Rabu, 25 April 2012

A LITTLE PEACE FOR YOU #part1



“jangan melukainya !!!”
“why ??? jangan bilang loe mulai suka sama tu cowok.”
“arghhh !!! ntahlah,”

“””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””

Sivia dan 3 sahabatnya lagi-lagi berbuat ulah, sasaran utama mereka tak lain dan tak bukan adalah ify dan Alvin. Ntah sejak kapan mereka memulai permusuhan yg seakan-akan tidak berujung perdamaian.
‘dugdugdug’ suara pantulan bola basket terdengar dari dribeling  yg di lakukan rio, salah satu sahabat sivia. Lapangan basket ALTRIEL ACADEMIC SCHOOL pun mulai full dengan para penonoton yg di dominasi oleh siswa dan siswi sekolah tersebut, mereka semua kini sudah terbebas dari belenggu pelajaran-pelajaran pemusing otak. 
“haha !!! dua anak cupu ternyata sudah datang.” Gabriel tertawa ringan menyambut kedatangan seorang laki-laki dan seorang gadis yg sebenarnya sudah di tunggu-tunggu kedatangannya.
“apa lagi mau kalian ?” Tanya gadis tersebut yg ternyata adalah ify.
“mungkin sedikit bermain-main akan buat loe ngerti keinginan kami.” Kata rio masih dengan aktivitasnya mendribel bola, dia tersenyum tipis dan mengedipkan sebelah matanya kearah Gabriel, silla, serta sivia.
“maaf kami tidak ada waktu untuk menerima tantangan kalian, kami masih ada urusan yg lebih penting.” Alvin yg ada di sebelah ify juga ikut angkat bicara seraya melangkahkan kakinya berniat ntuk pergi, tapi tampaknya tak semudah itu untuk pergi dari hadapan sivia dan teman-temannya.
“hah ! gk semudah itu loe bisa pergi, PECUNDANG.” Sivia menjulurkan kakinya disaat kaki Alvin mulai melangkah, alhasil Alvin pun jatuh tersungkur di hadapan sivia. Semua tertawa melihat hal memalukan itu.
“haha ! loe…” kata silla terpotong karna pak guru Lian tina-tiba sudah berada di belakangnya. “apa yang kalian lakukan pada Alvin dan ify ?” kata guru itu.
“huh ! shit, ayo pergi.” Umpat Gabriel, mereka pun pergi dari sana. Nyali mereka langsung down melihat pak Lian, guru BP klas 9.
“urusan kita belum berakhir, PECUNDANG.” Sengit sivia seperti memberi peringatan utuk Alvin dan ify.  sambil menunjuk Alvin.

Alvin hanya tersenyum tipis mendengar peringatn sivia. Bagaimana bisa seorang gadis cantik memberikan peringatan sekeras itu pada dirinya, tahukah sivia ? semua yg ia katakana tadi hanya bermakna geretakan kecil untuk laki-laki macam Alvin.

 Alvin terduduk lama di tempat sivia menjatuhkanya tadi. Alvin mulai sadar dari lamunanya setelah gadis cuby itu sudah benar-benar jauh dari hadapannya. Dengan senyum tipis yg masih terkembang, alvinpun  bangun dari tempatnya jatuh tadi dan kemudian di bungkukan badannya bersama ify untuk mengucapkan terimkasih kepada guru kesayangan mereka. “terima kasih pak.”
“hmmm !!! iya sama-sama. Sekarang kalian lebih baik langsung pulang, terutama kamu Alvin.” Kata guru lian sambil mengusap rambut Alvin dan ify secara bergantian.
“siap pak !” kata ify sambil memberikan hormat, seperti seorang prajurid.
“haha ! ya sudah, pak guru duluan ya.”
“iya pak. Lagi sekali kami ucapkan terimakasi.” Kata Alvin sambil kembali membungkukan badanya, guru tersebut hanya menyeringaikan senyumannya seraya melangkah pergi.
 Setelah itu Alvin dan ify pun ikut mengambil langkah kecil untuk segera beranjak dari lapangan basket menuju gerbang depan sekolah. Seperti biasa, Alvin menemani ify untuk menunggu jemputan sahabatnya itu.
“sampai kapan loe mau pakek sepatu itu.” Tanya ify membuka percakapan di sela aktivitasnya meneguk air mineral yg selalu tersedia di dalam tasnya.
“sampai kapanpun gue mau. Itu bukan urusan loe.” Kata Alvin dengan nada dinginnya, seperti biasa.
“haha ! loe emang gk bisa berubah ya, tetep dingin kayak dulu.”
“so, masalah buat loe.”
“huhh -,-! Gak lah, emank susah ngemeng sama orang kyak loe ishhh !.” kata ify gemes sambil mencubit pipi Alvin dan langsung ngacir kearah mobilnya yg baru datang.
“awww !!! ifyyy, GUE BENCI LOE.” Teriak Alvin, ify pun berbalik dan menjulurkan lidahnya.

Alvin tersenyum tipis setelah kepergian sahabatnya itu, kini dia harus kembali kerumah dan siap-siap memasang sepatu roda yg selalu menemaninya kemanapunia ia pergi.

+++++++++++++++++  +++++++++++++++++  +++++++++++++++++  +++++++++++++++++  +++++++++++++++++ 

“bagaimana rencana gue ?, gue yakin deh pasti rencana gue berhasil.” Kata iel mengakhiri hasil deskripsinya tentang rencana yg akan mereka lakukan untuk mengerjai Alvin.
“idiiih ! nafsu banget loe iel ngerjain Alvin. Lagian dari mana loe tau tu bocah pobia sama yg begituan.” Kata sivia sambil mendaratkan teloyoran gratis ke kepala iel.
“awww, sakit atu vi, dasar begok loe. Pokoknya kalian percaya aja deh sama gue, pasti berhasil.” PDiel sambil mebusungkan dadanya.
“haha ! sadis loe iel, tapigue bingung deh sama loe, giliran buat rencana untuk ngerjain Alvin, sumpah otak loe encer banget, coba deh giliran pelajaran, ckckc “ rio mendecak sambil menggelengkan kepalanya, di sertai anggukan silla yg menyetujuinya.
“etdaahhh,,, jangan salah loe. Gue gini juara satu balapan karung tingkat SD. Hahaha !”
“woiii !!! gk nyambung begok.” Kata sivia sambil menoyor kepala iel untuk yg ke2 kalinya. “ehh !! gue cabut duluan ya. Bokap gue nyuruh gue ke rumah temennya untuk nganterin document-documen penting. “
“hmm ! yaudah deh. Bye vi.” Silla melambaikan tangannya serta ikut melangkah dan pulang bersama rio. Acara ngumpul bareng mereka pun selesai dan waktunya mereka kembali kemasalah hidup mereka masing-masing di dalam keluarga.

^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^

Alvin melepas sepatu rodanya tepat sebelum sampai di depan rumah mewahnya. Ini memang kebisaan yg selalu di lakukan Alvin, baik sebelum berangkat maupun pulang sekolah dia selalu mamasang dan melepaskan sepatu rodanya sebelum sampai di perkarangan rumahnya. Kemudian Alvin menyimpan sepatu rodanya di tas dan berjalan kaki memasuki rumah megahnya sebelum ada orang yg melihatnya.
“Alvin, kenapa kamu telat pulang ?.” Tanya laki-lai paruh baya itu sambil melepaskan kaca mata bacanya.
“ada tambahan pelajaran pa. “ bohongnya dan kembali melangkah menuju kamarnya.
Hanya pertanyaan tak penting itu yg di ajukan papanya ? huh, tidak adakah pertanyaan yg lebih berarti atau jangan bertanya sekalian, dumel Alvin dalam hati sambil merebahkan tubuhnya di atas badcovernya tanpa mengganti baju terlebih dahulu.

^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^

Sivia baru saja memarkirkan mobilnya di bagasi dan setelah itu dia masuk kedalam rumah dengan langkah gontai. ‘bertemu papa lagi, huh ! males sekali.’ Dengusnya dalam hati masih sambil berjal.
“siviaaa…” panggil seseorang dengan suara beratnya. “iya pa !” balas sivia ogah-ogahan.
“papa butuh bantuan mu untuk mengantar document-document ini ke rumsh teman papa. Apa kamu mau ?” Tanya papanya tanpa tau kalau sivia sangat lelah untuk saat ini.
“iya sivia bisa pa, tapi nanti malem saja.” Kata sivia sivia sambil kembali melangkah ke dalam kamarnya.
Huh ! kenapa selalu aku yg di jadikan kacungnya, mengantar ini itu tanpa mementingkan keadaanku yg sangat lelah, kesal sivia sambil menghempaskan tubuhnya di badcovernya sama seperti yg di lakukan Alvin.

+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Malam hari, sivia sudah melajukan motornya untuk segera berangkat mengantarkan document-document penting yg di suruh papanya tadi. Di lihatanya alamat yg menjadi tujuan utamanya.
‘jln. Airlangga no. 79’ setidaknya hanya itu yg tertulis di bagian depan map coklat yg di berikan papanya.
“ini dia, huh ! ketemu juga.” Gerbang depan rumah tersebut terbuka secara otomatis dan sivia pun langsung memasukkan mobilnya kedalam halaman.
“non sivia ?” Tanya pria berbadan tegap dan kekar seperti bodyguard.
“ya.”
“oh, silahkan masuk. Nona sudah di tunggu di dalam.” Kata pria itu sopan dan menutup kembali pintu mobil sivia.
“trimakasi” sivia melangkah meninggalkan mobilnya dan mulai menjejakkan kakinya di dalam rumuh megah yg pintunya sudah terbuka secara otomatis juga.
“pokoknya sampai kapanpun kamu tidak akan pernah papa izinkan menjadi musisi, penyanyi atupun semua hal yg berhubungan dengan dunia hiburan.” Bentak pria paruh baya tersebut kepada anak laki-lakinya. Sivia yg melihat adegan itupu hanya terbelalak melihat anak laki-laki yg di bentak tadi. “perasaan aku mengenalnya.” Piker sivia sambil mengingat-ngingat laki-laki yg di bentak-bentak tadi dan.,…

_______________________BERSAMBUNG_____________________

Tidak ada komentar:

Posting Komentar