sudah melantun menyingkaran suara riuh dari para penonton yang berteriak sedari tadi. Perlahan namun pasti, gerakan-gerakan kecil mulai menjadi pengawal performance dan alvin, laki-laki itu mulai bernyanyi penuh penghayatan. Aku dan semua yang ada didalam gedung mulai terbawa dengan suara lembutnya yang di akhiri falseto sempurna, AMAZING !
“hay friends !” sapa alvin setelah menyelesaikan aksinya, semua langsung berteriak menyambut sapaan sang super stars. “apa kabar nih kalian semua ? semoga kalian baik-baik saja yah.” Katanya lagi, dia terdengar sangat ramah dan kembali berkata... “oh ya, aku mau curhat nih.sekarang aku lagi kangen gadisku...” Katanya lirih, semua penggemar alvin langsung teriak histeris. Natahlah histeris untuk apa !
     Aku hanya bisa menggigit bibir bawahku, ternyata dia sudah mempunyai kekasih. Pantas saja dia melupakanku, huh ! sakit sekali kalau sudah seperti ini ! tampaknya aku mulai patah hati. Aku tak terima, ini takdir terjahat untukku. Akupun segera berlari keluar dari gedung ! air mataku sudah tak terbendung lagi.
     Tampaknya sekarang aku mulai menyesali kehadiranku ditempat ini, aku menyesal hadir di konser ini. Apa mungkin alvin mengundangku hanya untuk menunjukkan kalau sekarang dia sudah sukses dan mempunyai kekasih, serta merta sekarang dia sudah melupakanku. Kalau memang begitu tujuan alvin, maka DIA BERHASIL MENUNJUKKAN SEMUA ITU ! dan BERHASIL MEMBUATKU SAKIT...

TOKYO, 2013-07-01

-auther pov-
     2 minggu setelah konser tersebut, sivia tak lagi bertemu dengan alvin. Namun dia masih bisa melihat alvin dari TV, seperti sore ini. Sakit hati yang dirasakannya masih tersirat jelas. Ada kekecewaan untuk laki-laki itu, padahal surat terakhir dari alvin 2 thn lalu sudah jelas terdapat janji pengikat keduanya, namun tenyata sekarang kenyataan-nya malah lebih pahit dan menyakitkan.
      ‘TOKTOKTOK’ Gedoran pintu menyadarkan sivia dari lamunannya, gadis tersebut bergegas mematikan TV dan membuka pintu apartemennya. Namun tak didapatinya seorangpun disana dan....
“hmpppp !” tiba-tiba mulut sivia di bekap dari belakang dengan kasar. Membuat gadis itu tak bisa berteriak untuk meminta bantuan, untuk sekedar memberontakpun dia sudah tidak mampu. Sampai akhirnya sivia didudukan di sebuah tempat yang tampak seperti perbukitan dengan pemandangan sunset tepat didepannya.
“hay ! cantik.” Sapa seseorang dari belakang, sivia menoleh dan mendapati alvin tengah tersenyum disampingnya.
“jadii...”
“hahaha ! iya, aku mengerjaimu.” Kata alvin sambil tertawa terbahak-bahak. “mana mungkin aku melupakamu vi.”
“huh ! ALVIIIIIN. KAMU BUAT AKU TAKUT,” kata sivia sambil berteriak dan memukul alvin beberapa kali. Sedangkan alvin masih asyik tertawa. “nyebelin.”
“hehehe ! vis vi, aku kan cuman mau lihat reaksi kamu gimana. Dasar PIKUN.” Kata alvin sambil mengacak-ngacak poni sivia.
"eh odong, KAMU JUGA PIKUN.”
“yaudah kalau gitu, kita pasangan PIKUN. Gmana ?”
“hmmmm ! gmana yah ? emang kita pasangan ?.” tanya sivia, sambil berpura-pura mikir. Alvin sampai kesal melihatnya.
“aelah ! gitu aja mikir. Bilang aja neng pia pengen jadi pasangan bang alvin. Pasangan kekasih gitu deh. Iyakan ? iya dong ? masa cowok ganteng ditolak.” Kata alvin sambel bernasis ria.
“buahahah ! ogah, masa cewek cantik sama orang bawel. Wleeek :P” ejek sivia, sambil berlari meninggalkan alvin.
“oh’yaudah kalo gak mau. Aku pergi aja deh.” Kata alvin berbalik sambil menghitung mundur dalam hati. ‘1...2...ti...’
“huaaaa ! alvin, jangan pergi. Iyadeh, tapi sivia gak mau jadi pacar alvin, maunya jadi istri alvin. Biar bisa balik ke Indonesia.” Kata sivia sambil memeluk alvin dari belakang, alvin tersenyum dan berbalik menghadap sivia.
“hahaha ! tapi alvin gk mau punya istri PIKUN.” Kata alvin menggoda sivia.
“ALVIIIIIIN.” Kesal sivia sambil mencubit lengan alvin.
“hahaha ! ampun vi, iya deh. Alvin kan cuman canda.” Kata alvin dengan manjanya. Sivia tersenyum dan mereka kembali berpelukkan.

Sederhana ! sebuah jalinan tanpa ikatanpun masih bisa bertahan asalkan ada CINTA yang menjadi peneguhnya. Tak peduli seberapa lama waktu merengkuh jiwa dan tak peduli seberapa jauh jarak memisahkan raga, asalakan ada CINTA semuanya pasti akan berakhir bahagia. J SAY LOVE TO YOUR SWEETHEART !

--------THE END-------
Huaahhhh ! ending, woiiii.... hahahaha
Syukur-syukur, ternyata ending juga.... #elus-elusdada
Eh maaf ye, kalau ada yang salah di bagian jepang,,, #justory


Huaaaaaaa!!!! Bagaiman-bagaiman ? jelek ya !
maaf yah ! kurang memuaskan dan GAJE dan ANCUR TOTAL !!!
hikshikshiks…
yaudah dehhh, byeeee ! L

@isti ayua diani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar